Menurut Diyanto, berkesenian itu adalah upaya-upaya untuk selalu merumuskan metafora dalam hidup. Seni membawa tujuan tertentu seperti relasi atau visi. Beliau menambahkan bahwa upaya untuk selalu berusaha merumuskan itu juga ikut meruntuhkan berbagai keyakinan yang ada sebelumnya. Kesimpulannya, apa yang kita tekuni harus juga ditambah dengan sikap atau keputusan untuk berpihak pada persoalan atau pihak tertentu. Ambiguity yang Diyanto rasakan adalah suatu peristiwa untuk menemukan proses pematangan metafora dengan membangun - menghancurkan - membangun - menghancurkan.Â
Â
Andreas Doweng Bolo menjelaskan di penghujung acara tentang bagaimana pameran ini dapat terjadi. Beliau bercerita bahwa pameran ini terpikirkan bersama Diyanto. Tema dari pameran ini adalah Kemerdekaan, Seni, Kebangsaan. Kemerdekaan sebagai sebuah peristiwa. Bagi seorang anak kemerdekaan adalah saat ia dapat beli permen dan bagi mahasiswa kemerdekaan adalah saat mahasiwa bebas dari tugas. Seni sebagai kopula atau "sama dengan" Kemerdekaan, Seni, Kebangsaan artinya adalah kemerdekaan sama dengan kebangsaan. Saat kita mengerti apa itu kemerdekaan, maka kita juga mengerti apa itu kebangsaan begitupun sebaliknya. Tujuan dari pameran ini adalah untuk memberi ruang bagi seni untuk menjadi kopula untuk kemerdekaan dan kebangsaan.
Seorang teman baru yang bernama Fani yang mengatakan bahwa ia senang dapat melihat acara seni seperti ini di lingkungan UNPAR dari karya seniman-seniman yang hebat. Fani berharap lebih banyak lagi acara yang melibatkan seniman di UNPAR agar mahasiswa dapat turut menikmati karya seni mereka.
Tibalah kita di penghujung rangkaian Peringatan Kemerdekaan UNPAR dengan Upacara Peringatan Detik-Detik Proklamasi di UNPAR tanggal 17 Agustus untuk memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia yang ke-78 tahun. Acara ini diikuti Rektor, Wakil Rektor, Dosen, Pegawai, dan Mahasiswa Universitas Katolik Parahyangan. Para mahasiswa mengikuti prosesi upacara bendera merah putih dengan bangga menggunakan jaket almamater UNPAR. Prof. Tri Basuki Joewono, Ph.D. selaku rektor UNPAR Masa Bakti 2023-2027 menjadi pembina upacara pada perayaan HUT RI 17 Agustus 2023 kemarin. Upacara tersebut juga dimeriahkan pembacaan puisi oleh mahasiswa, pemberian penghargaan pada mahasiswi berprestasi, dan para mahasiswa juga menyanyikan Lagu 17 Agustus Hari Merdeka dengan mengibarkan bendera merah putih kecil dari barisan. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H