Mohon tunggu...
Elizabeth Marcia
Elizabeth Marcia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Fakultas Hukum Semester 5

Mencoba menjadi penulis yang handal

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Peran Generasi Muda dalam Menyikapi Masa Pandemi di Indonesia

13 Desember 2021   10:20 Diperbarui: 13 Desember 2021   10:43 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada pertengahan bulan maret di tahun 2020, Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena virus covid-19. 

Wabah virus corona ini merupakan pandemic global dimana tidak hanya Indonesia saja yang terkena dampak melainkan ada beberapa negara lainnya yang terkena dampak akibat adanya wabah virus corona, misalnya Singapura, Amerika Serikat, India, Brazil, Prancis, Turki, Rusia, dan masih banyak lagi. 

Virus ini dapat menyebar melalui tiga cara, yang pertama melalui cairan atau percikan air yang keluar dari saluran pernafasan ketika seseorang batuk maupun bersin, yang kedua melalui kontak fisik dengan penderita positif covid, serta yang ketiga melalui permukaan yang terkontaminasi. 

Pemerintah dengan sigap menerapkan beberapa kebijakan baru untuk menanggulangi dan mencegah penyebaran virus covid-19. Pada tanggal 13 April 2020, Presiden Joko Widodo secara resmi menetapkan Cocid-19 sebagai bencana nasional. 

Penetapan itu dinyatakan melalui Keputusan Presiden (Keppres) Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 tentang Penetapan Bencana Non-Alam Penyebaran CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19) sebagai Bencana Nasional. 

Pemerintah dengan sigap menerapkan beberapa kebijakan baru untuk menanggulangi dan mencegah penyebaran virus covid-19. 

Salah satu langkah cepat yang diambil pemerintah untuk menanggulangi virus ini adalah dengan membatasi ruang gerak masyarakat di fasilitas umum. 

Tidak terkecuali pada sarana pendidikan pun terkena imbasnya. Sejak setahun terakhir kegiatan belajar mengajar di Indonesia dilakukan secara daring dan tidak ada pembelajaran secara langsung atau tatap muka demi mengurangi penyebaran covid-19.

Dampak dari pembatasan ruang gerak masyarakat ini menyebabkan semua orang harus memutar otak agar tetap bisa melakukan kegiatannya meskipun dalam keadaan pandemi. 

Dari sinilah peran para pemuda bangsa sangat diperlukan, terutama para pelajar. Ketika pandemi Covid-19 melanda Indonesia, peran pemuda dalam membantu masyarakat cukup besar. 

Bisa kita bilang bahwa pemuda bukan saja berperan dalam membantu masyarakat akibat pandemi, melainkan juga melakukan perlawanan terhadap pandemi itu sendiri.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekonologi (Mendikbudristek) melihat sepak terjang pemuda di lapangan dan melalui berbagai pemberitaan di media - media utama, setidaknya terdapat empat peran yang dilakukan pemuda dalam melawan pandemi Covid-19. 

Pertama, Menjadi Promotor Prokes, melalui  kegiatan  di lembaga - lembaga pendidikan, di lingkungan masyarakat atau melalui jaringan media sosial, para pemuda kerap mempromosikan protokol kesehatan (prokes), terutama Gerakan 3M (Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menggunakan masker). 

Saat ini mempromosikan prokes mungkin sudah dianggap sebagai hal yang biasa saja, namun pada awal - awal pandemi muncul, promosi prokes sangat diperlukan oleh masyarakat sebagai bentuk sosialisasi dan edukasi untuk menjaga kesehatan dan memutus rantai penyebaran Covid-19.

Kedua, Melakukan Penggalangan Dana, ketika    pandemi    muncul,    masyarakat membutuhkan berbagai alat kesehatan yang berkaitan dengan Covid-19. 

Masyarakat juga membutuhkan saluran bantuan pangan, terutama ketika melakukan isolasi mandiri atau saat Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pemuda berinisiatif membantu secara bergotong royong untuk melakukan penggalangan dana. 

Penggalangan dana dilakukan melalui jaringan desa, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, atau secara online. Melalui situs kitabisa.com misalnya, secara bergotong royong dana terkumpul hingga Rp 170,5 miliar. 

Dana tersebut digunakan untuk pembelian Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga kesehatan, pengadaan fasilitas penunjang rumah  sakit, test kit, bantuan  pangan,  serta safety kit untuk masyarakat  yang rentan.

Ketiga, Menciptakan Inovasi Baru, sebagai   bagian   dari   bangsa   dan   kelompok masyarakat yang melek teknologi, pemuda juga ikut turun tangan langsung dalam menciptakan berbagai inovasi teknologi terkait Covid-19. 

Dalam bidang kesehatan misalnya,  para  pemuda  telah  menciptakan face shield yang dikembangkan  oleh mahasiswa  Universitas   Sebelas   Maret    (UNS), hand sanitizer moringa yang dikembangkan oleh mahasiswa Universitas Tadulako (Untad), robot sterilisasi virus Covid-19 yang dikembangkan oleh mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), layanan konsultasi psikologi online yang dikembangkan oleh mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November, dan lain - lain. 

Berbagai inovasi teknologi tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat, baik untuk melakukan deteksi, pencegahan hingga pendampingan psikologis.

Keempat, Menangkal Hoaks Covid-19, merebaknya   Covid-19   serta   merta   membuat media banjir informasi mengenai segala hal yang berkaitan dengan Covid-19. 

Namun sebagian informasi terbukti palsu. Informasi - informasi palsu itu disebut dengan istilah hoaks. Menurut laporan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), sejak awal merebaknya pandemi hingga bulan April 2021 telah terdapat 1.733 hoaks Covid-19. Hoaks tersebut mencakup berbagai konteks, seperti hoaks tentang vaksin, teori konspirasi, pengobatan alternatif, dan lain - lain. 

Persebaran hoaks telah memunculkan meresahkan di tengah masyarakat yang sedang membutuhkan informasi akurat. Para pemuda tidak tinggal diam. Maka melalui berbagai medium, pemuda mulai mengkampanyekan gerakan anti hoaks, seperti yang dilakukan oleh Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo). 

Tujuan dari gerakan anti hoaks tersebut adalah untuk menciptakan kenyamanan, meminimalisir keresahan massa, dan menetralisir penyesatan informasi.

Berdasarkan hasil dari artikel diatas, dengan masuknya pandemi virus Covid-19 ke Indonesia, hal ini memberikan begitu banyak dampak yang dapat dirasakan oleh banyak orang, baik dalam hal kesehatan, pekerjaan, maupun pendidikan. 

Pemerintah memberikan anjuran kepada seluruh masyarakat untuk stay at home dan physical and social distancing, meskipun kebijakan tersebut dikeluarkan oleh pemerintah, namun tetap tidak semua orang bisa ataupun mau mematuhinya. 

Dengan adanya peran dari para pemuda untuk ikut andil dalam menanggulangi pandemi Covid-19 tentu sangat membantu, sehingga semakin banyak masyarakat yang mematuhi protokol kesehatan. 

Kesadaran diri sendiri merupakan hal yang utama untuk setiap pribadi masing – masing, namun tidak menutup kemungkinan bahwa diperlukan himbauan dari generasi muda untuk mengingatkan masyarakat akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun