Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Tekonologi (Mendikbudristek) melihat sepak terjang pemuda di lapangan dan melalui berbagai pemberitaan di media - media utama, setidaknya terdapat empat peran yang dilakukan pemuda dalam melawan pandemi Covid-19.Â
Pertama, Menjadi Promotor Prokes, melalui  kegiatan  di lembaga - lembaga pendidikan, di lingkungan masyarakat atau melalui jaringan media sosial, para pemuda kerap mempromosikan protokol kesehatan (prokes), terutama Gerakan 3M (Mencuci tangan, Menjaga jarak, Menggunakan masker).Â
Saat ini mempromosikan prokes mungkin sudah dianggap sebagai hal yang biasa saja, namun pada awal - awal pandemi muncul, promosi prokes sangat diperlukan oleh masyarakat sebagai bentuk sosialisasi dan edukasi untuk menjaga kesehatan dan memutus rantai penyebaran Covid-19.
Kedua, Melakukan Penggalangan Dana, ketika   pandemi   muncul,   masyarakat membutuhkan berbagai alat kesehatan yang berkaitan dengan Covid-19.Â
Masyarakat juga membutuhkan saluran bantuan pangan, terutama ketika melakukan isolasi mandiri atau saat Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Pemuda berinisiatif membantu secara bergotong royong untuk melakukan penggalangan dana.Â
Penggalangan dana dilakukan melalui jaringan desa, lembaga pendidikan, organisasi masyarakat, atau secara online. Melalui situs kitabisa.com misalnya, secara bergotong royong dana terkumpul hingga Rp 170,5 miliar.Â
Dana tersebut digunakan untuk pembelian Alat Pelindung Diri (APD) untuk tenaga kesehatan, pengadaan fasilitas penunjang rumah  sakit, test kit, bantuan  pangan,  serta safety kit untuk masyarakat  yang rentan.
Ketiga, Menciptakan Inovasi Baru, sebagai  bagian  dari  bangsa  dan  kelompok masyarakat yang melek teknologi, pemuda juga ikut turun tangan langsung dalam menciptakan berbagai inovasi teknologi terkait Covid-19.Â
Dalam bidang kesehatan misalnya,  para  pemuda  telah  menciptakan face shield yang dikembangkan  oleh mahasiswa  Universitas  Sebelas  Maret   (UNS), hand sanitizer moringa yang dikembangkan oleh mahasiswa Universitas Tadulako (Untad), robot sterilisasi virus Covid-19 yang dikembangkan oleh mahasiswa Universitas Brawijaya (UB), layanan konsultasi psikologi online yang dikembangkan oleh mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November, dan lain - lain.Â
Berbagai inovasi teknologi tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat, baik untuk melakukan deteksi, pencegahan hingga pendampingan psikologis.
Keempat, Menangkal Hoaks Covid-19, merebaknya  Covid-19  serta  merta  membuat media banjir informasi mengenai segala hal yang berkaitan dengan Covid-19.Â