Mohon tunggu...
Elizabeth MeylianaTambunan
Elizabeth MeylianaTambunan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UAJY 2022

Beyond Imagination

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Naksir si Dia? Pahami dulu Teori Komunikasi yang Satu Ini!

26 September 2023   17:12 Diperbarui: 26 September 2023   17:20 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tom (Joseph Gordon-Levitt) dan Summer (Zooey Deschanel) dalam film 500 Days of Summer (2009). Sumber: hdwallpaper.nu

Atraksi berasal dari bahasa Latin “attrahere” yang terdiri dari dua suku kata, ad yang artinya menuju dan trahere yang artinya menarik. Rakhmat (2007) menyatakan bahwa atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif, dan daya tarik seseorang. 

Brehm dan Kassin (dalam Dayaksini, 2009) mengatakan bahwa daya tarik interpersonal merujuk secara khusus pada keinginan seseorang untuk mendekati orang lain, sedangkan Brigham (dalam Dayaksini, 2009) mendefinisikan daya tarik interpersonal adalah tendensi untuk menilai seseorang atau suatu kelompok secara positif untuk mendekatinya dan untuk berperilaku secara positif padanya. 

Selain itu, Berscheid dan Walster (1978) mengutarakan bahwa atraksi interpersonal adalah kecenderungan seseorang untuk menilai orang lain atau simbol yang dimiliki secara positif maupun negatif. Secara garis besar, teori Atraksi dalam komunikasi interpersonal adalah perilaku di mana individu membentuk atau membangun hubungan dengan individu lainnya yang mereka anggap atraktif atau memiliki daya tarik.

Banyak faktor yang mempengaruhi atraksi atau daya tarik seseorang. Untuk itu, sangat penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara hubungan di dunia maya (online) dan hubungan secara langsung (tatap muka). Daya tarik seseorang di dalam hubungan online tergantung pada pesan, foto, video, unggahan sosial media, atau selera humor. 

Sedangkan hubungan tatap muka seringkali lebih berfokus pada penampilan fisik dan sifat atau perilaku. Beberapa faktor pemengaruh atraksi (daya tarik) akan dijelaskan di bawah ini.

1. Kesamaan (Similarity)

Umumnya, orang-orang akan menyukai orang lain yang memiliki kesamaan dalam hal kebangsaan, ras, kemampuan, karakter fisik, kecerdasan, dan sikap (Pornpitakpan, 2003). 

Riset menyatakan bahwa orang akan lebih sering membantu seseorang yang ras, sikap, atau penampilannya sama dengan kita. Bahkan, nama depan yang sama atau asal kota yang sama sangat signifikan dalam membentuk daya tarik (Wyer, 2012). 

Terdapat beberapa jenis kesamaan yang berkaitan dengan daya tarik, yaitu kesamaan sikap, kesamaan kepribadian, kesamaan karakter fisik, kesamaan pendidikan dan kecerdasan, serta ciri-sosial lain seperti latar belakang keluarga, agama, dan hobi.

Dalam sebuah hubungan, kita akan resah jika orang yang kita sukai membenci apa yang kita suka, atau menyukai apa yang kita benci. Namun terkadang, orang juga tertarik kepada seseorang berbanding terbalik dengan mereka, dalam sebuah pola yang disebut complementary atau saling melengkapi. 

Sebagai contoh, orang yang dominan lebih tertarik pada orang yang submisif, namun umumnya orang akan lebih menyukai seseorang yang sama dalam hal yang dijelaskan di atas.

2. Kedekatan (Proximity)

Jika kita melihat-lihat orang yang atraktif, kita mungkin menyadari bahwa mereka adalah orang-orang yang dekat dengan kita, baik yang tinggal ataupun bekerja dekat dengan kita. 

Hubungan pertemanan atau persahabatan pastinya memiliki kesempatan yang jauh lebih besar untuk berinteraksi satu sama lain. Hubungan kita dengan orang lain tergantung pada seberapa dekat kita dengan orang tersebut. Newcomb (dalam Berscheid & Walster, 1978) menyatakan bahwa kedekatan lebih menghasilkan perasaan suka karena cenderung memberikan informasi yang menyenangkan.

Kedekatan, dalam hal ini kedekatan secara fisik merupakan tahap yang paling penting dalam proses interaksi. Kedekatan juga memunculkan kebersamaan karena intensitas bertemu yang tinggi juga akan menumbuhkan rasa suka. 

Sebagai contoh, di hari pertama kita kuliah, kita akan mencoba mendekati seseorang dan mencoba untuk berinteraksi. Di sini, kedekatan memiliki pengaruh penting dalam membangun atraksi atau daya tarik.

3. Bantuan atau Penguatan (Reinforcement)

Faktor ini menyatakan bahwa kita akan lebih menyukai seseorang yang memberikan bantuan dan penguatan pada kita. Bantuan tersebut dapat berupa dorongan moral, pujian, hadiah, atau hal-hal lain yang dapat meningkatkan rasa percaya diri kita. 

Byrne and Clore (dalam Berscheid & Walster, 1978) mengungkapkan bahwa sebagian besar stimulus dapat diidentifikasikan sebagai hadiah dan hukuman. Jika seseorang melihat atraksi yang lebih condong ke faktor reinforcement ini, maka dalam situasi tertentu kita akan menyesuaikan perilaku kita dengan cara memiliki rasa percaya bahwa orang yang kita sukai sepadan dengan usaha yang kita berikan.

4. Daya Tarik Fisik dan Kepribadian

Sudah menjadi pernyataan umum bahwa orang akan menyukai seseorang yang menarik secara fisik. Berdasarkan stereotip yang populer, laki-laki lebih memperhatikan daya tarik fisik daripada perempuan. 

Dalam sebuah studi, laki-laki dan perempuan heteroseksual dites dan hasilnya 92% laki-laki menginginkan pasangan yang menarik secara fisik (good looking), sedangkan perempuan memperoleh 84%. Hasil lain yang diperoleh adalah 80% laki-laki menginginkan pasangan dengan tubuh yang ramping, sedangkan perempuan hanya 58% (Dean, 2017; Fales, et al., 2016).

Kasus dalam kehidupan sehari-hari adalah ketika siswa yang menarik secara fisik mendapatkan nilai lebih tinggi daripada siswa yang kurang menarik dan orang yang lebih menarik secara fisik juga mendapatkan gaji yang lebih tinggi daripada rekan mereka yang kurang menarik (Gordon, Crosnoe, & Wang, 2014). 

Persepsi dari daya tarik fisik juga dipengaruhi oleh teman dari seorang individu. Misalnya kita memiliki teman yang atraktif, kita juga akan dipandang atraktif (Walther, dkk, 2008). 

Walaupun budaya memengaruhi mindset orang tentang daya tarik fisik, beberapa riset menunjukkan bahwa ada fitur wajah tertentu yang dipandang atraktif di semua budaya atau dalam kata lain disebut daya tarik (atraksi) universal (Brody, 1994).

Selain daya tarik fisik, orang juga akan menyukai seseorang dengan kepribadian yang menyenangkan. Jika seseorang memiliki daya tarik fisik, namun ternyata sombong dan temperamental, orang-orang tidak akan menyukainya. 

Rasa percaya diri dapat melengkapi penampilan. Sebagai contoh, jika kita tidak percaya diri dalam mempresentasikan sesuatu, audiens tidak akan mendengarkan kita. Seseorang yang memiliki gairah dan ambisi dalam melakukan sesuatu yang ia suka juga akan dipandang atraktif oleh orang lain.

Dibandingkan dengan daya tarik fisik, kepribadian akan bertahan dalam waktu yang lama. Rambut akan memutih, tubuh mungkin bertambah gemuk atau kurus, postur menjadi pendek atau bertambah tinggi, tetapi kepribadian akan terus sama. Orang akan mencari pasangan hidup yang memiliki kepribadian yang baik dan menyenangkan agar hubungan dapat bertahan lama.

5. Status Sosial Ekonomi dan Pendidikan

Riset menyatakan bahwa wanita menggoda di internet dengan menekankan atribut fisik mereka, sedangkan pria menekankan pada status sosial ekonomi mereka (Whitty, 2003b). 

Ada opini menarik bahwa laki-laki memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menjalin hubungan romantis dengan perempuan yang status sosial ekonominya lebih rendah daripada mereka. Lebih jauh lagi, beberapa laki-laki melihat perempuan dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi kurang disukai dan kurang setia, dan akibatnya melihat kemungkinan hubungan romantis dengan perempuan seperti itu lebih kecil (Greitemeyer, 2007).

6. Rasa Suka yang Timbal Balik (Reciprocity of Liking)

Penelitian yang dilakukan oleh Newcomb, Mette & Aronson (dalam Berscheid & Walster, 1978), menunjukkan adanya tendensi bahwa individu akan merasa tertarik pada orang yang menyukainya. Kesukaan atau rasa suka yang timbal balik dapat dilihat di beberapa kondisi. Kita lebih suka membangun hubungan dengan orang yang memiliki rasa yang sama dengan kita. 

Contohnya dalam berteman, kita akan berharap teman kita memperlakukan kita sebagaimana kita memperlakukan mereka, misalnya saat dia ulang tahun kita memberikan dia hadiah, dan di hari ulang tahun kita, kita juga berharap dia memberikan hadiah kepada kita. Atau dalam hubungan pacaran, kita berharap pacar kita memberikan usaha atau effort yang sama dengan effort kita.

Ada hal penting yang harus dipahami. Meskipun kita menyukai orang yang menyukai kita, hal ini paling terlihat ketika rasa suka itu terasa unik, karena disukai oleh seseorang yang menyukai semua orang tidaklah semenarik itu. 

Dalam studi kencan cepat (Eastwick et al., 2007), meskipun disukai secara unik oleh orang lain itu bagus, orang yang menyukai semua orang yang mereka temui atau sering disebut 'friendly', tidak begitu disukai oleh orang lain. Misalnya, mendapatkan komentar positif di Instagram oleh seseorang yang kita sukai mungkin terasa menyenangkan dan membuat kita semakin menyukainya, sampai kita menyadari bahwa ternyata mereka juga memberikan komentar di 20 unggahan lain dalam 1 jam terakhir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun