Mereka diciptakan agar kamu dapat mengetahui pentingnya peran mereka dalam membentuk kamu menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Membuat kamu tersadar tentang pentingnya menghargai waktu. Menghargai segala hal yang tercipta pada waktu tersebut yang tak akan terulang kembali.
Dan mengenai kamu yang merasa bahwa hanya ada dirimu sendiri yang ada pada saat terendah mu, menurutku itu adalah cara pandang yang salah. Sebenarnya kamu tidak sendiri saat itu. Kalau kamu mengamati dari sudut pandang positif, kamu tidak sendiri.
Setidaknya kalau kamu benar-benar merasa sendiri kamu bisa menatap langit, milyaran bintang sedang berada di titik nya masing-masing. Mereka sedang berputar pada porosnya sendiri-sendiri. Kalau dipikir-pikir hal tersebut sungguh hebat bukan ? Bintang-bintang tersebut ada bukan tanpa alasan.
Mereka ada karena ada yang menciptakan. Tuhan menciptakan bintang-bintang tersebut dengan begitu indahnya, dan aku selalu yakin kalau tuhan pasti juga bisa menemani kita di masa-masa terburuk kita seperti halnya tuhan membuat dan menjaga bintang-bintang tetap menyala terang agar dapat menerangi gelapnya malam.
Jadi Nad, mulai dari sekarang kamu harus bisa biasain dirimu buat berbaur sama temen-temen yaa.. seenggaknya kalo kamu gak mau nyeritain masalah kamu, kita bisa jadi tempat buat ngelupain masalahmu,” Feirin benar-benar mengatakan hal tersebut dengan nada yang cukup serius.
“Iya Fei aku akan coba .. Makasih banyak yaa udah mau ndengerin celotehan ku dan makasih sekali lagi udah mau ngasih saran yang bener-bener ngebangun banget. Rasanya bener-bener lega banget, ternyata masih ada orang yang mau jadiin aku sebagai temannya. Makasih banyak ya Fei,” Nadira tersadar bahwa ia seharusnya tidak boleh bersikap terlalu tertutup untuk orang lain.
“Sama-sama Nad, hehe aku tadi kayak sok-sokan gitu nggak sih kesannya ?” Feirin terkikik karena mengingat bagaimana dia berbicara cukup panjang pada Nadira dengan kalimat yang bahkan ia tidak tau kalo dirinya dapat mengatakan hal-hal semacam itu.
“Hehe gapapa Fei, aku sebenernya tadi juga agak kaget. Kok bisa ya Fei ngomong kayak gitu ? tapi tadi jujur aja kalo apa yang kamu katain bener Feii,” ucap Nadira sambil mengangkat kedua jempolnya yang berarti ia sangat setuju dengan perkataan Feirin.
“Mungkin karena aku baru kesambet kali ya Nad, yaudah kamu udah selesai kan ? yok kita langsung ke kelas ajaa,” ajak Feirin kepada Nadira.
“Ayokk, t-tapi ini gapapa kan,” Nadira sepertinya masih takut menghadapi bagaimana reaksi teman sekelasnya pada saat ia memasuki kelas nanti.
“Ehh gapapa bangett Nad, yokk langsung ke kelas aja,” Feirin langsung menarik lengan Nadira, memastikan semuanya akan baik-baik saja.