Dalam hati tersirat, untuk menyatakan perasaanku pada dia. Aku ingin menatapnya lalu berkata "mas, I love you" tapi rasanya tidak mungkin, ketika aku ingat, ia pernah bercerita bahwa ia dijodohkan dengan wanita pilihan orang tuanya. Ketika mengingat itu, hatiku seolah hancur, namun tetap harus terlihat kuat di depannya. Dan seolah hatiku baik-baik saja.
Aku ingin meninta pada sang khalik, agar "mas gondrong" menjadi jodohku. Tapi rasanya terlalu lancang, jika aku mendikte Tuhan. Meski singkat, namun aku bersyukur mas gondrong menjadi pelangi sesaatku, pelangi yang hadir saat duniaku sedang hujan. Pelangi yang menemaniku, sebelum mentari datang menggantikannya. Pelangi yang mengajarkan ku apa itu cinta, pelangi yang memberi tahuku bahwa tidak perlu cinta untuk bisa merindu. Mas, I love you! Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H