Refleksi,Â
Kebahagian dalam air mata mengandung janji dan memiliki makna luas baik dalam susah maupun duka perlu memperbaiki diri setiap saat.Â
Terlalu cepat orang-orang yang saya dan cintai, namun mereka harus pergi untuk selamanya, ada duka dan tawa mewarnai kehidupan silih berganti di genggam erat karena Tuhan beserta kita.
Jangan takut dan gentar terhadap malam yang menakutkan, siang yang membakar, hidup yang sulit dikendalikan karena tekan ekonomi dan situasi mendesak.
Matthew 5:4
Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan dihibur.
Saya menerima surel dari seorang pemuda di Inggris, yang menerangkan bahwa ayahnya, baru berumur enam puluh tiga tahun, sedang sekarat dan kini terbaring kritis di rumah sakit.
Meski kami belum pernah bertemu, pekerjaan saya dan ayahnya ternyata sering berkaitan.
Karena ingin menghibur sang ayah, pemuda itu meminta saya mengirimkan video berisi doa dan dorongan semangat.
Saya sangat tersentuh dan akhirnya merekam pesan singkat serta doa untuk kesembuhannya lewat rekaman video, untuk menguatkan iman percayanya kepada Tuhan Yesus.
Saya diberi tahu bahwa ayahnya menonton video tersebut dan sempat menyatakan rasa terima kasih dengan mengacungkan jempolnya.
Sayangnya, beberapa hari kemudian, saya menerima surel berikutnya yang mengabarkan bahwa beliau telah meninggal dunia. Beliau menghembuskan napas terakhir sambil menggenggam tangan sang istri.
Hati saya hancur, air mata mengalir.
Betapa besarnya kehilangan yang dirasakan oleh keluarga.
Terlalu cepat mereka kehilangan seorang suami dan ayah.
Namun, sungguh mengejutkan mendengar Yesus berkata bahwa justru orang-orang yang berduka itulah yang berbahagia. "Berbahagialah orang yang berdukacita," (Matius 5:4).
Yesus tidak mengatakan bahwa penderitaan dan dukacita itu baik, melainkan bahwa belas kasihan dan kebaikan Allah dicurahkan ke atas mereka yang paling membutuhkannya.
Mereka yang diliputi rasa duka karena kematian atau bahkan karena dosa mereka sendiri adalah yang paling membutuhkan perhatian dan penghiburan Allah.
Kepada merekalah Yesus berjanji, "mereka akan dihibur" (ayat 4).
Allah menghampiri kita, anak-anak-Nya yang terkasih, "Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah" (ayat 9).
Dia menghadirkan kebahagiaan dalam air mata kita.
Kita patut bersyukur jika ada saudara atau relasi kita yang meninggal di dalam Kristus, artinya mereka sudah percaya Tuhan Yesus sebagai Juru Selamatnya sebelum meninggal dunia, karena sudah ada jaminan KESELAMATAN untuk hidup kekal di Surga. Ada air mata kebahagiaan bila melihat mereka meninggal sudah percaya Kristus.Â
Inilah yang menjadi tugas kita untuk memberitakan Kabar Suka Cita tentang KESELAMATAN di dalam Tuhan Yesus Kristus kepada mereka yang belum percaya, karena umur kita di tangan Tuhan, kita tidak pernah tahu kapan kita dipanggil pulang ke Surga (khusus bagi yang percaya Tuhan Yesus Kristus)
Surabaya, 15 Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H