Kemanakah Roh Anda Setelah Kematian?Â
Apakah ada yang mengetahui sorga dan neraka itu terletak di bumi atau di sorga, karena belum ada penelitian secara mendalam dan ilmiah tentang kerajaan sorga.
Kematian bagaikan bekal mutiara-mutiara pada Sang pemilik Cinta, sebagai gambar dan wujud kemahkuasahan Tuhan yang Esa. Jika hati tertuju hanya pada manusia, maka kecewa, sakit hati, dan terlu dalam hati. Tetapi ketika fokus kita tertuju pada Tuhan, maka cinta laksana rajawali Allah akan kabulkan.
Cinta dan sayang memang kebutuhan umat yang terkasih, namun tak seorangpun mampu merubah keadaan dalam bentuk apapun, kecuali Tuhan yang menentukan arah hidup.
Manusia hanya mampu mengikuti derasnya lautan, tetapi tak mampu membendung sehingga Tuhanlah yang menjadi juru kemudi, entah telah tenggelam ataupun tidak, tak seorang pun yang mampu memahami dan menyelami rencana Allah.Â
Sebagai manusia yang terbatas, dan memiliki kekurangan baik rohani maupun jasmani, tentu menjadi beban hidup. Karena ketika kita diberikan sayap untuk terbang, melambung tinggi melintasi langit biru, akan terobos hingga melewati kemampuan dan logika.
Akankah ada yang mampu melakukannya atau menggukur tingginya langit, luasnya samudra, begitu juga manusia berdosa tak mampu mengetahui hati Tuhan yang begitu peduli pada Umat-Nya.
Begitu juga manusia hatinya berdosa yang hidup dalam godaan dan gejolaknya dunia membuat kita lelah, dan waspada selalu, persoalan membuat hidup menjadikan seseorang dewasa dalam menghadapi situasi sengit dan silih berganti, tetapi percayalah sepenuhnya pada Allah yang memiliki langit dan bumi.
Setiap jalan yang dipilih, ditempuh, serta disetiap langkah selalu ada jalan keluarnya. Susah dan dukanya terjadi atas seijin Tuhan. Jika suatu saat nanti kita menghadap Tuhan dalam keadaan dan wujud ilahi Allah. Oleh sebab itu, kosongkan pikiran yang dikuasai dunia agar kelak berguna bagi sesama.
Karena kerajaan sorga bukan masalah susah atau senang, sakit atau sehat, bahagia atau tidak, sepi atau ramai yang kita rindukan saat ini adalah bagaimana kita tetap bersukacita dan bahagia selalu saat mengikuti Tuhan. Sehingga Roh Tuhan yang menuntun menghibur selalu sehingga membuat kita semakin rindu akan hadirat-Nya.
Sebab kita hanya manusia biasa yang memiliki kekurangan dan merasakan sakit, sedih, sukacita, duka, tapi hanya sekedar saja, sebab matipun kita tidak ketahui hal itu secara pasti.Â
Agar kelak namamu akan terukir dalam sanubari, saling mendoakan selama kita hidup, walaupun di dunia hidup bersama dalam wujud nyata sehingga salin mengenal. Tetapi tak akan berjumpa dalam bentuk dan tubuh Ilahi yang tidak saling mengenal menurut eskatologi. Karena di sebarang sana tidak ada air mata dan kelaparan menurut agama-agama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H