Mohon tunggu...
Elison Manisa
Elison Manisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Jadikan pendidikan sebagai tools untuk membangun diri dan sesama.
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Hidup adalah perjuangan, selama nafas belum berhenti tetap belajar untuk menjadi inspirasi bagi dunia.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Masih Antara Aroma dan Rasa Kopi

29 Juli 2021   21:46 Diperbarui: 29 Juli 2021   22:23 114
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada umumnya masyarakat Indonesia pemikat kopi hitam dengan citra rasa, namun berbeda dengan kulit warna kopi yang kombinasi antara merah dan kuning. 

 Beberapa kali saya menjumpai kopi yang awalnya warna hijau, biasanya setelah menguning akan menjadi warna merah. Tetapi kali ini, saya jumpai warna  kulit kopi menjadi kuning setelah siap dipanennya.

Entah ini faktor tanah atau karena ada dampak penyakit,  tahun sebelumnya saya jumpai kopi berawal berbunga, berbuah, hingga siap menguning, setalah kopi tersebut dipanen, sebulan kemudian saya membersihkan kebun ternyata kopi tersebut sudah kering dan tidak  memberi buah.

Apalah daya tangan tak sampai untuk meraih mimpi dengan beberapa hasil komoditi yang kami miliki, karena tahun ini harus gagal panen, baik kemiri, kopi, pinang, vanili, hasil bumi lainnya. Akibat angin Seroja yang merusak hasilnya bumi.

Tetapi perjuangan saya belum berakhir, selama ada covid-19 justru mengantarkan saya untuk bertani dan memulai hal yang baru, kelak akan ada masa yang lebih berat dari apa yang di hadapi dunia sekarang.

Inilah kopiku, alasan aku memilih-nya, telah memberikan sejuta warna dalam hatiku, tatkala aku bersamamu secangkir kopi.

Menikmati secangkir kopi di senja hari, mengantarkan terbenam matahariku. Ada rasa sayang dikala itu, seperti kopi tanpa gula, sayang tanpa cinta, berkorban tanpa mengasihi, mengasihi tanpa berkorban.

secangkir kopi Torabika memberikan aroma cinta yang tulus, karena pahit kopinya terasa, seperti jari tanpa cin-cin.

Pertanian dan perkebunan memberikan dampak positif bagi petani, dimasa pandemi covid-19. Sangat beruntung menjadi petani unggul. Tetap memiliki target penjualan kedepannya, karena pasar menuntut kita menjadi manusia yang antusias.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun