Mohon tunggu...
Elisa DeboraYunita
Elisa DeboraYunita Mohon Tunggu... Editor - Mahasiswi

NIM: 43223110031| Program Studi: Strata Akuntansi Fakultas: Ekonomi dan Bisnis | Universitas: Mercu Buana | Pendidikan Anti Korupsi dan Etik Umb | Dosen Pengampu : Prof.Dr.Apollo, M.Si., AK.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

TB 2 - Kebatinan Mangkunegara IV Pada Upaya Pencegahan Korupsi dan Transformasi Memimpin Diri Sendiri

21 November 2024   07:27 Diperbarui: 21 November 2024   07:27 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketiga martabat ini saling mendukung. Wiryo memberikan landasan moral yang kokoh, arto menyediakan sumber daya untuk mencapai tujuan dan kesejahteraan, sedangkan winasis memberikan kecerdasan untuk berpikir dan bertindak bijak. Ketiganya diperlukan agar seseorang dapat hidup dengan seimbang dan dihormati dalam masyarakat.

Lakon Wayang atau Serat Tripama/Tripomo adalah karya sastra Jawa yang berisi ajaran tentang nilai-nilai kehidupan yang diambil dari cerita wayang. Dalam Serat Tripama, ada penggambaran tentang 3 Ksatria Keteladanan Utama, yang menunjukkan karakter-karakter ideal bagi seorang pemimpin atau pahlawan dalam masyarakat. Lakon Wayang atau pada Serat TRIPAMA/TRIPOMOatau 3 Ksatria Keteladanan Utama :

  • Bambang Sumantri, atau Patih Suwanda, menggambarkan tekad yang kuat dan semangat untuk meraih kesuksesan, meskipun harus menghadapi tantangan besar dari adiknya, Sukrosono, seorang raksasa. Kumbakarna, adik dari Rahwana, terkenal karena kecintaannya terhadap tanah air dan kesetiaannya pada negaranya, walaupun ia terlibat dalam peperangan. Adipati Karna, yang merupakan anak buangan Kunti, dikenal karena kesetiaan dan keteguhannya dalam menepati janji, meskipun akhirnya gugur di tangan saudaranya, Arjuna.
  • Kumbakarna adalah adik dari Rahwana dalam cerita Ramayana, yang memiliki cinta yang mendalam terhadap tanah air. Kumbakarna dikenal bukan hanya karena kekuatannya, tetapi juga karena kesetiaannya dalam melindungi negaranya. Meskipun terlibat dalam perang, Kumbakarna tetap berjuang untuk pertahanan dan kehormatan tanah airnya, tidak untuk kepentingan pribadi atau ambisi kekuasaan, dan mencerminkan nilai kesetiaan kepada negara.
  • Adipati Karna, pahlawan tragis dalam Mahabharata, meskipun dilahirkan di luar pernikahan dan dibuang, tetap menunjukkan kesetiaan, keteguhan, dan komitmen pada janjinya. Ia setia pada Duryodhana, sahabatnya, meskipun tahu bahwa ia adalah saudara dari Pandawa. Karna tetap berpegang pada prinsipnya, bahkan ketika akhirnya tewas di tangan Arjuna, saudaranya, menjadi simbol kesetiaan dan keteguhan dalam menghadapi takdir tragis.

Daftar Pustaka 

Rizal Amril Yahya (2022). Isi Serat Wedhatama Bahasa Jawa dan Artinya Bahasa Indonesia. https://tirto.id/isi-serat-wedhatama-bahasa-jawa-dan-artinya-dalam-bahasa-indonesia-gjEw

Ronald Seger Prabowo (2023). Sejarah Raja Mangkunegara IV, Sosok Raja Modernis yang Peduli Budaya Jawa. https://surakarta.suara.com/read/2023/11/29/183908/sejarah-raja-mangkunegara-iv-sosok-raja-modernis-yang-peduli-budaya-jawa

Emy Nur Issae Fitri (2015). Ajaran Kepemimpinan asta Brata Dalam Serat Rama Karya  R.NG.YASADIPURA. https://r.search.yahoo.com/_ylt=AwrKAS8aej5nphsORp33RQx.;_ylu=Y29sbwMEcG9zAzIEdnRpZAMEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1732176539/RO=10/RU=https%3a%2f%2fdigilib.uns.ac.id%2fdokumen%2fdownload%2f50513%2fMjA1MDYw%2fAjaran-kepemimpinan-asthabrata-dalam-serat-rama-karya-rngyasadipura-Kajian-Estetika-Resepsi-Berdasarkan-Horizon-Harapan-Robert-Jauss-abstrak.pdf/RK=2/RS=3gtxapj0k2.IlbLgnCSMhBZSBts-

Mangkunegara IV. Serat Wedhatama. (Mengajarkan etika dan moralitas kepemimpinan, termasuk prinsip "Eling lan Waspada," "Awya Mematuh Nalutuh," dan "Bangkit Ajur-Ajer," yang berfokus pada kesadaran, kewaspadaan, dan kemampuan pemimpin untuk pulih setelah kegagalan).

Rangkuti, H. M. (Ed.). Kepemimpinan dalam Perspektif Jawa: Filsafat dan Praktik. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2005. 

Sulistyanto, A. S. Kepemimpinan yang Beretika dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar, 2010. 

Kurniawan, B. Kepemimpinan yang Beretika: Pemimpin Jawa dalam Kearifan Tradisional. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia, 2018. 

Santo (2023). Serat Wedhatama adalah: Pengertian, urutan dan isinya. https://www.detik.com/jateng/budaya/d-6821049/serat-wedhatama-adalah-pengertian-urutan-dan-isinya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun