Mohon tunggu...
Elisa Sofia
Elisa Sofia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa universitas lambung mangkurat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kuesioner kepada Masyarakat di Daerah Kecamatan Alalak Kabupaten Barito Kuala tentang Pemanfaatan Lahan Basah

10 Oktober 2024   01:38 Diperbarui: 10 Oktober 2024   02:08 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nama : Elisa Sofia 

Nim : 2410416320021

Kelas : B 

Mata Kuliah : Pengantar Lingkungan Lahan Basah

Dosen Pengampu : Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si., M.Si.

Program Studi : S1 Geografi

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Lambung Mangkurat

 

Kuesioner Kepada Masyarakat Di Daerah Kecamatan Alalak 

Kabupaten Barito Kuala Tentang Pemanfaatan Lahan Basah Yang Ada di daerah Tersebut.

A.PENDAHULUAN

Lahan basah merupakan salah satu wilayah terbesar di permukaan bumi. Lahan basah atau wetland adalah wilayah-wilayah di mana tanahnya jenuh dengan air, baik bersifat permanen (menetap) atau musiman. Wilayah-wilayah itu sebagian atau seluruhnya kadang-kadang tergenangi oleh lapisan air yang dangkal. Digolongkan ke dalam lahan basah ini, di antaranya adalah rawa-rawa (termasuk rawa bakau), payau, dan gambut. Air yang menggenangi lahan basah dapat tergolong ke dalam air tawar, payau, atau asin.

Berbeda dengan perairan, lahan basah umumnya bercirikan tinggi muka air yang dangkal, dekat dengan permukaan tanah, dan memiliki jenis tumbuhan yang khas. Berdasarkan sifat dan ciri-cirinya tersebut, lahan basah kerap disebut juga sebagai wilayah peralihan antara daratan dan perairan. Baik sebagai bioma ataupun ekosistem, lahan basah memiliki tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi. Lahan basah memiliki jenis tumbuhan dan satwa yang lebih banyak dibandingkan dengan wilayah lain di muka bumi. Maka dari itu, lahan basah mempunyai peran dan fungsi yang penting secara ekologi, ekonomi, maupun budaya.

Macam jenis lahan basah dibedakan menjadi dua yaitu lahan basah alami dan buatan. Lahan basah alami meliputi rawa-rawa air tawar, hutan bakau (mangrove), rawa gambut, hutan gambut, paya-paya, dan riparian (tepian sungai). Sedangkan lahan basah buatan meliputi waduk, sawah, saluran irigasi, dan kolam. Saat ini, lahan gambut dan mangrove, menjadi dua jenis lahan basah yang mengalami kerusakan serius di berbagai wilayah Indonesia. Hutan rawa gambut di Sumatra dan Kalimantan, banyak dikonversi menjadi perkebunan dan lahan pertanian. Pun ribuan hektar hutan mangrove, telah ditebangi dan dikonversi untuk kegiatan budidaya perairan

B. METODE

Kuesioner adalah alat pengumpulan data yang berupa serangkaian pertanyaan tertulis yang disusun secara sistematis untuk memperoleh informasi dari responden. Kuesioner sering digunakan dalam penelitian untuk mengumpulkan data yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Bentuk pertanyaan dalam kuesioner bisa berupa pertanyaan terbuka, tertutup, atau kombinasi dari keduanya.

Tujuan utama kuesioner adalah untuk mendapatkan data yang relevan dan akurat mengenai subjek yang diteliti, seperti pendapat, sikap, pengalaman, atau karakteristik demografis responden. Penggunaan kuesioner memungkinkan peneliti untuk menjangkau banyak responden dalam waktu yang relatif singkat dan dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan metode pengumpulan data lainnya.

Pada kesempatan kali ini saya akan melakukan kuesioner kepada masyarakat untuk menuliskan pendapatnya tentang pertanyaan yang diajukan oleh si peneliti. Oleh karena itu, jenis kuesioner ini membutuhkan keahlian terhadap peneliti dalam pengajuan pertanyaan agar mudah dipahami oleh para responden dan masyarakat ketika akan memberikan jawaban mereka.

C. HASIL KUESIONER

1. Tanaman Pangan

A.Padi

Nama Responden : Ibu mirna

Usia : 65 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Bu mirna salah satu orang memanfaatkan lahan basah di daerah sungai pitung kab.barito kuala beliau seorang penanam padi bu mirna memulai menanam padi sudah begitu lama hampir 30 tahun, bibit yang digunakan beliau saat penanaman padi yaitu bibit unggul 1 tahun dan beliau menggunakan pupuk dengan merek orial dan oscar dengan kualitas standar. 

Bu mirna biasanya melakukan penaman padi setiap 1kali setahun dan panen biasanya setiap 1 kali setahun bisa juga 2 kali setahun. Bu mirna mengalami kesusahan saat menanam padi karena harus ada perawatan yang khusus dan juga bu mirna sering menghadapi masalah penyakit pada tanaman padi tersebut jika padi berwarna merah berarti padi tersebut sedang terserang penyakit. 

Biasanya bu mirna menyelamatkan padi yang terserang penyakit dengan cara memberikan pupuk, Mungkin ada beberapa padi yang bisa diselamatkan namun ada juga padi yang tidak bisa di selamatkan sama sekali. Hasil dari panen tersebut dijual kembali untuk modal membeli pupuk dan obat semprotnya.

2. Peternakan

A.ayam

Nama Responden : Ibu Fathul Jannah

Usia : 45 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

dokpri/responden bu fathul jannah
dokpri/responden bu fathul jannah

Penggunaan lahan basah sangat penting untuk digunakan dalam perternakan, Ibu fathul jannah mempunyai peternakan ayam sudah 20 tahun yang lalu. Memilih untuk menernak ayam karena melihat infornmasi dari internet, jenis ayam yang digunakan bu fathul adalah jenis ayam petelur/ ayam potong, ada beberapa masalah yang sering dihadapi bu fathul saat menernak ayam seperti penyakit flu yang sering tertular dari ayam lainnya,  menurut bu fathul perawatan menernak ayam itu susah. 

Pangan yang sering di gunakan bu fathul untuk ayam petelur biasanya jagung, bekatul dan dedak. Keuntungan yang bu fathul dapatkan biasanya dari telur ayam tersebut dan ayamnya jika sudah kurang lebih berumur 12 bulan, lalu bisa di jual belikan kepada masyarakat sekitar atau bisa di jual kepasar.

B.Itik

Nama Responden : Bapak Tino

Usia : 72 Tahun

Jenis Kelamin : Laki -- Laki

dokpri/responden bpk tino
dokpri/responden bpk tino

Bapak tino mulai menernak itik kurang lebih 15 tahun yang lalu, jenis itik yang bpk tino ternak adalah itik serati, alasan bpk tino lebih memilih ternak itik karena tenaga yang tidak seperti dulu lagi membuat beliau tidak bisa membuka usaha diluar daerah tempat tinggal beliau, pangan yang sering digunakan bpk tino untuk ternaknya biasanya batang paya, gabuk dan nasi yang udah kering. 

Perawatan pada itik begitu susah karena sering menghadapi masalah terhadap cuaca jika musim hujan hal ini dapat membuat itik menjadi lebih cepat mati apa lagi jika saat ada petir, dan air juga menjadi masalahan karena jika PH pada air terlalu tinggi yang diberikan kepada itik terlalu asam dapat membuat itik juga cepat mati, dan itik juga mempunyai penyakit yang biasanya terdapat kaki dan kepala. Jika penyakit terdapat pada kaki masih bisa diselamatkan/disembuhkan namun jika penyakit terdapat dikepala tidak dapat di sembuhkan. 

Pengobatan alami menggunakan gula aren  yang biasanya digunakan bpk tino untuk ternaknya. Usia itik yang sering di jual belikan oleh bpk tino 3 bulan dari itik itu sudah lahir, biasanya bpk tino menjual itik dengan harga 75 ribu perekor dan ada warung makan yang sering menghubungi bpk tino untuk membeli itik yang udah siap dijual belikan.

 

3.Holikultural Buah

A.Pisang

Nama Responden : Dion

Usia : 22

Jenis Kelamin : Laki Laki

dokpri/responden kak dion
dokpri/responden kak dion

Kak dion memulai menanam pisang sejak 2 tahun yang lalu, jenis pisang yang di tanamnya yaitu pisang kayu, alasan kak dion lebih memilih menanam pisang karena lebih mudah  pisang tanaman yang relatif mudah dirawat. 

Bibit yang digunakannya yaitu bibit pisang unggul, menurut ka dion perawatan pohon pisang tidak terlalu sulit, tetapi membutuhkan perhatian yang rutin, seperti penyiraman dan pemupukan terhadap pohon pisang tersebut, namun ada beberapa masalahan saat menanam pohon pisang seperti serangan hama dan penyakit, serta cuaca yang mngkin tidak menentu, pengobatan yang sering dilakukan ka dion saat pohon pisang terserang hama/penyakit biasanya menggunakan pupuk pestisida organik dan memperbaiki kondisi lingkungan sekitar agar mencegah penyebaran penyakit. 

Usia yang bagus agar pisang siap di panen dan jual belikan biasanya sekitar 7 hingga 9 bulan setelah penanaman, dan itu tergantung pada kondisi pertumbuhan buah pisang tersebut.

B.Jeruk

Nama Responden : Ibu Mirna

Usia : 56 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

dokpri/responden bu mirna
dokpri/responden bu mirna

Bu mirna memulai menanam buah jeruk sekitar 8 tahun yang lalu, jenis jeruk yang ditanam bu mirna yaitu jeruk nipis dan jeruk santang madu, alasan beliau lebih memilih menanam jeruk karena buahnnya banyak disukai/ diminati dan juga baik tumbuh ditanah gambut yang basah. Bibit yang biasanya bu mirna gunakan bibit jeruk unggul seperti bibit hasil grafting, perawatan pada jeruk dilahan gambut sangat menantang kata ibu mirna terumata pada pengelolaan air dan nutrisi, tetapi bu mirna bisa mengelola keadaan tersebut dengan baik. 

Masalah yang sering di alami beliau seperti serangan hama, drainase, kutu daun dan kadar PH tanah yang tidak seimbang, pengobatan yang sering bu mirna gunakan saat terkena penyakit biasanya menggunakan fungsida organik dan melakukan pemangkasan pada bagian yang terinfeksi. Jeruk biasanya siap di panen dan di jual belikan biasanya berkisar 3 bulan sekali atau 5-6 kali dalam setahun itu pun tergantung perawatan dan kondisi pertumbuhannya.

D. KESIMPULAN

Lahan basah, sebagai ekosistem yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi, memainkan peran penting dalam kehidupan masyarakat, baik secara ekologi, ekonomi, maupun budaya. Dalam penelitian ini, penggunaan lahan basah oleh masyarakat setempat menunjukkan bahwa mereka mengandalkan lahan ini untuk pertanian dan peternakan, seperti penanaman padi, ayam, itik, serta holikultura buah-buahan.

Responden yang terlibat, seperti Ibu Mirna dan Bapak Tino, menggambarkan tantangan yang dihadapi, termasuk serangan hama, penyakit tanaman, dan kondisi cuaca yang tidak menentu. Meskipun ada kesulitan, mereka tetap berupaya mengelola lahan basah dengan baik, menggunakan teknik pemupukan dan pengobatan alami. Kesadaran akan pentingnya lahan basah dan keberlanjutan praktik pertanian sangat diperlukan untuk menjaga ekosistem ini agar tetap produktif dan berkelanjutan di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun