Mohon tunggu...
Elisa Sagala
Elisa Sagala Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kontraktor dan Healer

Jadilah orang baik dan lakukanlah kebaikan bukan karena upah, janji atau harapan, tapi karena engkau adalah orang baik.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Teruslah Berlari & Tersenyum

19 Februari 2014   12:35 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:41 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Alhasil aku ludes ampe berhutang milyaran rupiah.

Tangisan istriku pun keluar, dan beberapa saat pandanganku GELAP luar biasa. Rasanya ingin kuselesaikan persoalan itu dengan terjun dari lantai 26 tempat kami tinggal saat itu.

Untungnya aku sudah dipersiapkan dari sejak aku kecil untuk situasi itu. Istri menghibur aku dan aku menghibur istri. Aku minta agar istri jangan sakit hati pada teman-temanku sebab kita bukan sedang disakiti, tapi kita sedang diberkati. Kita sedang dihadapkan pada situasi baik, dimana kita punya kesempatan untuk merenung, meditasi, belajar banyak hal termasuk belajar memaafkan dan mengampuni bahkan memberkati siapa saja termasuk orang yang berencana kurang baik pada kita. Lihatlah Tangan TUHAN ada di pinggang kita menemani kita berdansa melewati badai ini!

Masih teringat kalimat itu kuucapkan...

Dengan berat, istri mulai kerja. Walau kurang mengerti, pelan-pelan dia belajar dan menelusuri pekerjaan tersebut. Walau akhirnya menyerah juga karena pekerjaan proyek bangunan terlalu kompleks untuk seorang ibu rumah tangga yang musti urus tiga bayi (dua anak kecil, satu suami). Dan dengan tersenyum akhirnya kututup usaha tersebut. Banyak orang yang sudah terberkati selama usaha itu ada. Maka aku wajib bersyukur pernah punya usaha...

Smua BAIK asal kita sudah melakukan yang terbaik. Apapun hasil akhirnya, itu bukan urusan kita. Bersyukurlah terus dan selalu optimis serta positif.

Apa bedanya hari ini atau besok...

Sejak dua tahun lalu aku sudah mempersiapkan diri meninggalkan dunia ini. Setiap bangun pagi adalah mujizat bagiku, bahkan setiap detak jantungku adalah anugerah. Setiap detik yang kulalui bersama istri dan kedua anakku adalah pemberian TUHAN. Begitulah caraku mempersiapkan diri menerima akhir hidupku. Entah aku sembuh, entah aku hidup sehari lagi, biarlah hanya yang TERBAIK yang kulakukan.

TUHANku berkata:

"Setiap hari selalulah bersiap untuk mati dengan cara menikmati hidup itu sendiri dan mengisinya dengan hal-hal yang terbaik. Tinggalkan kesan terbaik setiap saat karena apapun yang kita lakukan hari ini akan BERGEMA hingga di keabadian. Walau tubuhmu sakit, upayakan tidak menggerutu dan usahakan terus tersenyum menolong sesama karena jauh lebih baik bermanfaat atau dimanfaatkan daripada tidak bermanfaat bagi siapapun."

Aku pernah berkata pada istriku:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun