Mohon tunggu...
Elisa Koraag
Elisa Koraag Mohon Tunggu... Freelancer - Akun Kompasiana ke dua

Perempuan yang suka berkawan

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Koteka Trip 25, Susuri Detik-Detik Proklamasi bersama WKJ dan Country Choice

17 Agustus 2024   23:34 Diperbarui: 18 Agustus 2024   10:24 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini kali ke sekian, saya menjejak di Museum Perumusan Naskah Proklamasi. Museum yang menjadi bukti dan saksi sejarah Poklamasi RI. Tahun ke tahun masuk bulan Agustus, bulan kebangsaan, selalu ada kegiatan yang di gelar. 

Kali ini saya ikut Kotekasiana trip ke 25. Yaitu program dari Komunitas Traveling Kompasiana. Jam 08.30 ditentukan waktu berkumpul, pagi-pagi benar saya sudah berangkat dari Cipondoh, Tangerang. Lumayan panjang perjalanan, namun nyaman dengan transjakarta. Transportasi umum di Jabodetabek, emang sudah membaik.

Saya tiba tepat waktu, walau bukan yang pertama. Beberapa petugas dari Wisata Kreatif Jakarta dan perwakilan Country choice sudah membuka pendaftaran ulang. Usai mendaftar ulang, semua peserta mendapat satu tas berisi 6 kotak juice Country Choice 250 ml dengan 3 varian rasa.  #guardianred #optimistorange dan #purifygreen plus satu botol air putih.

Acara dibuka Ira Lathief, founder Wisata Kreatif Jakarta. Sebuah perusahaan traveling yang memiliki program wisata dengan destinasi yang berbeda. Ira menjelaskan program kali ini, selain dari Kotekasiana ada dari pemenang give away yang diadakan di instagram. 

Ira memperkenalkan para pemandu yang akan bertugas dan perwakilan dari Country choice, yang menjelaskan tentang produk juice dan selama jegiatan bakal ada lomba postingan di media sosial. Rombongan di bagi 3 grup, kami dari Kotekasiana di pandu Inches. 

Di mulai dari ruang tamu. Di mana Laksama T Maeda, seorang perwira angkatan laut Kerajaan Jepang yang ditugaskan sebagai penghubung dengan petinggi Indonesia. Seperti kita ketahui Jepang menjanjikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia. Tapi kemerdekaan Indonesia bukan pemberian Jepang. 

Pemboman yang menghancurkan kota Hiroshima dan Nagasaki oleh Amerika menjadi momentum pemuda Indonesia, terutama Bung Karno, Bung Hatta, Achmad Sahardjo, Sukarni dan banyak perwakilan organisasi pemuda yang ingin Indonesia merdeka. 

Sebelum pemboman, para pemuda dengan semangat muda menculik Bung Karno dan Bung Hatta dan di bawa ke Rengas Dengklok. Di sini bukti napsu besar tenaga kurang. Para pemuda yang bermodal tekad dan nekad namun nggak punya program, nggak tau mau berbuat apa. 

Singkat cerita Bung Karno Bung Hatta kembali ke Jakarta. Katena di bawah pengawasan, rombongan tidak ke rumah Bung Karno di Pegangsaan, melainkan ke rumah Laksama T Maeda yang juga bersimpati pada bangsa Indonesia. Laksama T Maeda mempersilahkan rumahnya dipergunakan para oemuda berkumpul dan merumuskan perencanaan. 

Saat itu bulan puasa, Laksama T Maeda bahkan menginstruksikan petugas di dapur untuk menyiapak makanan untuk sahur. Di ruang makan Achmad Subarjo yang kelak menjadi Menteri Luar Negeri Indonesia pertama, bersama Bung Karno dan Bung Hatta, berdiskusi. Di ruang kain, puluhan pemuda menunggu dengan sabar. Begitu Coretan naskah proklamasi siap, dipanggil lah Sayuti Melik untuk mengetik. Sayuti Melik dipanggil bukan tanpa alasan. Ia seorang jurnalis maka ada beberapa kata/kalimat yang diganti. Begitu naskah selesai di ketik, Dayuti Melik langsung membuang naskah tulisan tangan tapi seseorang berhasil mengambil dari tempat sampah dan menyelamatkannya.

Naskah sudah jadi tapi Bung Karno mempertanyakan, siapa yang akan menandatangani. Sempat terjadi perdebatan, antara semua yang hadir mrnandatangani, cukup perwakilan atau apa? Akhirnya di puruskan Bung Jarno dan Bung Hatta yang menandatangani dan tertulis atas nama Bangsa Indonesia,  Soekarno-Hatta. Naskah proklamasi di tanda tangani di atas puano, yang sampai saat ini masih ada di Munasprok. 

Kami sempat naik ke lantai atas yang merupakan kamar tidur Laksama T Maeda, lengkap dengan kamar mandinya. Usai Laksama T Maeda menyetujui fan mendukung Bing Karno dan oara pemuda merumuskan Proklamasi, beliau langsung naik ke kamarnya di atas.

Di ruang bagian atas, berisi baju dan ornamen -ornamen, catatan kisah seputar kekalahan zJepang. Bahkan ada gambar/diorama ledakan bom nuklir yang membentuk cendawan putih.

Turun kembali ke bawah, kami masuk bioskop museum yang dilarang merekam. Film srkitar 10 menit memperlihatkan pelabuhan Pearl Harbor hingga jatuhnya bom nuklir. Dari bioskop lanjung ke bagian belakang, melihat bunker yang dulu digunakan menyimpan dokumen.

Usai menjejak di Munasprok kami lanjut berjalan menuju Tugu Proklamasi yang dulunya ada rumah Bung Karno, sekaligus tempat pembacaan Proklamasi. Di Jalan Pegangsaan. Perjalanan di bawah terik matahari yang lumayan aduhai, tertawarkan dengan kesegaran juice dari Country Choice. 

Perjalanan diakhiri di Tugu Proklamasi dengan pembagian hadiah dan foto bersama. Mengenal srjarah, menjaga api nasionalisme. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun