Ada Pak Tonang, kawan Mas Onny. Ada Pak Unggul Kepala Program Arjuna Camp, beberapa crew lain dan The owner Arjuna Camp. Pak Arjuna Wibowo. Kami diterima dengan ramah. Pak Arjuna, seorang pencerita yang baik. Kami terpesona dengan sebagian kisah perjalanan hidupnya.Â
Mulai berkarir hingga membangun Arjuna Camp di kawasan seluas 12 ha. Topik seputar tragedi 98 dan Kudatuli, cuma saya, Pak Taufik, Pak Sutiono dan Muthia yang menanggapi. Yang lain hanya mendengar. Jelaslah perbedaan umur diantara kami. Diskusi hangat, dilanjut makan malam, bertukar cindera mata dan diakhiri dengan bermusik dan bernyanyi.
Pak Arjuna ternyata kawan seangkatan Musisi Achmad Dani, saat masih sama-sama di Surabaya. Cabikan gitarnya bernuansa cadas. Nurul menjadi vocalis dadakan, begitu juga Mas Onny dan Muthia ikut bernyanyi. Sayadan  yang lain cukup menggoyangkan badan, menari bersukaria. Malam yang menyenangkan harus berakir karena tubuh menuntut haknya untuk beristirahat.
Kami tidur di tenda yang sudah disiapkan lengkap dengan sleeping bag. Karena cuaca serah jadi tidak terlalu dingin, saya tidak membuka sleeping bag tapi mem biarkannya tetap tergulung dan dijadikan bantal. Tenda yang disediakan 7 tapi yang terisi cuma 5 karena kami cuma ber 11. Â Laki-laki 4 dan 7 perempuan. Para perempuan menggunakan 3 tenda, salah satu tendanya diisi bertiga. Dan para lelaki cukup di dua tenda.
Cuaca cerah plus keasyikan bersama, kami enggan tidur cepat. Di bawah langit cerah dan penuh taburan bintang, sementara memandang ke bawah lampu kota Bogor bagai taburan perhiasan. Depan tenda, aneka obrolan seputar blogger, fee blogger dan behind the scene acara blogger menjadi topik yang memancing gelak tawa. Â Kami sepakat untuk tidak menuliskan secara detil. Biarlah tetap menjadi Untold story.
Hari Kedua
Matahari belum keluar dari peraduan, saat jam tubuh otomatis membangunkan, karena kebiasaan di rumah. Ternyata beberapa kawan malah tidak bisa tidur, jadi saat saya terjaga, mereka sudah siap untuk Salat Subuh. Usai salat subuh, kembali berkumpul depan tenda, menikmati detik-detik matahari tebit.Â
Gunung Pangrango berbalut awan, berdiri tegar memayungi lembah. Kami cuma terdiam dan terus bersyukur dan memuji kebesaran Tuhan. Bersyukur bisa menikmati keindahan alam di area Arjuna Bootcamp.