Mohon tunggu...
Elisa Koraag
Elisa Koraag Mohon Tunggu... Freelancer - Akun Kompasiana ke dua

Perempuan yang suka berkawan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Koteka Trip: Jelajahi Kota Tua Kenali Batavia Tempo Dulu dan Destinasi Wisata Unik

24 Agustus 2022   00:13 Diperbarui: 24 Agustus 2022   00:36 396
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Batavia adalah kota yang direbut dari kekuasaan Kerajaan Banten, di dirikan di sekitar Jayakarta,  Dulunya, bernama  pelabuhan Sunda kelapa dikuasai Kerajaan Sunda. Pelabuhan Sunda kelapa adalah salah satu pusat perdagangan. Nah Dari kota pelabuhan inilah VOC mengendalikan perdagangan dan kekuasaan militer dan politiknya di wilayah Nusantara. kemudian pelabuhan ini di kenal sebagai Bandar Jakrta dan sempat menjadi pusat perdagangan terbesar se Asia. 

Saya bersyukur masih bisa melihat kota tua Batavia. Seputara Kota tuapun sudah direvitalisasi, kian menjadi cantik dan memanjakan wisatawan yang mengunjungi destinasi wisata ini. yang menyenangkan datang ke Kawasan kota tua, karena memiliki tempat-tempat tersembunyi yang mempunyai banyak kisah menarik. 

Biasanya masyarakat datang ke Kota tua hanya bermain di lapangan di depan Museum Fatahillah.Padahal banyak tempat dan spot kece untuk di datangi. Museum sejarahJakarta, menyimpan banyak catatan tentang keberadaan kawasan kota tua. 

Kuliner jadul

Di belakangnya ada kuliner jadul enak yang sudah jarang di temui di tempat lain, yaitu selendang mayang dan kerak telor. Dua jajanan khas Betawi yang endeus. Selendang mayang, terbuat dari tepung beras dan santan disajikan dengan gula merah dan es. Mirip cendol, bedanya selendang mayang berwarna pink putih. Sedangkan kerak telor, berbahan telor yang dimasak dengan beras ketan dan serundeng,  masih kerap dijumpai di gelaran pekan Raya Jakarta. 

icha-hermes-kolase-630510005c392b52e62b10b2.jpg
icha-hermes-kolase-630510005c392b52e62b10b2.jpg
Nggak jauh dari tempat jualan Selendang mayang ada replika patung Hermes. dulu patung ini ada di jembata harmoni, sempat hilang (Nggak tahunya diselamatkan) lalu di pasang kembali. Nah saya kurang jelas, Patung Hermes yang ada di Kawasan kota Tua ini, replika atau bukan. yang jelas Patung Hermes ini adalah  Dewa Perdagangan. Kawasan harmoni adalah kawasan perdagangan. Patung Hermes berbentuk laki-laki bertopi kuncung memegang bola.

Acaraki. 

Ada tempat penjualan jamu modern yang enak namanya Acaraki. Acaraki berarti peracik jamu. Kalau peracik kopi disebut barista nah peracik jamu disebut Acaraki. Jamu adalah minuman yang diracik dari tumbuh-tumbuhan rempah dan bermanfaat untukmenjaga kesehatan dan menyembuhkan macam-macam penyakit. Jamu, salah satu warisan leluhur bangsa Indonesia. Pemilik Acaraki mempunyai visi yang jauh ke depan. bagaimana menjadfikan jamu, sesuai zaman dan disukai semua golongan. Kebanyakan yang mengkonsumsi jamu adalah kaum tua.

dokpri
dokpri

 

Pemilik acaraki ini membuat terobosan dengan meracik jamu, menggunakan peralatan modern dan disajikan dengan modern, salah satu mencampur dengan soda. Saya mencicipi jamu kunyit asem dengan sentuan soda, membuat rasanya nggak seperti jamu tapi tetap jamu. Proses pemuatannyapun serupa meracik kopi, kunyit danasem yang sudah dikeringkan, digoling dengan gilingan kopi. pun saat diseduhnya. menggunakan peralatan yang biasa untuk menyajikan kopi. Bahkan kemasan modernnya ada yang sudah berbentuk kaleng.

Selain kunyit asem saya juga menyicipi jamu dengan rasa beras kencur. Dua rasa jamu ini adalah menu favorite.Kalau beli di Mbok jamu, pilihan saya juga Kunyit asem dan beras kencur.Karena manfaatnya memang bagus untuk perempuan. informasi menarik yang saya dapat dari peracik jamu yang ganteng, ini juga yang membedakan jamu modern acaraki dan si Mbok jamu. Peraciknyajamu di Acaraki, lelaki ganteng, Cuy. Oh ya ternyat a rempah-rempah dari tiap wilayah memilii rasa yang berbeda-beda. Saat saya mencicipi beras kencur, ada rasa hazelnutnya. Di Acarakipun ada jamu yang terinspirasi dari jamu yang biasa dikonsumsi Presiden  Jokowi, nama menunya Jkt 1681, terdiri dari campuran jahe, kunyit dan temulawak.

Aldy Wayang

Di Kawasan Kota Tua ada tempat pertunjukan wayang. Di kelola pemiliknya Pak Aldy. Letaknya agak tersembunyi, namun demikian nggak susah mencarinya. Di deretan gedung-gudang tua,  ada toko kecil bernama  Makutharama Puppet Studio, Java Art Souvenir. Peserta tur dari Koteka trip tidak bisa langsung menemui Pak Aldy sanjaya karena masih menerima tamu. Padahal saat kami mengunjungi, sudah lewat dari waktu yang disepakati.Namun Pak Aldy tetap mau menerima dan menunda waktu pulangnya.

dokpri
dokpri

Studi wayang tempat Pak Aldy beraktifitas, cuma sebuah ruang kecil berukuran sekitar 2 kali 10 m. Menyimpan banyak wayang. baik wayang kulit maupun wayang golek. bahkan di dinding terpajang sekumpulan wayang golek yang usianya sudah tua berjumlah hampir 150 an. Menurut Pak Aldy, itu jumlah tokoh dalam satu cerita perwayangan,namun umumnya dalang hanya memainkan tokoh-tokoh utama.Sumpah saya makin salut dan kagum sama para dalang yang mampu memerankan bermacam-macam tokokh dalam cerita wayang.

Saat kami mengunjungi pak Aldy, beliau mempersembahkan secuplik lakon wayang dengan menggunakan bahasa Inggris. Keren ya. maklumlah kebanyakan wisatawan yang mengunjungi Aldy Wayang memang wisatawan asing. Menariknya lagi, Pak Aldy juga menerima membuat wayang secara custom, berdasarkan wajah si pemesan. Ini unik banget buat kasih hadiah ke seseorang. Pak Aldy sendiri sudah banyakmeneria penghargaan atas upaya dan kreasinya melestarikan dan mempertunjukan wayang.  saya berniat kembali datang dengan membawa anak dan keponakan saya ke sini. Terima kasih pak Aldy sudah menjaga salah satu asaet budaya bangsa.

Kopi Sunyi

Dari Aldy wayang, kami menyusuri bagian kota tua yang sudah direvitalisasi. Jadi rapi dan cantik. nantinya masyarakat makin nyaman berjalan-jalan. Kami dijamu kopi sama Koteka kompasiana di sebuah cafe kopi namanya Kopi Sunyi. Diberi nama Kopi Sunyi karena barista yang meracik dan menyajikan kopinya, saudara kita yang tuna runggu.

dokpri
dokpri

Di sini, saya dan peserta trip, belajar beberapa kata-kata menggunakan isyarat tangan. Seperti terima kasih, memesan 1 kopi dan I love you. seru dan menyenangkan. kopi susu yang disajikannya pun enak. apalagi disajikan usai kami lelah berjalan keliling Kawasn Kota tua. Di akhir trip, Admin Koteka mba Gagana dan Pemandu Wisata, Ira Lathief. bagi-bagi hadiah lewat game kuis dengan pertanyaan seputar yang sudah dilihat dan di dengar. Akhir haripun purna dalam kebahagiaan bersama senja yang indah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun