Pemilik acaraki ini membuat terobosan dengan meracik jamu, menggunakan peralatan modern dan disajikan dengan modern, salah satu mencampur dengan soda. Saya mencicipi jamu kunyit asem dengan sentuan soda, membuat rasanya nggak seperti jamu tapi tetap jamu. Proses pemuatannyapun serupa meracik kopi, kunyit danasem yang sudah dikeringkan, digoling dengan gilingan kopi. pun saat diseduhnya. menggunakan peralatan yang biasa untuk menyajikan kopi. Bahkan kemasan modernnya ada yang sudah berbentuk kaleng.
Selain kunyit asem saya juga menyicipi jamu dengan rasa beras kencur. Dua rasa jamu ini adalah menu favorite.Kalau beli di Mbok jamu, pilihan saya juga Kunyit asem dan beras kencur.Karena manfaatnya memang bagus untuk perempuan. informasi menarik yang saya dapat dari peracik jamu yang ganteng, ini juga yang membedakan jamu modern acaraki dan si Mbok jamu. Peraciknyajamu di Acaraki, lelaki ganteng, Cuy. Oh ya ternyat a rempah-rempah dari tiap wilayah memilii rasa yang berbeda-beda. Saat saya mencicipi beras kencur, ada rasa hazelnutnya. Di Acarakipun ada jamu yang terinspirasi dari jamu yang biasa dikonsumsi Presiden  Jokowi, nama menunya Jkt 1681, terdiri dari campuran jahe, kunyit dan temulawak.
Aldy Wayang
Di Kawasan Kota Tua ada tempat pertunjukan wayang. Di kelola pemiliknya Pak Aldy. Letaknya agak tersembunyi, namun demikian nggak susah mencarinya. Di deretan gedung-gudang tua,  ada toko kecil bernama  Makutharama Puppet Studio, Java Art Souvenir. Peserta tur dari Koteka trip tidak bisa langsung menemui Pak Aldy sanjaya karena masih menerima tamu. Padahal saat kami mengunjungi, sudah lewat dari waktu yang disepakati.Namun Pak Aldy tetap mau menerima dan menunda waktu pulangnya.
Studi wayang tempat Pak Aldy beraktifitas, cuma sebuah ruang kecil berukuran sekitar 2 kali 10 m. Menyimpan banyak wayang. baik wayang kulit maupun wayang golek. bahkan di dinding terpajang sekumpulan wayang golek yang usianya sudah tua berjumlah hampir 150 an. Menurut Pak Aldy, itu jumlah tokoh dalam satu cerita perwayangan,namun umumnya dalang hanya memainkan tokoh-tokoh utama.Sumpah saya makin salut dan kagum sama para dalang yang mampu memerankan bermacam-macam tokokh dalam cerita wayang.
Saat kami mengunjungi pak Aldy, beliau mempersembahkan secuplik lakon wayang dengan menggunakan bahasa Inggris. Keren ya. maklumlah kebanyakan wisatawan yang mengunjungi Aldy Wayang memang wisatawan asing. Menariknya lagi, Pak Aldy juga menerima membuat wayang secara custom, berdasarkan wajah si pemesan. Ini unik banget buat kasih hadiah ke seseorang. Pak Aldy sendiri sudah banyakmeneria penghargaan atas upaya dan kreasinya melestarikan dan mempertunjukan wayang. Â saya berniat kembali datang dengan membawa anak dan keponakan saya ke sini. Terima kasih pak Aldy sudah menjaga salah satu asaet budaya bangsa.
Kopi Sunyi
Dari Aldy wayang, kami menyusuri bagian kota tua yang sudah direvitalisasi. Jadi rapi dan cantik. nantinya masyarakat makin nyaman berjalan-jalan. Kami dijamu kopi sama Koteka kompasiana di sebuah cafe kopi namanya Kopi Sunyi. Diberi nama Kopi Sunyi karena barista yang meracik dan menyajikan kopinya, saudara kita yang tuna runggu.
Di sini, saya dan peserta trip, belajar beberapa kata-kata menggunakan isyarat tangan. Seperti terima kasih, memesan 1 kopi dan I love you. seru dan menyenangkan. kopi susu yang disajikannya pun enak. apalagi disajikan usai kami lelah berjalan keliling Kawasn Kota tua. Di akhir trip, Admin Koteka mba Gagana dan Pemandu Wisata, Ira Lathief. bagi-bagi hadiah lewat game kuis dengan pertanyaan seputar yang sudah dilihat dan di dengar. Akhir haripun purna dalam kebahagiaan bersama senja yang indah.