Mohon tunggu...
Elisa Koraag
Elisa Koraag Mohon Tunggu... Administrasi - Influencer

Saya ibu rumah tangga dengan dua anak. gemar memasak, menulis, membaca dan traveling. Blog saya dapat di intip di\r\nhttp://puisinyaicha.blogspot.com/\r\nhttp://www/elisakoraag.com/ \r\nhttp:www.pedas.blogdetik.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Indonesia Community Day 2018 dan Jajal Ayam Bawang CakPer

18 Agustus 2018   23:24 Diperbarui: 18 Agustus 2018   23:31 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. Bang Isson Khairul
Dok. Bang Isson Khairul
Sudah dari pertengahan Juli 2018, saya menginformasikan ke suami dan anak-anak, kalau saya akan datang ke ICD 2018 di Malang.  Dan kami, para kompasianer terutama admin komunitas di bawah Kompasiana, sudah saling kontak untuk janjian. Sayangnya dari 25 kompasianer yang berangkat dari Jakarta, susut menjadi 12 dikarenakan aktifitas masing-masing. Tapi inilah Kompasianer, berapapun jumlahnya nggak penting karena semangat dan kebersamaan itu selalu penuh.

Keberangkatan

Perjalanan 15 jam Stasiun Pasar senen-Stasiun di Malang, dilalui dengan asyik-asyik saja. Dua lelaki Bang Isson dan Pak Thamrin (TS) menjadi kawan perjalanan 10 perempuan. Perjalanan penuh gelak tawa. Dari ngerumpiin sesama Kompasianer, drama kue balok, sampai rencana-rencana nakal saat di lokasi ICD 2018. 15 jam lumayan panjang tapi kami lalui dengan senang.

Indonesia Community Day (ICD) tahun 2018 diselenggarakan di  Taman Krida Budaya, Malang, Jawa timur di gelar Minggu 5 Agustus 2018. Ini gelaran ICD kedua, setelah tahun 2017 lalu di Yogyakarta.  ICD 2018, mengusung tema KOLABORAKSI. Saya memaknainya kerjasama dengan aksi nyata. menghadirkan sekitar 23 komunitas dari Malang dan sekitarnya juga komunitas  di bawah Kompasiana, seperti  Ladiesiana, RTC, Koteka dan Bolang. ICD 2018 dibuka oleh Wakil Gubernur Jawa Timur Terplih tahun 2018, Emil Dardak. Sosoknya yang ganteng dan murah senyum langsung merebut perhatian peserta pameran.

Pak Emil Dardak, Singgah dan Baca Pusi di Booth Kolaborasi Ladiesiana-RTC

Dok. Maria G Soemitro
Dok. Maria G Soemitro

dokpri
dokpri
Pak Emil Dardak, singgah di booth kolabrasi Ladiesiana dan RTC. Mba Nurhasanah mewakili RTC memberikan Buku Kumpulan Puisi  kepada Pak Emil Dardak. kami bersorak ketika Pak Emil bersedia membaca secuplik Puisi dari Buku Kumpulan Puisi RTC.  Beliaupun bersedia foto bersama, ah senangnya.

3 dari 4 Admin Komunitas Ladiesiana. Dok. bang Isson Khairul
3 dari 4 Admin Komunitas Ladiesiana. Dok. bang Isson Khairul
Buat saya berkomuitas adalah salah satu cara membangun jaringan pertemanan. Berkomunitas juga memberi kesempatan saya menjaga konsistensi keberadaan saya. Lewat komunitas saya bisa menimba banyak ilmu. Salah satunya saat mengikuti acara Dialog komunitas di ICD 2018,  bersama Malang Community yang menghadirkan Savic Ali dan Gamal Abinsaid. Bahwasannya mudah membangun komunitas, bahkan pada suatu massa, komunitas sangat banyak terbentuk. Baik karena  kesamaan kesenangan alias hobi. maupun kesamaan niat baik. Sayangnya kalau dengan dua alasan itu saja tidak cukup.

Harus ada tujuan dan aksi. Punya tujuan tapi cuma bicara dan nggak bergerak itu mah NATO-Not Action, Talk Only. Komunitas harus punya visi dan penggerak termasuk dana. Bagaimana kita mau berbagi kalau diri sendiri saja belum cukup. Loh berbagi kan nggak selalu harus materi. Betul. Tapi mau berbagi tenaga kalau nggak punya ongkos buat sampai lokasi, ya nggak berguna. Atau kirim doa aja deh. Darimana saja kan bisa. Boleh banget tapi nggak usah buat komunitas. Paham?

dokpri
dokpri
Nah ICD 2018 mengusung tema KOLABORAKSI, mempertemukan banyak komunitas yang bisa saling mendukung dan bekerja sama. termasuk boleh bekerja sama dengan Komunitas-komunitas yang ada di kompasiana. Dan itulah yang terjadi, Jelang makan siang, Minggu 5 Agustus 2018, Komunitas Bolang Malang mengajak Kompasianer yang drai luar Malang baik dari komunitas, Ladiesiana, Koteka, KPK juga RTC, menjajal Ayam Bawang Cak Per. 

Ayam Bawang Cak Per, 

dokpri
dokpri
Rumah makan kelas mahasiswa. Pendirinya kebetulan namanya Feri dan Feri lalu dipleseti jadi Peri. Agar mudah diingat, tempat makan berbahan dasar ayam ini disebut Ayam Bawang Cak Per. Apa sih keistimewaannya tenpat ini sampai Bolang Malang, mengajak kami? Rupanya tempat ini istimewa dari segi harga. Ayam goreng/bakar dengan sambal bawang dan nasi cuma di bandrol Rp.8.500. lah saya kan emak-emak. langsung mengkalkulasi, apa iya untung?

Inilah nilai lebihnya, Rumah makan ini memang nggak mengutamakan keuntungan tapi mengutamakan bagaimana para mahasiswa yang uang saku/uang jajajnnya terbatas bisa makan kenyang, minimal gizinya terpenuhi. Idealis banget ya. Kalau harga murah, musti rasanya nggak enak. Ini strategi cerdas pengelola. Ayam di masak standar, artinya bumbu ayam goreng dan ayam bakar mudah dibuat. Rasa ayam ya rasa ayam. Yang membedakan sambelnya. Ada sambel bawang, sambel matah, sambel kecap, sambel cakcuk, kuah bumbu kuning. 

dokpri
dokpri
dokpri
dokpri
Nggak usah heran kalau tempat ini selalu penuh. Karena disajikan secara prasmanan alias ambil sendiri. Buat mahasiswa, prasmanan ini sanat menguntungkan, nasi bisa ambil secukup perut. Ayam satu potong yang penting aneka sambelnya. walau ,menyasar mahasiswa, rumah makan ini bisa jadi ;pilihan untuk keluarga. Karena sebetulnya nggak cuma menyajikan ayam, ada bandeng tanpa tulang, ada sosis, tahu, tempe bahkan untuk mengikuti tren kekinian ada juga ayam bakar teriyaki. Sayur? sebagai pelengkap sayur juga ada, Tumis tauge , tumis kangkung dan lalapan .Desain  rumah makan ini juga sangat instagramable plus wifi. 

Perut kenyang, puas foto-foto cantik, kami kembali ke Taman Krida Leksono, kembali ke ICD 2018. Di booth kolaborasi Ladiesiana dan RTC kami menyelenggarkan menulis dan Membaca puisi. Di luar dugaan, pesertanya banyak. Kami memang menyediakan banyak hadiah termasuk uang tunai. Secara bergantian kami menjaga booth saat yang lain berkeliling mencari stempel 10 komunitas sebagai syarat ikut door prize, yang berhadiah TV 24 Inch. Saya sempat mampir di Komunitas Bolang. Beat box, Doodle,  Malang Cat Lover, Akar tuli, jendela, Reenactor Malang, Komunitas Local Guide Malang, dan lain-lain. senang namun sempat terbersit rasa malu, bahwa begitu banyak komunitas dengan niat, tujuan dan program yang baik untuk kemaslahatan banyak orang, sedangkan saya?

Menjadi catatan kecil sepulang dari ICD 2018. Saya harus tetap menulis karena itu cara saya berbagi. Sharing is caring. Semoga saya bisa menjadi tetap baik dengan menyaring sebelum mensharing, informasi yang bertebaran di media sosial. Karena peran saya walau kecil tetap berarti jika itu untuk kebaikan. Saya termasuk orang yang mempercayai bahwasannya lingkaran kebaikan akan terus berputar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun