Mohon tunggu...
Elisa Koraag
Elisa Koraag Mohon Tunggu... Administrasi - Influencer

Saya ibu rumah tangga dengan dua anak. gemar memasak, menulis, membaca dan traveling. Blog saya dapat di intip di\r\nhttp://puisinyaicha.blogspot.com/\r\nhttp://www/elisakoraag.com/ \r\nhttp:www.pedas.blogdetik.com\r\n

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Harapan dan Khayalan untuk Ruang Terbuka Nan Ramah Bagi Semua

30 September 2015   23:35 Diperbarui: 1 Oktober 2015   00:45 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya mengharapkan pemerintah mampu menyediakan ruang terbuka yang dapat diakses semua orang.  Karena sudah terlalu sumpek kalau menghabiskan waktu hanya di dalam ruangan/bangunan. Baik itu di rumah atau di tempat kerja. Lagipula untuk kesehatan, manusia perlu sering-sering berada di ruang terbuka. Badan dunia semacam PBB merasa penting untuk mengadakan peringatan Hari Habitat Dunia. Karena apa? Karena lingkungan hidup yang bersih dan sehat, akan memberikan dampak positif bagi warganya. Kehidupan yang nyaman akan otomotasi meningkatkan kwalitas hidup manusianya, sejalan dengan peningkatan kinerja produktifitas.

Di Indonesia, penyediaan ruang terbuka bagi mayarakat umum sudah memliki landasan hukum, yaitu berdasarkan Undang-undang Penataan Ruang-  UUPR no.24/1992. Namun harus jelas Pembagian kewenangan secara tegas antara Pemerintah, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dalam hal merawat.

 Lalu ruang terbuka  bagaimana yang harus ada? Hmm, kalau yang ini agak setengah menghayal. Tapi saya nggak peduli, mana tahu pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Kemen PUPR), mampu mewujudkannya.  Sebuah ruang terbuka  yang dapat diakses/dikunjungi/didatangi setiap orang harus disertai fasilitas, transportasi. Agar Ruang terbuka ini mudah didatangi. Perlu ada sarana listrik, telekomunikasi , sumber air dan tempat sampah.

Kalau lihat film-film produksi Hollywood. Enak banget bisa, masyarakat bisa piknik di lahan rumput luas, ada sarana bermain anak, ada tempat duduk, ada tempat cuci tangan, juga kamar mandi untuk buang air. Tempatnya luas, hingga bisa lari-lari. Disediakan juga sebuah sudut taman buat yang mau bawa binatang peliharaannya. Tidak jauh dari tempat terbuka itu,dekat dengan perpustakaan umum, tempat makan  juga mini market.

5 hal penting yang harus ada agar ruang terbuka bisa dioptimalkan keberadaannya adalah sarana transportasi, kelistrikan, telekomunikasi (Free Wifi)  Sumber air dan perangkat keamanan. Juga diperlukan penetapan aturan berdasarkan pemeliharaan. Sehingga harus ada sanksi bagi mereka yang merusak fasiitas yang ada di ruang terbuka itu.

Sejujurnya di Jakarta cukup banyak ruang terbuka. Taman-taman kota seperti Taman Langsat, Taman Ayodya, Taman Christina Martha Tiahahu, Taman Puring, dan taman-taman lainnya. Sayang Cuma sebatas ruang terbuka, ada toilet tapi terkadang airnya nggak jalan, ada lampu taman tapi beberapa mati dan pecah. Saya nggak tahu, taman-taman tersebut ada dibawah pemeliharaan siapa, Pemerintah Kabupaten/kota, daerah atau pusat?

Taman-taman itu dari jauh terlihat indah tapi dari dekat bau pesing. Dan kalau mau melakukan aktifitas ditempat tersebut, banyak betul yang harus di bawa. Saya pernah melakukan kegiatan latihan baca puisi di Taman Ayodya Jakarta Selatan. Air kolam tidak jalan dan sudah berlumut sehingga menimbulkan bau tidak sedap. Tidak ada sarana listrik sehingga repot jika ingin menggunakan pengeras suara/pemutar  musik. Jelang senja, hanya beberapa lampu yang menyala. Tidak adanya petugas keamanan, jadi agak-agak merasa nggak nyaman. Maka sebelum gelap pekat, aktifitas di Taman saya akhiri.

Seputaran Tugu Monumen Nasional (Monas)  adalah  tempat favorite saya setelah pelataran Kota Tua.  5 fasilitas yang sebutkan di atas ada. Tetapi karena pelataran Tugu Monas terbilang luas, jumlah petugas keamanan kurang memadai. Copet dan pemalak termasuk pemalakan dari penjual makanan/minuman yang menjual dengan harga selangit, tersebar. Dan bukan hal aneh jika pedagang asongan, main kucing-kucingan dengan petugas. Diijinkan berjualan asal membayar setoran. Kalau nggak bayar setoran nggak bakal bisa jualan di seputaran pelataran Tugu.

Puluhan tahun lalu, saya tinggal di sebuah perumahan yang memiliki ruang terbuka luas. Setiap sore, kami bisa bermain bulu tangkis atau bola volly. Setiap pagi dan sore, warga perumahan bisa berolahraga jalan atau lari. Untuk senam bersama, ada lahan terbuka luas. Tanah-tanah kosong ditanami aneka tumbuhan buah dan bunga. Pisang dan pepaya adalah buah-buahan yang tumbuh sepanjang waktu, bisa dinikmati warga secara gartis. Jika ingin melakukan di tempat yang lebih luas, kami bisa berjalan menuju Gelora Bung Karno  (GBK) di Senayan.  Di area GBK, selain sebagai sarana olahraga, juga menjadi tempat wisata kuliner.

Yang belum saya lihat adalah adanya perpustakaan, padahal saya tahu pasti Badan Perpustakaan dan Arsip, masing-masing wilayah administrasi, memiliki perpustakaan keliling. Kehadiran perpustakaan keliling di GBK  dan ruang-ruang terbuka lainnya akan memberi stimulus menarik bagai masyarakat sekaligus memancing minat baca.

Puluhan tahun lalu, saya bertempat tinggal di salah satu perumahan/kompleks di kawasan Kebayoran Lama. Di sekitar tempat tinggal saya, ada perumahan lain  dan perumahan-perumahan  itu juga memiliki ruang terbuka. Setiap tujuh belas Agustus untuk merayakan kemerdekaan Indonesia, kami kerap menyelenggarakan berbagai lomba antar komplek. Baik olahraga, seni maupun memasak. Dan semua dilakukan di ruang terbuka.

Hal itu memungkinkan karena jumlah masyarakat dulu belum sebanyak sekarang. Kedekatan antar warga walau berlain perumahan, menjadi modal kami menjaga lingkungan. Dengan mengenal masyarakat lain di luar perumahan sendiri, membuat kami merasa aman. Pada kehidupan bermasyarakat keamanan dan kenyamanan adalah syarat mutlak. Termasuk syarat yang harus dipenuhi jika ada ruang terbuka umum.

Mengapa ruang terbuka umum yang aman dan nyaman menjadi diperlukan dan penting untuk diadakan/disediakan. Manusia sama dengan mahluk hidup lainnya yang harus berada dalam ekosistem. Ekosistem ini dibangun manusia dengan tetap memperhitungkan lingkungan sekitar termasuk tumbuhan dan hewan. Dalam ruang terbuka yang dikelilingi pepohon besar, selain untuk melindungi dari terik matahari, pepohonan juga bisa menahan debu/polusi kendaraan bermotor,  menjadi habitat binatang seperti burung-burung. Tanaman bunga-bunga bisa mengundang kupu-kupu. Maka ruang terbuka juga bisa menjadi sumber pendidikan mengenai alam dan lingkungan hidup.

Berdasarkan penjabaran dari GBHN 1993 dengan melihat pertumbuhan ekonomi, pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya,  stabilitas nasional melalui pembangunan berkelanjutan (sustainable development) tetap harus memperhatikan kelestarian lingkungan hidup. Maka lingkungan perkotaan yang berkwalitas perlu dipertahankan

Menurut Dinas Pertamanan Ruang Tebuka Hijau Kota terbagi atas beberapa klasifikasi fungsi. Diantaranya berfungsi untuk relaksasi, hutan kota/raya, rekreasi kota untuk piknik. Untuk kegiatan olahraga, pemakaman, ruang terbuka hijau produktif untuk sawah dan Perkebunan

Sementara kawasan terbuka hijau sendiri terbagi dua, yaitu privat dan umum. Ruang terbuka privat, contohnya pekarangan rumah. Namun mengingat kondisi Jakarta yang sudah sangat padat penduduk, sedikit sekali rumah-rumah yang masih memiliki halaman. Karena itu ruang terbuka umum sudah menjadi kebutuhan.

Hal penting lain yang harus menjadi perhatian keberadaan ruang terbuka umum adalah ramah anak. Kita ketahui anak-anak yang kelak akan menjadi generasi penerus, perlu mendapat perlindungan agar mereka dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Keselamatan anak-anak perlu mendapat perhatian istimewa. Sehingga ruang terbuka ramah anak menjadi sebuah syarat mutlak bagi ruang terbuka umum yang ada.

Untuk menciptakan ruang terbuka umum, bukan hanya mengandalkan pemerintah. Sejujur masyarakat yang akan menggunakan harus menjadi garda terdepan dalam menjaga dan merawat ruang terbuka yang sudah ada. Sedangkan pihak swasta bisa menjadi doantur dalam pengadaan fasilitas di atas ruang terbuka milik pemerintah. Sehingga kolaborasi masyarakat, swasta dan pemerintah harusnya bisa menjadi fasilitasi ruang terbuka bagi semua masyarakat.

Salah satu ruang terbuka ramah anak yang ada di Jakarta barat, terwujud berkat dukungan pihak swasta. Ini dapat menjadi contoh yang baik dan diaplikasi di wilayah-wilayah lain di Jakarta. Ruang terbuka adalah salah satu sarana menciptakan kedekatan antar sesama warga yang dapat menekan kecurigaan dan meningkatkan kewaspadaan. Pada akhirnya ruang terbuka untuk semua dapat menjadi tempat berinteraksi yang menyenangkan antar sesama warga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun