Tak pernah terpikir sedikitpun,
suatu masa aku akan menjilati kesuraman
Tak pernah terlintas dalam benakku,
menjadi yang tersisihkan
Virus dalam sakitku tak jahat,
ia hanya memamah fisikku
Tapi stigma yang kuterima,
bukan hanya menghancurkan fisik tapi juga mentalku.
Kejahatan mereka yang menempelkan stigma,
lebih membunuh dari virus itu sendiri
Apa dosaku, hingga harus di ceraikan?
Apa dosaku, hingga harus terpisah dari darah dagingku?
Apa dosaku, hingga pekerjaanku di rampas?
Aku tak berbeda dengan mahluk hidup lainnya
Tak ada dedaunan yang marah dan sakit hati
Hanya lantaran angin memisahkannya dari dahan.
karena daun tahu, ia akan menjadi sesuatu yang berarti bagi tanah
daun akan menjadi humus yang memberi kehidupan lebih baik
Aku punya perasaan
Aku punya keinginan
Aku punya cita-cita
Aku punya pengharapan
Aku punya banyak rencana
Menjadi baik dan lebih baik lagi
Aku bisa sehat seperti sediakala
Aku bisa meminum obat yang sudah disediakan
Jangan sisihkan aku
Jangan sisihkan dia
Jangan sisihkan kami
Otakku masih mampu berpikir
Kedua tanganku masih mampu berkarya
Aku takkan meratapi malam yang gelap dan kelam
Aku takkan meratapi jiwa-jiwa rapuh
Aku sadar dan optimis,
kesehatan dan masa depanku, aku yang tentukan.
Enyahlah semua virus dan kesuraman hidup.
Kalian tak akan mampu padamkan semangat ku untuk sembuh
Kan kukibarkan disetiap pembulu nadi
Dalam saluran menuju aorta, aku pasti sehat
TB bisa disembuhkan
TB pasti sembuh
Musim yang telah berlalu tak akan kuratapi
Dengan segenap kesadaran dan semangat yang kukobarkan
Tak akan lagi ada yang mampu menistakanku
Wajah-wajah kesuraman
Wajah-wajah penu rasa sakit
Kan kumamah dalam tekad membaja
Tak akan lagi kubiarkan air mata mengalir sia-sia
Karena perih itu kini tiada berarti
Segaris merah diufuk timur
Pertanda pengharapan yang tetap ada
Bila waktu kutiba
Kan kuciduk semua air manis dari danau kehidupan
Kuhirup dalam-dalam agar mengalir disetiap sendi
Enyahkan semua virus yang mematikan
6 bulan, 9 bulan atau bahkan 24 bulan
Hanyalah hitungan waktu pada almanak
Sekejab kupejamkan mata, semua pasti berakhir
Semua pasti berlalu, aku pasti sembuh
Kita memandang sama, merah, kuning, hijau
Kita menghirup oksigen yang sama
Lalu apa yang membuatmu merasa memiliki harkat lebih tinggi?
Di atas langit ada langit
Di bawah bumi ada bumi
Renyah tawaku tetap sama
Karena jiwaku tak pernah berubah
Hidup dan matiku hanya demi Tuhan
Yang mengasihi segala mahluk
Virus TB tidak berarti
Virus TB bukan apa-apa
Virus TB hanya masalah kecil
Karena aku memiliki Tuhan
Yang jauh lebih besar dari semua masalah kehidupan
Dan kepadanya mati hidupku,
Kuserahkan
Tuhan yang memberi
Tuhan yang mengambil
Demi dan atas nama Tuhan
TB pasti bisa disembuhkan.
Larangan Indah, 13 Maret 2015
Puisi ini saya persembahkan buat para pejuang TB
[caption id="attachment_403024" align="aligncenter" width="526" caption="Kami Blogger yang siap mesosialisasikan TB bisa disembuhkan"]
[caption id="attachment_403025" align="aligncenter" width="700" caption="Blogger saat kunjungan ke salah satu Klinik perawatan TB di RS Hasan Sadikin bandung"]