Setidaknya ada dua tata nilai yang dikembangkan Toyota dan sangat berkaitan erat dengan pelaksanaan QCC, yaitu respect dan continous Improvement. Adapun Respect berkaitan dengan pengembangan sikap bekerja sama dan saling menghargai serta sikap empati masing-masing individu. Sedangkan Continous Improvement dimanifestasikan dalam bentuk upaya yang dilakukan secara terus-menerus untuk melakukan perubahan atau perbaikan meskipun nyata-nyata hanya berpeluang 1% untuk mencapai keberhasilan. Kedua nilai atau value ini menjadi poin penting yang sangat mendukung keberhasilan atau pengembangan individu serta tim bahkan perusahaan dalam skala yang lebih luas. Yap...meskipun QCC sangat menekankan kepada perubahan diri individu tapi secara keseluruhan QCC mengharapkan perubahan individu ini akan mendukung perubahan atau keberhasilan sebuah tim, karena Toyota sangat menekankan kinerja berdasarkan tim yang solid untuk menghasilkan satu produk yang bermutu dan berkualitas.
Ada banyak poin-poin berharga yang bisa dijadikan inspirasi atau pembelajaran tentang pelaksanaan QCC di lingkungan Toyota Indonesia, terutama dalam upaya membangun kompetensi sumber daya manusia, antara lain :
- QCC secara berkesinambungan akan meningkatkan kapabilitas masing-masing individu, yang pada akhirnya akan menjadikan tim tersebut sebuah tim yang kuat, solid, dan potensial.
- Membangun dan membentuk pola pikir yang selalu fokus  pada proses untuk menghasilkan produk yang bermutu, inovatif, dan kreatif.
- Menjadi sarana tepat untuk transfer keahlian dan keterampilan, terutama antar individu dalam tim tersebut, yang pada akhirnya akan membentuk satu tim yang tidak hanya solid tapi juga memiliki produktivitas tinggi.
Sedangkan bagi karyawan itu sendiri, QCC memiliki beragam manfaat, yaitu sebagai sarana yang tepat untuk membangun dan meningkatkan komunikasi, sarana berlatih manajemen dan aktivitas improvement, sarana menjalin hubungan antar manusia, dan sebagai upaya membangun tim kerja yang kuat dan harmonis. Sedemikian banyak manfaat penerapan QCC dalam lingkup perusahaan seperti yang selama ini diberlakukan di lingkungan Toyota, baik secara global terutama di Indonesia, karenanya sangat tepat jika buku "Perubahan Tiada Henti" ini direkomendasikan untuk di baca semua kalangan masyarakat, terutama praktisi manajemen dan pimpinan atau manajemen perusahaaan.
Inspirasi QCC Untuk Meningkatkan Kompetensi Sumber Daya Manusia
Sudah bukan rahasia lagi bahwa menghadapi era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) yang sudah didepan mata, Indonesia masih sibuk berkutat dengan masalah peningkatan kualitas sumber daya manusia. Bahkan, dibandingkan negara ASEAN lainnya, kualitas SDM Indonesia terbilang masih cukup tertinggal. Kenyataan ini tentu saja sangat memprihatinkan, apalagi sebentar lagi Indonesia akan menghadapi bonus demografi di mana usia produktif menempati proporsi tertinggi di bandingkan kelompok usia lainnya. Bonus demografi ini jika tidak dimanfaatkan secara maksimal maka akan menimbulkan permasalahan rendahnya kualitas tenaga kerja yang pada akhirnya akan kalah bersaing dengan negara ASEAN lainnya di era di mana MEA sudah efektif mulai bekerja.
Dalam acara peluncuran buku "Perubahan Tiada Henti" lalu juga dihadiri beberapa sekolah yang dijadikan percontohan pelaksanaan QCC dalam rangka bakti Toyota Indonesia untuk ikut serta meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di masa depan. Bertajuk program "Kaizen Goes To School" QCC Toyota Indonesia berharap dengan bisa membangun pola pikir serta kualitas generasi muda agar memiliki kompetensi setelah memasuki pasar tenaga kerja. Pihak QCC sadar bahwa di era MEA nanti, kompetensi tenaga kerja sangat dibutuhkan untuk masuk dalam era persaingan dengan tenaga kerja negara lain yang sejak dahulu sudah dikenal berkualitas, seperti Singapura dan Malaysia.
Untuk pelaksanaan QCC ini, dipilih beberapa sekolah diantaranya SMK Al Muslim di Bekasi, yang pada pelaksanaan program tersebut dititik beratkan pada pilar-pilar kemandirian melalui semangat perubahan tiada henti yang dibawa oleh budaya Kaizen, berpadu dengan kearifan budaya lokal Indonesia, yaitu sikap suka menolong, bergotong royong, dan ramah terhadap orang lain. Kemandirian sangat penting untuk di bangun sejak dini, karena berkaitan erat dengan kemampuan untuk menyelesaikan masalah, memahami masalah, dan mencari solusi atas permasalahan tersebut. Kamandirian ini pada akhirnya akan memperkuat lahirnya karakter unggul di kalangan siswa yaitu sikap empati, saling menghargai, mengedepankan fakta atau bukti dengan data yang valid, berorientasi pada proses, melakukan observasi untuk mendapatkan hasil yang akurat, dan mengedepankan sikap untuk lebih mementingkan kepuasan pelanggan.
Atas alasan inilah mengapa dalam laboratorium pertama pelaksanaan QCC di tingkat sekolah, Toyota Indonesia memiliki SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), karena SMK memiliki karakteristik yang cukup kuat dalam dunia pendidikan di Indonesia, yaitu menghasilkan tenaga kerja siap pakai untuk berbagai kebutuhan industri dengan keahlian yang spesifik. Namun, tentu saja pada perkembangannya, QCC mengharapkan tidak hanya di tingkat SMK, namun juga program lain terutama di perguruan tinggi, karena dari institusi-institusi inilah akan lahir generasi muda yang akan membangun bangsa Indonesia di masa depan.
Tentu bukan persoalan yang mudah karena dalam perjalanannya QCC kerap menghadapi tantangan dan kesulitan, terutama dalam hal membangun konsistensi guru sebagai perantara untuk mengawasi sekaligus membantu terselenggaranya program QCC di sekolah tersebut. Tapi berkat kerja nyata yang dilakukan secara berkesinambungan dari tim QCC Toyota Indonesia selama bertahun-tahun, dan di mulai dari perubahan yang mungkin sangat kecil pada lingkup siswa itu sendiri, pada akhirnya akan memunculkan suatu perubahan besar untuk menghasilkan sumber daya manusia Indonesia yang kompeten, berkualitas, bermutu, dan mampu menembus ketatnya persaingan di era MEA dan pasar bebas dunia tahun 2020 mendatang.
Dari gambaran yang telah dikemukakan secara panjang lebar di atas menunjukkan betapa buku ini sangat layak dijadikan referensi memperbaiki permasalahan kompetensi sumber daya manusia di Indonesia, bahkan untuk praktisi pendidikan. Tertarik? Anda bisa mendapatkan buku ini di toko buku Gramedia terdekat.