Mohon tunggu...
Queen Foniks
Queen Foniks Mohon Tunggu... Mahasiswa - Merdeka Menulis

"When we write, we clarify our understanding and deepen our learning." About: - Language; English and Spanish - Short Story - Poetry - Book Review - Self Improvement Book.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Part 2: Hari Keberuntungan

6 Mei 2024   11:15 Diperbarui: 6 Mei 2024   13:17 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: pinterest.id/Naru

***

Menunggu angkot.

Sempat aku merasa sedih, tapi aku tahu Tuhan punya banyak jalan untuk menolongku.

"Tit..Tit.." itu adalah bunyi klakson angkot yang kutunggu-tunggu. Akupun mengeluarkan guratan senyuman dari bibirku dan sedetik itu pun hatiku begitu senang. Hingga angkot itu pun muncul. Aku kaget, aku mengira bahwa itu adalah angkot tumpangan masyarakat untuk bepergian. Nyatanya yang kulihat adalah seorang Bapak yang sudah lanjut usia dengan seorang Ibu, yang duduk di samping bangku Bapak itu, dan juga ada sedikit barang-barang bekas di dalam mobil itu. Ya..itu adalah mobil tempat barang bekas.

"Itu pun tidak masalah bagiku" ucapku.

Dengan berani, aku menjumpai Bapak itu, dan berkata

"Permisi Pak. Maaf, kalau boleh tahu, kalian akan pergi kemana pak?

"Kami akan pergi ke kota, tepatnya di daerah Pasaribu untuk mengambil barang-barang bekas. Kenapa nak?" Ucapnya.

"Begini Pak, saya hendak ke kota untuk bimbingan belajar. Sudah lama saya menunggu angkot, tetapi aku tak kunjung mendapatkannya, dan jika aku menunggu lebih lama lagi, aku akan terlambat Pak, dan aku akan ketinggalan banyak materi belajar. Kalau sekiranya Bapak tidak keberatan, apakah aku boleh menumpang, Pak?" jelasku padanya

"Nak...sama sekali aku tidak keberatan, kamu boleh ikut bersama kami. Yang jadi masalahnya sekarang, tidak ada satu pun bangku untuk kau duduki, dan lihatlah keadaan mobil ini, penuh dengan karat. Karena memang ini hanyalah mobil tempat barang bekas." Kata bapak itu padaku.

"Tidak apa-apa Pak, aku berdiri saja Pak" ucapku meyakinkan Bapak itu.

"Baiklah nak, kalau itu mau mu"

Akupun menaiki mobil itu, aku merasa pengap. Karena itu, aku membuka sedikit jendela kaca mobil. Tiba-tiba pandanganku teralihkan keluar, aku melihat abangku berdiri dengan pandangannya yang mengarah padaku. Mungkin saja, dia sedang memastikan apa aku sudah pergi ke tempat bimbinganku, atau barang kali dia hanya sekadar berjalan keluar untuk melihat sesuatu apa pun. "Ah, sudahlah" pikirku.

Kami pun berangkat dengan posisiku yang berdiri sambil memegang benda di dalam mobil itu yang dapat kujangkau agar aku tidak terjatuh. Selama di perjalanan, aku merasakan pegal di bagian lengan ku dan kepalaku terasa sakit, karena sudah hampir 7 kali kepalaku kejedot ke benda-benda lain. Aku tetap menikmati perjalanan kami, hingga aku bisa menghitung berapa kali kepalaku ter-antuk. Tapi, bagaimana pun keadaannya, aku tetap bersyukur.

"Thank you God" ucapku penuh kegirangan. Dan tak terasa, kurang lebih 15 menit lamanya di perjalanan, akhirnya kami pun sampai di pertigaan jalaan, tepatnya di Jln. Pos.

"Terima kasih banyak, Pak" ucapku padanya.

"Sama-sama nak" balasnya.

Akupun berlari kecil sambil menelusuri lorong-lorong rumah warga, hingga akhirnya aku sampai di koridor tempat bimbingan. Sebelum memasuki ruangan, aku mempunyai kebiasaan khusus, yang mungkin ini adalah satu hal yang membangkitkan semangat belajarku. Aku membaca nama dari tempat bimbingan itu, 'Smart English Course'. Dan lagi, guratan senyuman muncul dari bibirku. Dengan percaya diri aku memasuki kelasku. Saat itu aku tidak melihat Miss Sarina, wali kelasku. Dan ternyata benar dugaanku, Miss Sarina belum sampai di kelas. Untuk kesekian kalinya, aku mendapatkan banyak kejutan dan pertolongan dari Tuhan, dan itu semua diluar pikiranku. Aku mengeluarkan catatanku dan segala keperluanku untuk mengisi mejaku yang kosong.

"Okay, alright! Good afternoon all" Sapa Miss Sarina, yang tiba-tiba muncul dari balik pintu kelas.

"Good afternoon, Miss" sahut kami serentak dengan penuh semangat.

Dan pembelajaran pun berlangsung, kami menikmati belajar hari itu dengan focus. Hingga kami memperoleh nilai A pada tugas-tugas yang kami kerjakan. Pembelajaran yang kami mulai dari jam 16.00 -18.00 WIB. Saat keluar dari kelas, kami berpisah di persimpangan jalan sesuai arah menuju rumah masing-masing. Akupun memilih jalan tikus supaya cepat menuju tempat menunggu angkot.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun