Mohon tunggu...
Queen Foniks
Queen Foniks Mohon Tunggu... Mahasiswa - Merdeka Menulis

"When we write, we clarify our understanding and deepen our learning." About: - Language; English and Spanish - Short Story - Poetry - Book Review - Self Improvement Book.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Setumpuk Duri

1 Juli 2023   23:13 Diperbarui: 20 April 2024   21:57 103
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setumpuk duri menusuk benakku 

Dadaku sesak, lelah tak berdaya. 

Aku terhimpit di sebuah lorong gelisah, 

Luka hati yang berdarah 

Kini kian jadi parah. 

Ratap tangis, hingga kecewa

Asaku kian menciut, semrawut tak bisa berbuat apa. 

Hingga kuluapkan pada seteguk air dewa. 

Sayatan itu seakan menghilang, 

namun hanya sebentar. 

Nyatanya, aku belum pulih. 

Hingga aku sadar, aku hilang arah. 

Asa apa yang kutaruh di sini? 

sungguh, semuanya hanya fata morgana. 

Ujian bagaikan terik siang surya. 

Hadir ke dunia bersama, berjuta karunia. 

Jangan bertekuk lutut dalam putus asa. 

Jangan bersimpun di hadapan duka. 

Dia, 

Dia menemukanku di lorong dosa itu. 

Pada-Nya jua ku kembali, 

melangitkan doa, dan asa. 

Syukurku pada-Nya, Dia bersamaku.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun