Mohon tunggu...
Queen Foniks
Queen Foniks Mohon Tunggu... Mahasiswa - Merdeka Menulis

"When we write, we clarify our understanding and deepen our learning." About: - Language; English and Spanish - Short Story - Poetry - Book Review - Self Improvement Book.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan dan Kenangannya

30 Juni 2023   13:48 Diperbarui: 20 April 2024   11:57 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

/1/

Aku duduk terpaku,

dengan tatapan kosong, di kala hujan menemani

entah bagaimana bisa, puluh ribu kata memenuhi pikiranku

entah karena apa, tak hanya semesta yang menangis

kalbuku pun begitu.

Kata, detak jantung, peringaimu memenuhi pikiranku.

Bahkan rintik rinai seakan menggambarkan kala itu.

/2/

Kaki kuatmu menapaki setiap kerikil, jalan tanjakan,

bahkan semak, yang barang kali adalah semak duri.

Sakit seakan tak kau rasa,

apa itu pedih? atau bahkan menyayat?

Sudahlah, kau bahkan tak akan menjawab itu.

/3/

Dalam jeda perjalanan kita,

Banyak tanya yang memenuhiku.

Akankah selesai di sini?

bagaimana jika Dia lebih menginginkanmu?

Kau seka nanarku dengan dengusanmu.

ruang untukku

memegang erat tanganmu yang rimpuh berkerut.

'mari kita menapakinya lagi' ucapmu selalu.

'mengapa tidak berhenti dahulu,

kita tak mengejar apa' jawabku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun