Mohon tunggu...
Elisabeth FLS
Elisabeth FLS Mohon Tunggu... Koki - it's me

Manusia yang suka berimajinasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hilangnya Rangka Tak Berfungsi

15 Oktober 2017   14:16 Diperbarui: 15 Oktober 2017   14:34 1362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Organ rudimenter ini tentunya mengalami keadaan di mana ia tidak berguna, tetapi ada yang berpendapat bahwa bagian rudimenter sama bergunanya dengan bagian - bagian yang secara fisiologis memang sangat penting bahkan bagian yang rudimenter tersebut bisa lebih berguna dibandingkan dengan bagian yang secara fisiologis berguna. Organ yang dianggap rudimenter ini dapat dikatakan sebagai perjalanan dari sebuah evolusi. 

Evolusi sendiri memiliki arti, yaitu perubahan sifat -sifat pada makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu yang lama. Sifat ini merupakan sifat yang nantinya akan terwariskan turun - temurun dari generasi ke generasi selanjutnya. Perubahan ini disebabkan oleh tiga proses utama yang berkombinasi, yaitu variasi, reproduksi, dan seleksi. Perubahan - perubahan yang terjadi itu bisa terlihat dan dalam skala besar, tidak terlalu tampak, ataupun dalam skala kecil.

Charles Darwin merupakan ilmuwan yang berkebangsaan Inggris. Ia mengungkapkan hal mengenai nenek moyang manusia adalah seekor kera. Kesimpulan yang diambilnya itu berdasarkan penemuan - penemuan tulang belulang hewan, manusia purba, dan kera purba. Kera tersebut mengalami perbaikan biologis secara berharap selama jutaan tahun, sehingga menjadi seorang manusia. Secara DNA juga dijelaskan bahwa kera memiliki DNA ynag sangat mirip juga dengan manusia. Namun, teori ini masih belum ditemukan penyambungnya sehingga sulit untuk diterima.  

Pada intinya evolusi biologi ini ditandai dengan perubahan fisik yang terlihat, tetapi semua yang berubah tidak dapat dikatakan sebagai evolusi. Misalnya, berat badan pada manusia yang bertambah. Tentunya hal tersebut bukan merupakan evolusi. Seperti yang sudah dikatakan di aats, seleksi alam merupakan salah satu faktor yang menentukan sebuah evolusi. Dari dulu hingga sekarang alam mengalami banyak perubahan. Misalnya saja, suhu, susunan, bahkan pulau - pulau yang bergerak dan telah berpindah dari tempat mulanya ke tempat yang berbeda. Bagi spesies yang tidak mampu beradaptasi dan berevolusi dengan baik, spesies tersebut berkemungkinan untuk tidak dapat berkembang atau bertahan hidup.  

evolusi-59e30d7b88fc8d75d839ac62.jpg
evolusi-59e30d7b88fc8d75d839ac62.jpg

Sir Charles Lyell merupakan seorang ilmuwan yang berasal dari Skotlandia dengan buku terkenalnya, yaitu Priciples of Geology. Banyak ahli biologi yang menyatakan bahwa makhluk hidup mengalami perubahan secara berangsur - angsur dalam waktu yang lama. Perubahan ini memunculkan sifat - sifat baru. Pada awalnya sifat yang baru ini hanya menunjukan penyimpangan --penyimpangan sedikit dari moyangnya. Namun, makin lama generasi selanjutnya mengalami penyimpangan yang semakin banyak dan munculah spesies baru.

Jean Baptise de Lamarck seorang ilmuwan asal Prancis yang memiliki suatu gagasan dalam bukunya yang berjudul Philoshopic. Yang dikatakan dalam buku tersebut adalah bahwa lingkungan memiliki pengaruh terhadap ciri - ciri dan sifat - sifat yang diwariskan melalui proses adaptasi lingkungan. Bagian tubuh makhluk hidup dapat berubah ciri, sifat, dan karakternya karena pengaruh lingkungan hidupnya. Perkataanya yang terakhir adalah organ yang sering digunakan akan berkembang dan tumbuh membesar, sehingga sesuai untuk digunakan pada lingkungan tersebut. Sebaliknya bagian tubuh yang jarang atau bahkan tidak pernah digunakan lagi lama - kelamaan akan mengalami penyusutan atau pemendekan, bahkan menghilang (rudimenter).

Bagian tubuh yang mengalami perubahan tersebut dikatakan sebagai bagian yang telah beradaptasi dengan lingkungan. Bagian yang sudah beradaptasi tersebut memiliki ciri dan karakter yang berbeda dengan aslinya. Sifat dari adaptasi ini akan diwariskan kepada keturunannya dari generasi ke generasi selanjutnya. Begitu seterusnya sampai pada akhirnya muncul makhluk hidup yang lebih maju dibandingkan dengan moyangnya.

Teori - teori evolusi di atas semakin memperjelas tulang ekor pada manusia yang berbeda dengan ekor monyet, seperti keadaan alam yang mengharuskan adanya perubahan untuk beradaptasi dan akhirnya muncul sifat baru yang diturunkan ke generasi selanjutnya. Perubahan -perubahan yang terjadi secara bertahap dan dalam jangka waktu yang panjang. Akhirnya, menjadikan adanya manusia sekarang ini. Teori yang disampaikan ini juga menegaskan bahwa bagian yang memiliki penurunan fungsi atau sudah tidak memiliki fungsi lagi akan mengalami rudimenter.

Menurut penulis, manusia memiliki kemungkinan yang kecil sekali untuk memiliki rangka yang tidak memiliki kegunaan. Tulang ekor pun masih memiliki kegunaan, seperti misalnya menjaga keseimbangan saat duduk. Saat tulang ekor mengalami kerusakan pun akan mengakibatkan dampak yang cukup besar kepada tubuh kita, misalnya, sakit pada sekitar pinggul dan punggung. 

Pada saat sekarang ini rangka yang ada pada tubuh kita memiliki fungsiya masing - masing. Namun, yang perlu kita pahami adalah kemampuan adaptasi tubuh kita yang mungkin bisa mengubah fungsi suatu bagian atau organ. Lingkungan yang terus berubahlah yang memaksa tubuh kita untuk terus beradaptasi dan akhirnya mengalami pengurangan dari sebuah fungsi    

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun