Mohon tunggu...
Elisabeth FLS
Elisabeth FLS Mohon Tunggu... Koki - it's me

Manusia yang suka berimajinasi

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Hilangnya Rangka Tak Berfungsi

15 Oktober 2017   14:16 Diperbarui: 15 Oktober 2017   14:34 1362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rangka tubuh yang ada pada manusia tentunya mengingatkan kita tentang fungsi dari rangka tersebut yaitu, menopang, melindungi, dan memberi bentuk. Rangka tubuh ini dibangun oleh berbagai macam tulang yang dilapisi oleh otot dan kulit, sehingga disebut endoskeleton atau rangka dalam. Rangka tubuh merupakan alat gerak pasif manusia yang akan digerakkan oleh otot. Rangka tubuh ini sendiri dibagi menjadi dua, yaitu rangka aksial dan rangka apendikular.

Rangka aksial merupakan rangka yang digunakan sebagai perlindungan. Rangka aksial dibedakan menjadi empat bagian, yaitu gelang bahu (tulang belikat dan selangka), anggota gerak atas (tulang pengumpil, hasta, telapak tangan, jari tangan, pangkal lengan), gelang panggul (Ilium, simfisis pubic, iskium, pubic), dan anggota gerak atas (tulang paha, kering, betis, tempurung lutut, pergelangan kaki, telapak kaki, jari kaki).

Rangka apendikular merupakan rangka yang digunakan sebagai perlindungan. Rangka apendikular dibedakan menjadi lima bagian, yaitu tengkorak, tulang telinga dalam dan hioid, tulang belakang, tulang dada, dan tulang rusuk.

Setiap rangka tubuh tentu memiliki masing -masing bentuk, struktur, dan fungsinya bagi keberlangsungan hidup kita. Selain dalam melindungi, menopang, dan memberi bentuk, rangka tubuh juga berfungsi sebagai hematopiesis, yaitu pembentukan sel darah putih, sel darah merah, dan keping darah. Selain itu, sebagai tempat pemyimpanan mineral, energi, dan memiliki fungsi imunologis. Fungsi imunologi ini diartikan bahwa rangka tubuh menghasilkan sel - sel imunitas di dalam sumsum. Namun, apakah ada rangka yang tidak memiliki fungsi? Jawabannya adalah ada. Rangka yang tidak memiliki fungsi ini akan mengalami rudimenter (regenerasi) atau menghilang. Rudimenter adalah hilang atau berkurangnya struktur dan fungsi organ yang sudah tidak pernah digunakan lagi. Rudimenter sendiri dapat terjadi demi fungsinya yang benar dan dipergunakan untuk hal yang sangat berlainan.

Organ yang mengalami pergeseran fungsi ini dianggap sebagai bukti dari adanya proses evolusi (organ yang sudah tidak berguna ternyata masih dijumpai) dan suatu organ yang diciptakan tentu saja bukan sekedar aksesoris. Dulu, tentunya dapat berfungsi baik namun karena perubahan zaman dan lingkungan yang akhirnya menyebabkan organ yang sebelumnya berfungsi menjadi tidak memiliki peran. Contoh dari organ yang mengalami rudimenter adalah tulang ekor.


Tulang ekor terletak di bagian bawah tulang belakang. Fungsi dari tulang ekor adalah menjaga keseimbangan saat berada dalam posisi duduk, sehingga ketika terjatuh dalam posisi terduduk, tulang ekor bisa mengalami retak, bergeser, atau memar rasa sakit atau nyeri yang dirasakan oleh tulang ekor ini dapat menyebar ke pinggang, punggung atau yang lainnya.   

Seperti yang kita tahu, kita memiliki kemiripan dengan hewan primata seperti monyet. Kita memiliki hubungan kekerabatan yang dekat dengan monyet. Monyet memiliki ekor yang sangat panjang, tidak seperti kita manusia dan hewan besar seperti gorila yang terlihat tidak memiliki ekor. Hubungan kekerabatan itu dibuktikan dengan manusia yang sebenarnya memiliki ekor, yaitu tulang ekor yang memiliki empat segmen saat embrio dan akhirnya bersatu menjadi satu segmen saat dewasa. 

Ekor monyet dan tulang ekor yang kita miliki memang sangat berbeda. Ekor monyet panjang karena ekor tersebut sering dipakai untuk kegiatannya setiap hari, seperti bergelantungan di atas pohon, menumpu dan sebagai penyeimbang saat ia lompat dari pohon satu ke pohon lainnya. Sebagaimana yang kita tahu monyet lebih sering berada di atas pohon dibandingkan berada di atas tanah, sedangkan manusia tidak pernah menggunakan ekornya seperti monyet. Ekor yang ada pada manusia ini, akhirnya mengalami rudimenter. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, rudimenter ini merupakan hilangnya fungsi dari suatu organ karena tidak pernah digunakan. Ekor manusia mengalami rudimenter, sedangkan ekor monyet terus berkembang karena sering digunakan. Ukuran ekor manusia menjadi sangat kecil jika dibandingkan dengan monyet karena kurang fungsinya.  

Organ yang rudimenter adalah organ yang dari awal sama sekali tidak berguna dan belum berkembang sepenuhnya bahkan bisa saja organ tersebut lebih tidak berguna dibandingkan sebelumnya. Tanpa kita sadari, organ -organ tersebut juga masuk dalam seleksi alam. Sebenarnya kemungkinannya sangat kecil untuk sebuah organ yang tidak memiliki fungsi sama sekali. Namun, kita harus memahami bahwa organ-organ yang tidak memiliki fungsi lagi disebut mengalami rudimenter. 

Organ yang mengalami  rudimenter akan membuang waktu karena harus menyediakan darah, zat makanan, dan ruangan secara terus -menerus bagi organ yang tidak lagi memiliki fungsi penting. Seperti yang sudah disebut di atas, seleksi alam juga maasuk dalam faktor rudimenter. Seleksi alam akan cenderung menguntungan individu yang memiliki bentuk tereduksi dan akhirnya menghilangkan struktur yang sudah tidak berfungsi lagi.

Organ rudimenter ini tentunya mengalami keadaan di mana ia tidak berguna, tetapi ada yang berpendapat bahwa bagian rudimenter sama bergunanya dengan bagian - bagian yang secara fisiologis memang sangat penting bahkan bagian yang rudimenter tersebut bisa lebih berguna dibandingkan dengan bagian yang secara fisiologis berguna. Organ yang dianggap rudimenter ini dapat dikatakan sebagai perjalanan dari sebuah evolusi. 

Evolusi sendiri memiliki arti, yaitu perubahan sifat -sifat pada makhluk hidup secara bertahap dalam jangka waktu yang lama. Sifat ini merupakan sifat yang nantinya akan terwariskan turun - temurun dari generasi ke generasi selanjutnya. Perubahan ini disebabkan oleh tiga proses utama yang berkombinasi, yaitu variasi, reproduksi, dan seleksi. Perubahan - perubahan yang terjadi itu bisa terlihat dan dalam skala besar, tidak terlalu tampak, ataupun dalam skala kecil.

Charles Darwin merupakan ilmuwan yang berkebangsaan Inggris. Ia mengungkapkan hal mengenai nenek moyang manusia adalah seekor kera. Kesimpulan yang diambilnya itu berdasarkan penemuan - penemuan tulang belulang hewan, manusia purba, dan kera purba. Kera tersebut mengalami perbaikan biologis secara berharap selama jutaan tahun, sehingga menjadi seorang manusia. Secara DNA juga dijelaskan bahwa kera memiliki DNA ynag sangat mirip juga dengan manusia. Namun, teori ini masih belum ditemukan penyambungnya sehingga sulit untuk diterima.  

Pada intinya evolusi biologi ini ditandai dengan perubahan fisik yang terlihat, tetapi semua yang berubah tidak dapat dikatakan sebagai evolusi. Misalnya, berat badan pada manusia yang bertambah. Tentunya hal tersebut bukan merupakan evolusi. Seperti yang sudah dikatakan di aats, seleksi alam merupakan salah satu faktor yang menentukan sebuah evolusi. Dari dulu hingga sekarang alam mengalami banyak perubahan. Misalnya saja, suhu, susunan, bahkan pulau - pulau yang bergerak dan telah berpindah dari tempat mulanya ke tempat yang berbeda. Bagi spesies yang tidak mampu beradaptasi dan berevolusi dengan baik, spesies tersebut berkemungkinan untuk tidak dapat berkembang atau bertahan hidup.  

evolusi-59e30d7b88fc8d75d839ac62.jpg
evolusi-59e30d7b88fc8d75d839ac62.jpg

Sir Charles Lyell merupakan seorang ilmuwan yang berasal dari Skotlandia dengan buku terkenalnya, yaitu Priciples of Geology. Banyak ahli biologi yang menyatakan bahwa makhluk hidup mengalami perubahan secara berangsur - angsur dalam waktu yang lama. Perubahan ini memunculkan sifat - sifat baru. Pada awalnya sifat yang baru ini hanya menunjukan penyimpangan --penyimpangan sedikit dari moyangnya. Namun, makin lama generasi selanjutnya mengalami penyimpangan yang semakin banyak dan munculah spesies baru.

Jean Baptise de Lamarck seorang ilmuwan asal Prancis yang memiliki suatu gagasan dalam bukunya yang berjudul Philoshopic. Yang dikatakan dalam buku tersebut adalah bahwa lingkungan memiliki pengaruh terhadap ciri - ciri dan sifat - sifat yang diwariskan melalui proses adaptasi lingkungan. Bagian tubuh makhluk hidup dapat berubah ciri, sifat, dan karakternya karena pengaruh lingkungan hidupnya. Perkataanya yang terakhir adalah organ yang sering digunakan akan berkembang dan tumbuh membesar, sehingga sesuai untuk digunakan pada lingkungan tersebut. Sebaliknya bagian tubuh yang jarang atau bahkan tidak pernah digunakan lagi lama - kelamaan akan mengalami penyusutan atau pemendekan, bahkan menghilang (rudimenter).

Bagian tubuh yang mengalami perubahan tersebut dikatakan sebagai bagian yang telah beradaptasi dengan lingkungan. Bagian yang sudah beradaptasi tersebut memiliki ciri dan karakter yang berbeda dengan aslinya. Sifat dari adaptasi ini akan diwariskan kepada keturunannya dari generasi ke generasi selanjutnya. Begitu seterusnya sampai pada akhirnya muncul makhluk hidup yang lebih maju dibandingkan dengan moyangnya.

Teori - teori evolusi di atas semakin memperjelas tulang ekor pada manusia yang berbeda dengan ekor monyet, seperti keadaan alam yang mengharuskan adanya perubahan untuk beradaptasi dan akhirnya muncul sifat baru yang diturunkan ke generasi selanjutnya. Perubahan -perubahan yang terjadi secara bertahap dan dalam jangka waktu yang panjang. Akhirnya, menjadikan adanya manusia sekarang ini. Teori yang disampaikan ini juga menegaskan bahwa bagian yang memiliki penurunan fungsi atau sudah tidak memiliki fungsi lagi akan mengalami rudimenter.

Menurut penulis, manusia memiliki kemungkinan yang kecil sekali untuk memiliki rangka yang tidak memiliki kegunaan. Tulang ekor pun masih memiliki kegunaan, seperti misalnya menjaga keseimbangan saat duduk. Saat tulang ekor mengalami kerusakan pun akan mengakibatkan dampak yang cukup besar kepada tubuh kita, misalnya, sakit pada sekitar pinggul dan punggung. 

Pada saat sekarang ini rangka yang ada pada tubuh kita memiliki fungsiya masing - masing. Namun, yang perlu kita pahami adalah kemampuan adaptasi tubuh kita yang mungkin bisa mengubah fungsi suatu bagian atau organ. Lingkungan yang terus berubahlah yang memaksa tubuh kita untuk terus beradaptasi dan akhirnya mengalami pengurangan dari sebuah fungsi    

Dari berbagai penjelasan di atas, kita mengerti bahwa rangka yang tidak memiliki fungsi pada tubuh kita akan mengalami rudimenter karena rangka tersebut sudah tidak pernah digunakan lagi. Jadi, bagian yang mengalami rudimenter adalah bagian yang telah kehilangan fungsinya. Rudimenter terjadi karena adanya seleksi alam yang dijelaskan melalui teori evolusi.

Sebaliknya dari rudimenter, bagian atau organ yang digunakan terus menerus akan berkembang dan terus ada karena bagian tersebut menunjang kehidupan makhluk hidup. Seperti halnya dengan monyet yang selalu menggunakan ekornya, sehingga menjadikan ekor monyet terus berkembang dan panjang. Tidak seperti tulang ekor pada manusia yang tidak pernah digunakan, sehingga mengalami penyusustan.

Baik adanya jika kita menjaga kesehatan tulang kita dengan banyak mengonsumsi susu, ikan, telur, dan makanan lain yang mengandung vitamin D dan kalsium. Sinar matahari pada pagi hari juga baik untuk tulang kita, karena mengandung vitamin D. Rajin - rajinlah berolahraga dan hindari rokok juga pengonsumsian alkohol. Hal ini mengurangi resiko terjadinya osteoporosis saat kita tua nanti. Tulang adalah salah satu organ yang sangat penting karena itu baik adanya untuk menjaga kesehatan tulang kita sejak dini. 

 

Sumber :

https://books.google.co.id

https://id.scribd.com

http://www.biologikesehatan.com

http://biologimediacentre.com

https://hellosehat.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun