Oleh karena itu, orangtua sebagai pendidik yang pertama dan utama hendaknya memberikan keteladanan yang baik untuk anak dalam hal sikap, kebiasaan, tutur kata/kesopanaan sejak kecil agar mereka dapat tumbuh menjadi pribadi yang baik dan berkualitas bagi Tuhan, masyarakat, bangsa, dan negara.
Seringkali para orangtua kurang menyadari bahwa anak-anak meniru apa yang mereka lakukan. Sebagai contoh, orangtua selalu mengharuskan anak bersikap baik, ramah, dan sopan tapi orangtuanya tidak melakukan hal demikian, misalnya ada orangtua yang marah-marah kepada orang lain di depan anaknya sehingga anak akan meniru orangtuanya.Â
Anak diharusnya untuk taat aturan namun saat mengantarkan anak ke sekolah, waktu di lampu lalu lintas ada orangtua yang justru melanggarnya. Bagaimana anak akan taat aturan kalau orangtua sebagai teladan saja melakukan hal yang tidak baik pastinya anak akan meniru karena anak selalu merekam setiap perilaku yang dilihatnya terutama perilaku orang tuanya sendiri.Â
Hal inilah yang menjadi keprihatinan dan refleksi kita bersama bahwa apabila ada anak yang usil, mudah marah, pembangkan bukan karena faktor anak semata tetapi bisa saja karena pengaruh orangtua yang kurang baik, orangtua kurang memperhatikan anak karena sibuk bekerja ataupun kurang memberikan contoh keteladanan baik bagi anak. Anak diharuskan pintar akademis, orangtua berambisi agar anak menjadi hebat dan juara namun tidak memiliki dedikasi untuk memberikan keteladanan baik bagi anak.
Keteladanan bisa dimulai di rumah dengan mengajak anak doa bersama, saling memberikan tanda salib saat berpamitan untuk menumbuhkan iman anak ataupun menyisihkan uang saku untuk kolekte agar mengajarkan anak akan berbagi.Â
Saat di sekolah peran orangtua memang digantikan sementara oleh guru namun yang terutama tetap orangtua. Guru hanya menjadi wakil sementara di sekolah, tanggung jawab sepenuhnya adalah orangtua. Kerja sama yang baik antara guru dan orangtua tentunya akan berdampak positif bagi kemajuan anak dan berkualitas baik secara manusiawi maupun rohani.Â
Disinilah perlu disadari bahwa peran orangtua sangat besar pengaruhnya bagi tumbuh kembang anak sebab anak adalah salinan atau fotocopy orang tuanya.Â
Peran orangtua tidak dapat digantikan oleh siapapun karena orang tua adalah pendidik yang pertama dan utama bagi anak-anaknya. Tanggung jawab mendidik mutlak dimiliki oleh orangtua sebagai guru bagi anak-anak dalam keluarga.Â
Jika ia dididik dengan kekerasan maka ia akan tumbuh menjadi pribadi pendendam, jika ia dididik dengan cinta maka ia akan menjadi pribadi yang pemurah dan setia. Seperti pepatah "Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya" yang bermakna bahwa perilaku anak merupakan hasil dari keteladanan orangtuanya.
Keteladanan dalam keluarga dimulai dengan penanaman nilai-nilai luhur. Pertama-tama dalam keluarga, anak-anak harus belajar mempraktekkan nilai-nilai luhur dalam keseharian hidup mereka. Melalui contoh keteladan konkret dari orangtua maka anak akan semakin diyakinkan akan kebenaran dan pentingnya nilai-nilai itu dalam kehidupan bersama, sehingga mendorong mereka untuk memperjuangkan nilai -- nilai yang baik tersebut.Â
Sebagai contoh orangtua mengajarkan kepada anak- anak untuk bersikap jujur atau tidak berbohong kepada orang lain. Penanaman nilai kejujuran ini akan dengan mudah diterima dan dihayati oleh anak kalau orangtua menunjukkan sikap dan keteladanan kejujuran dalam kehidupan mereka.Â