Mohon tunggu...
Elin Tanama
Elin Tanama Mohon Tunggu... Penulis - Menulis adalah cara mengingat banyak hal, agar memorimu tidak mati kepenuhan.

Seorang perempuan yang menyukai perpustakaan dan alam dengan panorama hijaunya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bermain-main dengan Puisi, Yuk!

22 Februari 2024   13:11 Diperbarui: 22 Februari 2024   13:18 272
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi/elintanama

BERMAIN-MAIN DENGAN PUISI

Puisi? Kalian sering mendengar kata puisi bukan? Atau kalian sering membaca puisi? Atau bahkan menulis puisi?

Kita berkenalan dulu yuk dengan puisi. Jadi, puisi adalah sebuah bentuk karya sastra yang puitis, terdiri atas larik dan bait. Puisi juga memiliki rima dan irama. Rima adalah pengulangan bunyi yang berselang, baik dalam puisi maupun pada bagian akhir, sedangkan irama adalah bunyi-bunyi yang berulang , teratur dan variasi bunyi yang menimbulkan gerak yang hidup seperti air mengalir (Pradopo, 2000:4)

Singkatnya puisi adalah karya sastra yang memanfaatkan bahasa dan menggunakan diksi (pilihan kata) kemudian disusun menjadi kalimat yang indah. Inilah mengapa puisi itu terasa berbeda dnegan kalimat pada umumnya karena puisi menggunakan bahasa atau istilah yang tidak sering digunakan pada percakapan sehari-hari. Puisi termasuk ke dalam karya sastra fiksi alias bersifat imajinatif. Puisi dibangun berdasarkan imajinasi dan khayalan.

Perlu diketahui bahwa puisi pun memiliki tema yang beragam seperti kekeluargaan, persahabatan, Pendidikan, kesehatan, percintaan dan lain sebagainya. Di bawah ini adalah penyair terkenal di Indonesia yang berkarya dengan puisi.

  • Chairil Anwar
  • W. S. Rendra
  • Sapardi Djoko Damono
  • Sitor Situmorang
  • Widji Thukul
  • Sutardji Calsoum Bahri
  • TaufIq Ismail
  • Joko Pinurbo
  • Goenawan Mohammad
  • Mustofa Bisri
  • Amir Hmazah
  • Abdul Hadi W.M
  • Eka Budianta
  • Asrul Sani
  • Rival ApinAfrizal Malna
  • Ajip Rosidi, dan lain sebagainya

Tokoh-tokoh di atas merupakan penyair yang membawa peran besar bagi perkembangan puisi di  Indonesia. Puisi sangat berkembang dan smekain di kenal di berbagai kalangan karena keragaman dari karya-karya emas para penyair Indonesia. Tentunya, selain tokoh di atas,  masih banyak lagi tokoh-tokoh penting atau penyair ternama Indonesia yang membawa perkembangan dan kemajuan bagi Indonesia.

Di dalam puisi, terdapat istilah puisi diafan dan puisi prismatif. Puisi diafan adalah puisi yang di dalamnya menggunakan bahasa sederhana sehingga mudah dipahami karena puisi ini menggunakan bahasa sehari-hari, sedangkan puisi prismatif sedangkan puisi prismatif memiliki arti yang sulit dipahami. Didlam puisi prismatif menggunakan bahasa atau gaya bahasa (majas) atau diksi/pilihan kata yang tidak digunakan pada bahasa sehari-hari sehingga perlu  pemaknaan yang kompleks untuk memahami/menemukan makna puisi prismatif.

Perhatikan cuplikan puisi berikut.

Contoh puisi Diafan

 Ibu, kaulah Cahaya yang menerangiku

Aku sayang padamu

Aku mencintaimu ibu

Kasihmu tulus

Tiada yang mampu menandingi

 

Contoh puisi prisatis

Layaknya bulan purnama yang bersinar

Aku selelau menemukanmu dalam ingatanku

Tiada di hatiku soal dusta atau rindu yang hilang

Segalanya, dalam diriku 

Membicarakanmu atas rindu yang tak pernah tuntas dan beku

 

Nah, kedua cuplikan puisi di atas sudah terlihat jelas bukan perbedaannya? Bagaimana puisi diafan dan prismatis? Tentu keduanya memiliki karakteristik masing-masing.

Puisi memiliki pemaknaan dan arti yang berbeda bagi setiap pembaca. Maka, jika temanmu memiliki pandangan atau pendapat yang berbeda tentang puisi, jangan di serang ya. Karena sejatinya puisi memililiki sudut pandang yang beragam.

Bagaimana? Bab puisi kali ini mudah dipahami, kan? Coba yuk, buat puisi prismatis atau puisi diafan di kolom komentar. Semangat belajar

Salam literasi.

Daftar Pustaka:

Rusmantara. 2023. Bahasa Indonesia kelas VIII. Bantul: Prestasi.

(Buku ajar Bahasa Indonesia kelas VIII Semester II)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun