Mohon tunggu...
Elin Moevid
Elin Moevid Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

Hanya seseorang yg sibuk duniawi dan rindu menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kata Mereka: Jadi Buruh Dulu, Sarjana Belakangan!

18 Mei 2024   20:15 Diperbarui: 18 Mei 2024   20:17 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi sebagian murid SMA/SMK, pilihan kuliah atau tidak merupakan keputusan yang sulit, baik disebabkan oleh faktor finansial keluarga, kurangnya mengenal potensi diri, dan keinginan diri dan orang tua yang bertentangan. Namun, sebagian yang lain yakin bahwa kuliah adalah momen penting yang harus diraih untuk mencapai masa depan yang lebih baik. Benarkah kuliah menjamin keberhasilan masa depan mereka? Bisakah mereka yang merupakan lulusan SMA/SMK mendapat pekerjaan di masa sekarang?

Ketimpangan Ilmu, Keahlian, dan Lowongan

Tidak dapat dipungkiri bahwa ilmu sains, bahasa, kesenian, dan olah raga yang didapat di sekolah tak bisa mencakup semua wawasan yang dibutuhkan di dunia kerja. Bahkan bisa dikatakan bahwa kebanyakan ilmu tersebut sebatas teori yang penerapannya hanya sedikit di dunia nyata. Hal ini disebabkan karena kondisi di lapangan cepat sekali berubah, seiring dengan berkembangnya teknologi.

Misalnya saja pada materi Bahasa Indonesia kelas XII tentang menulis surat lamaran kerja. Bagian isi dari surat lamaran ini tidak berubah sejak saya sekolah SMA dulu, yaitu ada salam hormat, kalimat pembuka, perkenalan diri, keterangan lampiran yang disertakan, lalu penutup. Untuk mengimbangi perkembangan jaman, materi ini bisa ditambah variasi dengan menulis surat lamaran via email.

Contoh kecil ketimpangan ilmu dalam kasus ini adalah para murid tahu cara menulis surat lamaran, namun tidak tahu bagaimana mereka bisa menemukan lowongan pekerjaan. Tentu saja wawasan ini bisa didapat dari usaha mandiri dan pengalaman. Misalnya, mencari tahu cara membuat profil di situs pencari kerja, seperti LinkedIn, jobstreet, Glints dan Kitalulus.

Saat para lulusan SMK mencari lowongan pekerjaan, mereka masih memiliki keahlian yang bisa diandalkan dalam melamar, sehingga mereka pun akan mencari pekerjaan yang relevan. Berbeda dengan lulusan SMA, lowongan pekerjaan yang tersedia bersifat umum dan biasanya mensyaratkan kekuatan fisik, kejujuran, ketelitian, kemampuan berbahasa, dan kemampuan mengoperasikan komputer. Tak jarang, para lulusan SMA ini bekerja di sektor yang tidak ada hubungannya sama sekali dengan pengetahuan dan keahlian yang mereka dapat dari sekolah, misalnya saja menjadi karyawan toko retail atau buruh pabrik.

Gelar Dipercaya Membuka Jalan 

Mengenyam pendidikan di universitas membuat para lulusan SMA yang belum memiliki wawasan dan keahlian khusus menjadi memiliki gelar di bidang tertentu. Begitu juga dengan lulusan SMK, memiliki gelar membuat mereka lebih ahli di bidang yang ditekuni. Itulah mengapa menjadi lulusan universitas dipercaya memberikan mereka kesempatan yang lebih luas dalam memperoleh pekerjaan.

Sayangnya, tak semua lulusan SMA/SMK berkesempatan untuk berkuliah. Mereka memilih bekerja karena pilihan itulah yang lebih realistis untuk mereka. Keuntungannya, kini mereka memiliki pengalaman kerja di riwayat hidup, serta wawasan dan keahlian baru.

Problematika Buruh Muda Tanpa Gelar 

Para anak muda yang sudah bekerja ini seringkali berstatus karyawan kontrak, dan memerlukan proses atau kualifikasi tertentu untuk menjadi karyawan tetap. Pengangkatan karyawan tetap tersebut berbeda-beda di setiap perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun