Dilema Wisata Alam Bawah Air
Apa yang Anda inginkan saat berkunjung ke wisata alam bawah air? Berenang? Ataukah memanjakan mata?
Saya yakin banyak peminat snorkeling di luaran sana. Siapa yang tidak akan terpukau menikmati pemandangan bawah air di dalam air. Ah, itu sungguh hal yang indah. Setidaknya cobalah sekali-sekali sebelum Anda menua.Â
Namun jika semua orang masuk ke dalam air, mencicipi sensasi berenang bersama ikan, serta mengabadikan momen tersebut demi proyeksi diri yang 'wah', lalu siapa yang menjaga agar ikan dan rumahnya tetap ada?Â
Di satu sisi, warga sekitar ingin mendapatkan penghasilan tambahan dengan mengelola wisata alam. Di sisi lain, warga sendiri juga harus mampu mengelola wisata tersebut agar tetap layak untuk dijadikan tempat wisata. Sementara pengunjung?
Hanya datang, bayar tiket, menikmati sepuasnya dan tentu saja, ambil foto. Kalau bisa ambil foto yang unik, aneh, nyeleneh, ciamik, apa sajalah pokoknya layak dapat like di media sosial. Entah dari posenya. kostumnya, atau angle-nya.Â
Menikmati alam bawah air itu sungguh dilematis. Kalau cuma dilihat saja, sayang, apalagi jika datang dari jauh. Ingin masuk ke dalam airnya tapi takut merusak ekosistemnya. Sementara, ekosistem bawah air itu sungguh menggoda, memancing hasrat, namun tak ingin melukai. Yah begitulah kiranya, seperti perasaan mereka yang menahan deru rindu pada mantan (#eh..).
Itulah sebabnya aturan dalam tempat wisata itu penting. Di lokasi Sumber Sira tadi, aturan yang ada hanyalah: Dilarang memakai bikini. Lah?! Mungkin karena lokasi wisata ini berada di desa dan demi menjaga si perempuan itu sendiri (atau menjaga pandangan petugasnya, hehe).
Aturan ketat di lokasi wisata alam itu perlu untuk mengurangi tindakan kurang bertanggung jawab pengunjung, seperti membuang sampah ke air, membuang sisa makanan/minuman ke air, membawa peralatan aneh-aneh ke dalam air. Namun lucunya, lokasi ini malah dijadikan area underwater photohunting dengan model full make up lengkap dengan kostumnya.
Oke, mungkin saya saja yang berlebihan dalam piknik ini. Mungkin memang zamannya untuk eksplorasi alam demi foto yang menarik decak kagum.Â
Aturan demi Konservasi
Di tengah fenomena instagrammer yang haus petualangan, ada beberapa lokasi wisata alam yang memberlakukan peraturan ketat. Salah satunya, Pantai Tiga Warna (Kab. Malang).
Mereka memberlakukan kuota maksimal pengunjung setiap harinya. Jadi pengunjung harus melakukan reservasi dulu. Area ini memang masuk dalam kawasan rehabilitasi dan konservasi mangrove.