Mohon tunggu...
Elina A. Kharisma
Elina A. Kharisma Mohon Tunggu... Guru - Berbagi hal baik dengan menulis

Seorang kutu buku dan penikmat musik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bangkitkan Semangat Belajar Siswa dengan Kegiatan yang Seru

17 Maret 2018   11:55 Diperbarui: 17 Maret 2018   12:06 928
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak-anak mempunyai rentang perhatian (attention span)  yang terbatas. Oleh karena kegiatan di sekolah dibatasi sekitar 20-60 menit untuk setiap satu kegiatan. Tentunya semakin muda usia siswa, durasi kegiatan akan lebih singkat. Akan tetapi, anak-anak tetap harus berada di sekolah selama berjam-jam untuk melakukan berbagai kegiatan.

 Sering kali kegiatan di kelas membuat para siswa mudah bosan. Oleh karena itu, guru sebaiknya mengatur strategi untuk mengembalikan energi siswa agar semangat mengkuti pelajaran di kelas. Nah, berikut adalah beberapa tips sederhana yang bisa diterapkan sebagai energizerdi kelas.

1. Menyisipkan Gerakan Sederhana

Saat mengajar, guru bisa menyisipkan gerakan-gerakan sederhana yang bisa dipelajari dan dilakukan murid dengan cepat. Contoh jika menghafalkan suatu hal yang penting, guru dapat membuat gerakan sederhana untuk membantu siswa menghafalkan hal tersebut. 

Selain itu, guru juga bisa membuat siswa bergerak di sekitar ruangan kelas misalnya guru membuat kegiatan tanya-jawab dengan pilihan jawaban benar atau salah. Jika menurut anak pernyataan itu benar, anak dapat berjalan ke depan kelas. Apabila menurut siswa pernyataan itu salah, para siswa akan berjalan ke bagian belakang kelas. 

Hal ini akan memberikan kesempatan pada siswa untuk bergerak sejenak setelah sekian lama duduk dan diam mendengarkan penjelasan guru. Oh ya, menyisipkan gerakan sederhana dalam kegiatan pembelajatan dapat juga dikemas dalam bentuk permainan misalnya lempar-tangkap bola, main "domikado", dan sebagainya.

Jika memungkinkan, guru dapat menyiapkan video gerak dan lagu untuk anak-anak. Video seperti ini dapat digunakan saat transisi jam pelajaran. Carilah video yang singkat (3-5 menit) namun ada instruktur atau orang yang memberikan contoh gerakan  di sepanjang video. Dengan demikian, guru tidak perlu repot membuat koreografinya. Tinggal putar videonya lalu minta anak-anak untuk menirukan gerakannya. Mudah, bukan?

2. Menambahkan Lagu

Untuk jenjang pendidikan dasar, guru dapat mengintegrasikan lagu dalam materi yang disampaikan. Bisa juga ditambahkan gerakan-gerakan sederhana. Misalnya ketika belajar anggota tubuh, anak-anak diajak bernyanyi lagu Kepala, Pundak, Lutut, Kaki lengkap dengan gerakannya. 

Selain untuk energizer,dengan menyanyikan lagu, para siswa juga  mempelajari kosakata baru serta cara pengucapannya. Jika tidak menemukan lagu yang sesuai, guru dapat mengganti lirik lagu yang sudah familiar untuk anak-anak sesuai dengan materi yang diajarkan. Kegiatan belajarpun akan jadi lebih menyenangkan.

3. Menggunakan " Jembatan Keledai"

Saat belajar di sekolah, anak-anak harus menghafalkan beberapa hal. Untuk membantu anak agar dapat mengingat hal penting dengan lebih mudah, guru dapat mengajarkannya dengan "jembatan keledai" atau membuat singkatan sesuai yang hendak dihafalkan. 

Tentu akan lebih mudah bagi siswa untuk mengingat warna pelangi dengan menyebutkan "mejikuhibuniu" dibandingkan dengan meghafalkan "merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu." Ada juga "adik simba" untuk menghafalkan kata tanya "apa, dimana, kapan, siapa, mengapa, bagaimana." 

Nah, tentu guru harus kreatif dalam membuat singkatan yang menarik tetapi gampang diingat oleh siswa. Jika mengajar di tingkat sekolah menengah, guru dapat memberikan tantangan pada siswa untuk membuat "jembatan keledai" versi mereka lalu dibagikan kepada teman-teman. Dengan menggunakan "jembatan keledai", siswa pun dapat menghafalkan hal-hal yang penting tanpa air mata.

4. Beri Kesempatan untuk Berbicara

Kebanyakan guru akan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya harus dituliskan oleh siswa. Lalu, jika bertanya-jawab dengan siswa, guru akan cenderung memilih satu atau dua orang untuk menjawabnya secara lisan sedangkan murid-murid yang lain mendengarkan. 

Supaya mengurangi kejenuhan saat diskusi kelas, guru sebaiknya memberikan kepada semua siswa untuk aktif berbagi pikiran mereka. Guru bisa memberikan waktu satu atau dua menit agar siswa bisa berbagi ide atau pendapat mereka dengan siswa-siswa yang lain. Selain mengurangi rasa bosan, hal ini juga baik untuk membiasakan anak agar berani mengkomunikasikan pendapat mereka.

5. Sediakan Waktu Untuk Santai Sejenak

Ada kalanya murid kurang semangat mengikuti kegiatan belajar karena kelelahan mengikuti berbagai kegiatan mulai dari pagi hingga tengah hari. 

Oleh karena itu, ada baiknya jika guru memberikan waktu bagi siswa untuk bersantai sejenak. Kegiatan relaksasi favorit murid saya adalah duduk di karpet untuk mendengarkan buku cerita yang saya bacakan, membaca mandiri,  atau tiduran di karpet sambil mendengarkan lagu. 

Kegiatan yang sesekali saya lakukan menjelang bel pulang sekolah berbunyi ini dapat membuat anak-anak lebih santai lalu mereka pulang dengan tenang. Meskipun tujuannya adalah membuat siswa santai dan dapat "bernapas" sejenak, guru harus memberikan ekspektasi yang jelas untuk menjaga ketertiban kelas.

Jadi, ketika anak-anak sudah terlihat kurang bersemangat dalam mengikuti kegiatan di kelas, guru tidak boleh ikut loyo. Sebaliknya, guru harus berupaya membangkitkan kembali energi para siswa. Semoga ide-ide di atas dapat diterapkan dan berguna untuk mendukung kegiatan pembalajarn Bapak dan Ibu Guru di kelas. Selamat berkarya!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun