Salah satu kegiatan favorit di kelas adalah mendatangkan seorang pembicara tamu. Saya beberapa kali mengundang seseorang untuk menjadi pembicara tamu untuk memulai topik yang baru supaya anak-anak ingin tahu lebih dalam tentang topik itu atau sebagai kegiatan penutup. Mengapa saya suka mengundang pembicara tamu ke kelas?
1. Lebih Banyak Informasi Dan Pengalaman
Seseorang yang diundang menjadi pembicara tamu pasti orang yang sangat menguasai topik yang sedang dibahas. Selama ini, pembicara di kelas saya selalu berhasil memukau anak-anak dengan pengetahuan dan pengalaman mereka. Contohnya waktu membahas pariwisata Indonesia, saya terbatas memberikan info tempat wisata yang mainstream, tetapi pembicara tamu saya yang hobi menjelajahi Sabang sampai Merauke bisa menceritakan tempat-tempat yang menakjubkan bahkan yang belum diketahaui banyak orang. Anak-anak dan saya pun jadi terkagum-kagum dibuatnya. Senang rasanya ketika mendapat berbagai informasi baru dari orang yang sudah mengalami hal yang disampaikannya.
2. Lebih Menarik
Pembicara tamu juga akan menarik perhatian anak-anak karena informasi yang mereka berikan serta pendekatan yang digunakan saat menyampaikan topik di kelas. Bahkan salah satu pembicara tamu yang saya undang rela membawa berbagai perlengkapan dan bahan untuk menunjukkan tanaman-tanaman yang berguna bagi kesehatan, hingga mendemonstrasikan cara membuat minuman herbal. Anak-anak pun menjadi bersemangat untuk berpartisipasi dengan aktif mendengarkan dan bertanya.
Agar kegiatan dengan pembicara tamu berjalan dengan baik, Â sebaiknya perhatikan beberapa hal berikut ini.
1. Sesuaikan pembicara dengan topik yang sedang dipelajari agar terintegrasi dengan materi pelajaran dan punya tujuan yang jelas.
2. Komunikasikan dengan pembicara tamu tentang materi yang akan disampaikan sedetail mungkin. Bila perlu, informasikan hal ini jauh-jauh hari.
3. Beri tahu anak-anak terlebih dahulu supaya mereka dapat menempatkan diri. Kalau tidak, kemungkinan besar anak-anak akan bertanya : "Itu siapa?", "Kenapa dia di sini?", "Dia teman, Ibu?" dll.
4. Pilih pembicara tamu yang bisa diandalkan untuk bersikap baik kepada anak-anak sehingga bisa menjadi teladan untuk peserta didik.
5. Saya sarankan untuk menyiapkan sesuatu sebagai tanda terima kasih terutama untuk pembicara tamu yang tidak mendapatkan bayaran dari sekolah. Jika sifatnya sukarela, hal ini harus diberitahukan dulu agar tidak terjadi aksi penagihan honor oleh pembicara.
6. Apabila minim koneksi, rajin-rajinlah bertanya dengan rekan kerja. Mungkin mereka mempunyai kenalan yang bisa dihubungi untuk jadi pembicara tamu.
7. Pembicara tamu bisa merupakan guru dari kelas atau mata pelajaran lain, staff sekolah, siswa dari jenjang pendidikan yang lebih tinggi, anggota keluarga dari para siswa, perwakilan dari lembaga atau institusi tertentu, hingga tokoh terkemuka.
Nah, demikianlah strategi yang saya gunakan supaya kegiatan di kelas lebih menarik. Selain itu, anak-anak menjadi tahu bahwa sumber belajar tidak hanya buku, internet dan guru tetapi juga bisa dari orang lain. Mereka juga berlatih untuk menghargai siapa pun yang berbicara di kelas walaupun bukan guru mereka sendiri.Â
Bapak, Ibu guru, apakah berminat mencoba? Bisa jadi pembaca yang lain merupakan calon narasumber di kelas kita. Pasti seru!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H