Singkat penjelasan, DNA, RNA dan Protein ini dengan proses yang superkompleks menjadi sumber adanya manusia (the origin of man), dan hewan serta kehidupan alam riil lainnya di alam semesta ini.
Suatu bangsa besar dan bijaksana dibangun seperti ilustrasi ilmu fisika di atas yang berisi pola pikir Allah Sang Pencipta (ELoHYM thought) pada seluruh ciptaannya di alam semesta yang terdiri dari lebih 4 triliun galaksi dengan ukuran yang tidak terjangkau teknologi manusia maupun mahluk asing (aliens) lainnya di planet/galaksi yang lain.
Pada gambar terlampir di tulisan ini, diilustrasikan bagaimana mengimplementasikan pembangunan Indonesia Maju contohnya dari universitas Pattimura, Ambon sesuai misi presiden Jokowi pada periode kedua kepempimpinan repubrik Indonesia (RI) dimulai dari hal-hal terkecil warga negara dengan talenta (talents) masing-masing secara persatuan bangsa, serempak dari tempat masing-masing secara gotong royong (“masohi” dalam bahasa Seram, Maluku) sesuai kearifan lokal (local wisdom) daerah kepulauan masing-masing.
Di dalam penjelasan gambar tersebut, dijelaskan bahwa solusi yang benar dan akurat tergantung dari siapa yang menyelesaikan suatu permasalahan.
Sebagai seorang ilmuan fisika Indonesia sederhana (a simple Indonesia physicist from the east) dari daerah provinsi pulau-pulau kecil (small islands perfecture) di Maluku, rakyat kepulauan (archipelago society) telah terlatih dan menjadi budaya hidup lokal yang harus perpindah dari suatu pulau satu ke pulau lainnya.
Bahkan di beberapa kecamatan tertentu seperti di MalukuTengah (sekitar pulau “Ibu”/Seram) dan kabupaten Aru, di daerah bagian tenggara Maluku para siswa sering pergi ke sekolah pagi dan pulang sekolah sore hari dengan menggunakan perahu (arumbai/kole-kole) dengan mesin sederhana (katingting/pok-pok) untuk menyeberangi pulau ke pulau lainnya tempat sekolah mereka berada.
Mereka telah terlatih memiliki kehidupan dan keberanian mengaruni alam laut-pulau yang sulit dan berombak serta badai hujan-angin, sudah pasti memiliki mental pejuang yang kuat dibandingkan dengan daerah di pulau Jawa/Sumatra/Kalimantan yang daratannya sangat luas (continent-like- island).
Pelajaran budaya leluhur masyarakat Maluku di Timur Indonesia ini sudah melekat turun temurun sejak berdirinya kota Ambon di bulan September tahun 1575 atau 62 tahun setelah bangsa Portugis dengan Enrico Malaka berkeliling dunia sekitar tahun 1513.
Jadi sebelum Indonesia merdeka dan mengalami kemajuan dalam berbagai perjuangan nasional, masyarakat Maluku telah terlatih sehari-hari tangguh berjuang untuk hidup di tengah keterbatasan teknologi dan kesulitan geografis kepulauan dengan mental seperti batu karang (Rock/Petra) yang teguh mengandalkan Tuhan (O Lord).
Salah satu indicator tokoh Indonesia yaitu Dr. G.A. Siwabessy yang namanya menjadi Badan Tenaga Nuklir Indonesia (BATAN, 1964) di Serpong, dr. J.B. Sitanala, penemu vaksin lepra yang telah teruji menyembuhkan pada tubuh dr sitanala sendiri (self-in vivo) yang namanya menjadi rumah RSUP (sejak 1951) di Tangerang, Dr. Leimena yang menjadi pejabat/menteri kesehatan di jaman presiden RI pertama, Ir. Soekarno yang terlama selama sejarah Indonesia yaitu 20 tahun (sejak 1946), dan masih bayak lagi tokoh tokoh seni musik (national/international entertainers) seperti Broeri Pesolima, Yopie Latul, Ruth Sahanaya, Uta Likumahua, serta berbagai ilmuan asal Maluku di NASA Australia, seperti Prof. Dr. Eli Steve Seumahu yang telah publikasi international papers sekitar 97.