Mohon tunggu...
Prof. Hendry I. Elim
Prof. Hendry I. Elim Mohon Tunggu... Dosen - Dosen dan Peneliti

Prof. H. I. Elim, a Simple Physicist with 3 main writing issues: [1]. Creative and Innovative Intellectual Educator; [2]. Freedom of Innovation works (Kerja Merdeka Berkreasi), and [3]. Amazing Natural Resources of Indonesia Archipelago. Prof. Elim is originally a creative, innovative, and disruptive Indonesia physicist .

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Solusi Mengimplementasi Indonesia Maju dari Kawasan Timur Indonesia

2 Juni 2023   06:38 Diperbarui: 2 Juni 2023   16:38 2149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi siswa sekolah(DOK.Save the Children Indonesia via KOMPAS.com)

Membangun suatu bangsa membutuhkan visi/arah yang tepat dan misi/tahapan yang akurat. Untuk kebutuhan tersebut sangat diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang cukup, serta berhikmat kebijaksanaan untuk prosesnya.

Seperti yang kita ketahui bersama, kawasan timur indonesia, merupakan kawasan yang mengalami pertumbuhan yang lambat, hampir di segala aspek, oleh karena itu kawasan ini sebagian besar wilayahnya merupakan daerah 3T (terdepan, terpencil, dan tertinggal).

Katakanlah dalam hal kemiskinan, memiliki dampak yang cukup significant terhadap pemunuhan gizi, peningkatan kualitas pendidikan, dan tentu saja berdampak pula ketika lapangan pekerjaan terbatas bagi penduduk setempat, dibandingkan dengan pendatang yang cukup melihat peluang untuk mengembangkan diri, khususnya dalam perdagangan, eksplorasi hasil bumi, dan bidang usaha lainnya.

Kondisi seperti ini, dapat digambarkan, bahwa terjadi ketimpangan pembangunan di Indonesia. Mirisnya lagi, kawasan timur indonesia yang kaya akan sumber daya alam, justru tertinggal, miskin dan kualitas pendidikan rendah. Tentu saja, hal ini menjadi pertanyaan bagi siapa saja. Khususnya mereka yang mendiami Kawasan Indonesia Timur.

Untuk itu perlu adanya usaha yang konkrit dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut.

Oleh karena itu, sebagai ilmuan dalam bidang Fisika, penulis memulainya dengan pemahaman ilmu ini dan perkembangannya, untuk memberikan gambaran awal terkait judul dari tulisan yang penulis pilih.

Ilmu Fisika merupakan ilmu sains tentang alam semesta yang genius (a genius science is physics of universe, H.I. Elim (2022)) karena berdiri dan dibangun dari landasan/dasar kokoh hukum-hukum kekekalan (conservation laws) yang berasal dari Sang Pencipta (ELoHYM/The Almighty GOD) yang berpribadi maha hadir (omnipresence) serta kekal (Eternal life) yaitu mulai dari kerjaan tanganNya akan hukum kekekalan terkecil yaitu kekekalan muatan yang terkecil yang mendasari seluruh sistim elektronik, optik, gelombang, dan cahaya nanoteknologi dan nanochips atau teknologi sekitar 100-1000 atom termutahir di abad 21 ini.

Dari hukum kekekalan muatan terkecil tersebut kemudian terjadi interaksi diantaranya yang menimbulkan hukum kekekalan momentum (momentum conservation law) seperti mulainya momentum suatu kehidupan dari atom-atom terkecil Hidrogen (H), Oksigen (O), Nitrogen (N) dan Karbon (C).

Selanjutnya ketika kekekalan momentum dari ke empat atom dasar tersebut berinteraksi dengan kecepatan masing masing maka terjadilah molekul hidup terkecil yang namanya DNA (DeoxyriboNucleic Acid) yaitu suatu kumpulan molekul-molekul yang berukuran nanometer atau 1000 kali lebih kecil dari tebal rambut manusia dengan 4 struktur sel hidup terkecil yaitu Guanin, Citosin, Adenin dan Timin.

Dengan perambatan momentum berkecepatan tertentu menyebabkan adanya kekekalan energi (conservation law of energy) mulai dari sel terkecil (DNA) hingga pembawa pesan sel-sel hidup yaitu RNA (RiboNucleic Acid) yang kemudian bertumbuh menjadi protein yang berupa molekul yang jauh lebih kompleks dan lebih besar.

Singkat penjelasan, DNA, RNA dan Protein ini dengan proses yang superkompleks menjadi sumber adanya manusia (the origin of man), dan hewan serta kehidupan alam riil lainnya di alam semesta ini.

Suatu bangsa besar dan bijaksana dibangun seperti ilustrasi ilmu fisika di atas yang berisi pola pikir Allah Sang Pencipta (ELoHYM thought) pada seluruh ciptaannya di alam semesta yang terdiri dari lebih 4 triliun galaksi dengan ukuran yang tidak terjangkau teknologi manusia maupun mahluk asing (aliens) lainnya di planet/galaksi yang lain.

Tahapan Solusi Mengimplementasi Indonesia Maju dari Kawasan Timur Indonesia
Tahapan Solusi Mengimplementasi Indonesia Maju dari Kawasan Timur Indonesia

Pada gambar terlampir di tulisan ini, diilustrasikan bagaimana mengimplementasikan pembangunan Indonesia Maju contohnya dari universitas Pattimura, Ambon sesuai misi presiden Jokowi pada periode kedua kepempimpinan repubrik Indonesia (RI) dimulai dari hal-hal terkecil warga negara dengan talenta (talents) masing-masing secara persatuan bangsa, serempak dari tempat masing-masing secara gotong royong (“masohi” dalam bahasa Seram, Maluku) sesuai kearifan lokal (local wisdom) daerah kepulauan masing-masing.

Di dalam penjelasan gambar tersebut, dijelaskan bahwa solusi yang benar dan akurat tergantung dari siapa yang menyelesaikan suatu permasalahan.

Sebagai seorang ilmuan fisika Indonesia sederhana (a simple Indonesia physicist from the east) dari daerah provinsi pulau-pulau kecil (small islands perfecture) di Maluku, rakyat kepulauan (archipelago society) telah terlatih dan menjadi budaya hidup lokal yang harus perpindah dari suatu pulau satu ke pulau lainnya.

Bahkan di beberapa kecamatan tertentu seperti di MalukuTengah (sekitar pulau “Ibu”/Seram) dan kabupaten Aru, di daerah bagian tenggara Maluku para siswa sering pergi ke sekolah pagi dan pulang sekolah sore hari dengan menggunakan perahu (arumbai/kole-kole) dengan mesin sederhana (katingting/pok-pok) untuk menyeberangi pulau ke pulau lainnya tempat sekolah mereka berada.

Mereka telah terlatih memiliki kehidupan dan keberanian mengaruni alam laut-pulau yang sulit dan berombak serta badai hujan-angin, sudah pasti memiliki mental pejuang yang kuat dibandingkan dengan daerah di pulau Jawa/Sumatra/Kalimantan yang daratannya sangat luas (continent-like- island).

Pelajaran budaya leluhur masyarakat Maluku di Timur Indonesia ini sudah melekat turun temurun sejak berdirinya kota Ambon di bulan September tahun 1575 atau 62 tahun setelah bangsa Portugis dengan Enrico Malaka berkeliling dunia sekitar tahun 1513.

Jadi sebelum Indonesia merdeka dan mengalami kemajuan dalam berbagai perjuangan nasional, masyarakat Maluku telah terlatih sehari-hari tangguh berjuang untuk hidup di tengah keterbatasan teknologi dan kesulitan geografis kepulauan dengan mental seperti batu karang (Rock/Petra) yang teguh mengandalkan Tuhan (O Lord).

Salah satu indicator tokoh Indonesia yaitu Dr. G.A. Siwabessy yang namanya menjadi Badan Tenaga Nuklir Indonesia (BATAN, 1964) di Serpong, dr. J.B. Sitanala, penemu vaksin lepra yang telah teruji menyembuhkan pada tubuh dr sitanala sendiri (self-in vivo) yang namanya menjadi rumah RSUP (sejak 1951) di Tangerang, Dr. Leimena yang menjadi pejabat/menteri kesehatan di jaman presiden RI pertama, Ir. Soekarno yang terlama selama sejarah Indonesia yaitu 20 tahun (sejak 1946), dan masih bayak lagi tokoh tokoh seni musik (national/international entertainers) seperti Broeri Pesolima, Yopie Latul, Ruth Sahanaya, Uta Likumahua, serta berbagai ilmuan asal Maluku di NASA Australia, seperti Prof. Dr. Eli Steve Seumahu yang telah publikasi international papers sekitar 97.

Dengan demikian, kehidupan berbagai talenta kepercayaan, keilmuan, penghiburan dan kepemimpinan orang Maluku telah teruji dan terdidik oleh kearifan lokal dan geografis kepulauan sejak dulu kala tidak dapat dipungkiri atau dianggap sebelah mata oleh masyarakat internasional maupun bangsa Indonesia.

Sayangnya kebijaksanaan dan kecerdasan rakyat Maluku terabaikan di jaman kepemimpinan presiden ke-2 Indonesia, Bapak Soeharto dan terus ditinggalkan hingga muncul preseden ke-7, Ir. Joko Widodo yang mulai menghargai kelebihan cendekiawan orang Maluku secara lebih selektif.

Pada tulisan pemikiran ini, kami mengusulkan untuk mengimplementasikan Indonesia Maju dari Timur yaitu mewujudkan Maluku Industri (MI) pada 1 generasi atau 25 tahun ke depan (2023-2048). Solusi dan cara mewujudkan Indonesia maju dari timur diuraikan dari gambar yang terlampir secara terstruktur sebagai berikut:

(0). Ide ilmu fisika genius yang telah mengukapkan bagaimana Allah Sang Pencipta membangun alam semesta dengan hukum-hukum kekekalannya seperti dijelaskan di beberapa paragraf diatas.

(1). Pengalaman membangun Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan alam (FMIPA) dalam 1 generasi sejak 1998-2023 yang dibantu sumber dana asing CIDA-EIUDP Canada telah berhasil meletakan ilmu-ilmu dasar (basic and natural sciences) universitas Pattimura yang terdiri dari 9 fakultas dan 1 institusi pasca sarjana dengan total 24 ribu mahasiswa S1, S2 dan S3 di tahun ini.

Sehingga tahun 2023 ini FMIPA layak melanjutkan visi dan misi generasi berikutnya dengan menjelma menjadi Fakultas sains dan Teknologi (dalam pengusulan di kementrian dikbud-ristek).

(2). Perencanaan persiapan para pekerja teknologi menuju Maluku Industri dengan membuka program studi (prodi) Rekayasa Instrumentasi dan automasi dari cabang prodi Fisika yang sudah terakreditasi unggul sejak Desember 2022 di FMIPA.

(3). Dengan persiapan yang matang dan konsisten dalam 1 generasi ke depan para tenaga kerja yang berbudaya kearifan lokal yang berdaya tahan tinggi, dan bermental melampaui para pemenang (the mentality of more than the winners) akan mendirikan berbagai industri berbasis kepulauan yang menjadi contoh implementasi untuk Indonesia Maju dari timur dimana provinsi Maluku kaya akan tambang, emas, minyak dan gas maupun hasil laut dan berbagai hasil bumi di alam kepulauan yang sangat subur dan alamiah iklimnya dapat mencapai 20% kekayaan total negara Indonesia.

Kesimpulan singkat dan sederhana dari 4 langkah terfokus di atas diharapkan menggenapi solusi implementasi Indonesia Maju dari Timur demi terwujudkan Maluku industri hingga 2048 ke depan.

Semoga menjadi perenungan dan dapat diimplementasikan oleh seluruh koponen bangsa.

Oleh Prof. Hendry Izaac Elim, Ph.D
Fisikawan Indonesia dari Timur, Universitas Pattimura
1 Juni 2023 sebagai kontribusi Kelahiran Pancasila dan 2 Juni Hari Cuti Bersama ASN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun