Mohon tunggu...
Eli Halimah
Eli Halimah Mohon Tunggu... Guru - open minded

guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menjaga Muruah Guru

14 April 2022   16:30 Diperbarui: 14 April 2022   16:37 319
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lalu yang terakhir, apakah kompetensi pedagogis lebih uatama dari pada kompetensi lainnya? Tidak juga. 

Sebagai contoh, Ibu D adalah guru Bahasa Inggris di sebuah sekolah. Kemampuan Bahasa Inggrisnya setara dengan penutur aslinya. Dia juga mampu membuat perencanaan pembelajaran yang sangat sempurna. Kemampuan membuat soalnya sudah sampai pada level nasional. Jika ternyata Ibu D ini orang yang sering bertengkar dengan suaminya, saudaranya, atau orang tuanya, bagaimanakah penilaian siswa dan masyarakat padanya?

Bagaimana jika dia sering berkata bohong? Atau menganggap guru lain lebih rendah dan kurang cerdas dibandingkan dirinya? Apakah dia bisa bekerja sama dengan orang lain, siswa, guru, bahkan kepala sekolah? Tentu jawabannya tidak.

Betul jika dikatakan tidak ada manusia yang sempurna, begitu pula seorang guru. Fitrah ketidaksempurnaan pasti juga melekat pada seorang guru. Akan tetapi, kita (baca guru) tidak bisa berlindung di balik quote sakti "Nobody's perfect" itu selamanya. Sebagai orang dengan profesi yang paling dihormati dan disegani, kita semestinya memiliki kemampuan belajar di atas rata-rata profesi lainnya.

Bukankah dalam Islam belajar itu tidak mengenal usia dan masa? Maka, mengenali diri kita dalam keempat kompetensi tersebut (spiritual, pribadi, sosial, dan pedagogis) adalah langkah yang harus kita tempuh saat ini juga. Jangan lagi ada jeda dan penundaan.

Jika guru telah mengenali empat kompetensi yang ada pada dirinya, menambahkan kompetensi mana yang masih minim, lalu mencoba dan berupaya membuat keempatnya seimbang dan saling memengaruhi, adalah satu-satunya cara dan upaya kita dalam menjaga harga diri kita sebagai guru. Tidak ada cara lain dan tidak ada yang bisa menjaga harga diri guru selain guru itu sendiri. Yakinlah!

Maka, kepada segenap pembaca yang berprofesi sebagai guru, mari menjadi pembelajar sejati agar kita mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawab kita dengan baik dan benar. Benar di mata hukum manusia, juga benar di mata Allah SWT.

Selamat belajar!!!

#Ramadankonsistenmenulis

#Challengedirisendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun