Mohon tunggu...
Elieser Duganata
Elieser Duganata Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

hobi: musik Tertarik untuk mendalami ajaran Agama Kristen Katolik, yang berakar pada Kitab Suci, Tradisi, Magisterium Gereja

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Evangelisasi dalam Budaya Asmat

7 Maret 2023   21:06 Diperbarui: 7 Maret 2023   21:29 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

"Owbawanimipitsj" yaitu anak-anak muda yang memiliki tenaga dan semangat yang membara, memiliki inisiatif dalam segala sesuatu, "Imifaetcipitsj" ialah orang yang secara alamiah menjadi pelawak, memiliki bakat humor. Dalam upacara adat, mereka hadir untuk mencairkan dan membuar suasana menjadi ceriah.

Model Kepemimpinan Dalam Wair

Charles J. Keeting menyebut sistim kepemimpinan yang identik dengan tanggungjawab bersama sebagai Relationship funtion. Relasi setiap orang didasarkan pada tugas dan fungsi untuk pengembangan kelompok. Dalam kepemimpinan, sistim ini berupa tanggungjawab secara bersama untuk menjalankan, memelihara dan mengembangkan persekutuan dalam kelompok. Dalam sistim relasi ini, terdapat kerja sama, tanggungjawab bersama. Relasi yang mementingkan nilai kehangatan, persahabatan, mengakui keunikan dan kelebihan orang lain, dan ekspresi diri secara bebas sambil memperhatikan kebebasan orang lain.

Dalam Gereja sistim kepemimpinan semacam ini dapat diungkapkan dengan 'Kolegialitas dan Subsidiaritas'. Dalam dokumen "Sinodalitas Dalam Kehidupan dan Misi Gereja" art. 7, ditekankan bahwa konsep kolegialitas mendefinisikan makna teologis dan bentuk pelaksanaan pelayanan para Uskup dalam pelayanan Gereja lokal dan persekutuan antara Gereja lokal dalam inti Gereja Universal Kristus yang satu, yang terlaksana dalam persekutuan hirarkis kolegialitas para Uskup dengan Uskup Roma.

Prinsip kolegialitas menekankan tentang persekutuan, kebersamaan, kerja sama sebagai rekan kerja, antara satu pemimpin dengan pemimpin lainnya. Semua orang bertanggungjawab dan bekerja sama dalam membangun Gereja yang Satu dan Kudus. 

Subsidiaritas, menurut Paus Fransiskus menunjuk pada kesempatan yang diberikan kepada setiap orang untuk berpartisipasi dalam proses penyembuhan masyarakat manusia. Para pemimpin harus menghormati dan mendorong tingkat menengah atau yang lebih rendah untuk menentukan tindakan yang tepat dan relevan bagi perubahan. Prinsip subsidiaritas menekankan tentang kesempatan yang sama bagi setiap orang untuk menentukan dan mengambil tindakan. Setiap orang, sesuai dengan keunikan, dan kemampuannya, diberi kepercayaan atau otonomi untuk menjalankan tugas dan tanggungjawabnya.

Sistim kepemimpinan dalan Wair juga menekankan hal yang kurang lebih sama. Corak kepemimpinan Wair menekankan kerekanan dan tanggungjawab bersama dalam masing-masing bidang. Kelompok Wair menjalankan tanggungjawabnya secara bersama-sama sebagai rekan, dan bekerja sama untuk mengatur kehidupan masyarakat. Di sisi lain, setiap kategori atau peran diberi keluasan untuk melaksanakan tugasnya masing masing. Peran sebagai "Ow Manmok Ow", "Ow Betiw Ow", "Ow Cessesema Ow", "Os Ducur Os", dan "Ow Ducur Ow" dijalankan masing-masing dalam satu kolegialitas kelompok "Wair".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun