Mohon tunggu...
Eli E
Eli E Mohon Tunggu... Guru - Guru

Saya hobi jalan - jalan dan kulineran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice: Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Untuk Meningkatkan Antusiasme dan Keaktifan Belajar Matematika

4 Februari 2024   21:50 Diperbarui: 4 Februari 2024   21:53 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gbr. Orientasi Peserta Didik, dokpri

Penerapan Model Pembelajaran Probem Based Learning (PBL)

Untuk Meningkatkan Antusiasme dan Keaktifan Belajar Matematika 

Pada Materi Keliling dan Luas Bangun Datar Segi Empat

Di Kelas VII SMPN 4 JIKEN SATAP

 

Eli

Email : elichoiri85@gmail.com

 

Program Studi Pendidikan Matematika

PPG Dalam Jabatan Univesitas PGRI Madiun

 

 

 

ABSTRAK

Berdasarkan analisis situasi yang saya lakukan sebagai guru Matematika di SMPN 4 Jiken Satu Atap, diketahui bahwa antusias dan keaktifan  belajar peserta didik masih rendah di pembelajaran Matematika dalam materi Keliling dan Luas Bangun Batar Segi Empat. Banyak siswa dalam proses pembelajaran kurang aktif dalam pembelajaran tetapi mereka asik bermain sendiri. Ada siswa yang masih senang mengganggu temannya yang sedang belajar. Kondisi ini berimbas pada kemampuan siswa untuk dapat berpikir kritis juga sangat rendah. Best practice ini penting untuk dibagikan karena banyak guru yang mengalami masalah yang sama dalam pembelajaran, problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan siswa dan meningkatkan kemampuan belajar siswa, media dan alat/bahan pembelajaran lebih inovatif dan tidak monoton sehingga peserta didik tidak bosan (Media pembelajaran slide PPT, Vidio Materi pembelajaran), proses pembelajaran lebih tersruktur, pembelajaran lebih berpusat pada perserta didik, guru berperan sebagai fasilitator, adanya penanaman karakter seperti disiplin dan kerjasama, tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, dan pembelajaran lebih menarik. Ada beberapa tantangan yang dihadapi untuk bisa tercapainya tujuan pembelajaran antara lain: (1) Tidak semua siswa aktif dalam pembelajaran; (2) Ada beberapa siswa dengan tingkat pemahaman materi yang rendah; (3) Persiapan yang kurang maksimal; (4) Kurangnya kemapuan guru dalam penerapan model dan metode belajar inovatif; (5) Kuarngnya pemaanfaatan sarana dan prasarana yang selama ini ada; (6) Tidak semua area sekolah terjangkau oleh wifi; (7) Kurangnya kemampuan TPACK (Technologi Pedagogical Content Knowledge). Langkah-langkah untuk menghadapi tantangan sebagai berikut: (1)  Identifikasi masalah yang ada di dalam kelas; (2) Eksplorasi penyebab masalah yang dihadapi di dalam kelas; (3) Penentuan penyebab masalah.; dan (4) Masalah yang terpilih diangkat dan digunakan sebagai dasar dalam membuat rencana aksi dan rencana evaluasi; (5) Penggunaan model pembelajaran dan media pembelajaran yang mendukung sesuai dengan materi yang akan diajarkan; (6) Sebelum melaksanakan pembelajaran guru harus menyiapkan perangkat pembelajaran yang lengkap dan sesuai dengan pembelajaran yang akan diajarkan; (7) Pemanfaatan IT yang maksimal; dan (8) Melakukan koordinasi kepada kepala sekolah dan teman sejawat untuk mendapatkan masukan dan saran. Sedangkan strategi yang digunakan guru untuk menyelesaikan masalah adalah: (1) Guru menggunakan model pembelajaran inovatif dalam kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu model Problem Based Learning (PBL) (Syahputra, 2021); (2) Guru memanfaatkan media teknologi/inovasi lainnya dalam pembelajaran yaitu video pembelajaran; (3) Membuat perangkat pembelajaran yang sesuai dan tepat. Seperti bahan ajar dan lain-lain; (4) Memanfaatkan LKPD; dan (5) Memilih media pembelajaran sebagai alat pendukung selama proses pembelajaran. Adapun tujuan dari penyusunan laporan best practice ini adalah menganalisis penerapan pembelajaran Problem Based Learning berbantukan PPT dan video pembelajaran, terhadap peningkatan Antusiasme dan Keaktifan Belajar Matematika Pada Materi Keliling dan Luas Bangun Datar Segi Empat Di Kelas VII SMPN 4 Jiken Satu Atap. Dampak dari rencana aksi yang sudah dilakukan yaitu dapat meningkatkan antusias dan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Matematika materi Keliling dan Luas Bangun Datar Segi Empat.  Selain itu Pemahaman siswa tentang materi tersebut sangat baik. Hasil yang efektif ini ditunjukkan dengan  rata-rata nilai siswa sebesar 85 dan adanya pencapaian KKM sebesar 85% Para siswa juga telah menunjukkan  kemampuan berpikir kritis yang lebih baik. Keterampilan berpikir kritis merupakan usaha mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensisntesis, mengenal permasalahan dan pemecahan, menyimpulkan, dan mengevaluasi (Hamdani, et al., 2019). Berdasarkan hasil analisis pada hasil pengerjaan LKPD dan Soal Latihan dapat diketahui bahwa rata – rata nilai yang diperoleh siswa adalah 85, dimana terdapat 3 siswa mendapat nilai 100, 2 siswa mendapat nilai 90, 6 siswa mendapat nilai 80 dan 2 siswa mendapat nilai 75. Berdasarkan hasil analisis pada penilaian sikap yaitu Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Bergotong Royong/Kerjasama, Mandiri dapat diketahui bahwa rata – rata siswa menunjukan sikap selalu konsisten terhadap aspek sikap yang dinilai yaitu Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa Bergotong Royong/Kerjasama, Mandiri ditunjukan dengan presentase skor siswa sangat baik dalam Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa Bergotong Royong/Kerjasama, Mandiri yaitu 100%. Berdasarkan hasil analisis penilaian keterampilan yaitu Menerapkan konsep dan strategi pemecahan masalah dapat diketahui bahwa dari 13 siswa terdapat 10 siswa yang terampil dalam Menerapkan konsep dan strategi pemecahan masalah dan terdapat 3 siswa yang sangat terampil dalam Menerapkan konsep dan strategi pemecahan masalah. Dari 13 anak terlihat 92 % atau 12 anak sudah antusias, dan 85 % atau 11 anak sudah aktif untuk mengikuti pembelajaran.

Kata Kunci: Metode diskusi, hasil belajar matematika, Keliling dan luas bangun Datar Segi Empat

 

PENDAHULUAN

Keaktifan merupakan suatu hal yang sangat berperan penting didalam setiap proses belajar mengajar. Dengan adanya daya keaktifan dari siswa didalam proses pembelajaran, maka siswa sebagai peserta didik lebih cenderung memiliki rasa ketertarikan dan semangat yang tinggi dalam mengikuti proses kegiatan belajar mengajar. Keaktifan siswa dalam belajar merupakan segala kegiatan yang bersifat fisik maupun non fisik siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar yang optimal sehingga dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif (Kurniawati, et al. 2017).

Berdasarkan analisis situasi yang saya lakukan sebagai guru Matematika di SMPN 4 Jiken Satu Atap, diketahui bahwa antusias dan keaktifan  belajar peserta didik masih rendah di pembelajaran Matematika dalam materi Keliling dan Luas Bangun Batar Segi Empat. Banyak siswa dalam proses pembelajaran kurang aktif dalam pembelajaran tetapi mereka asik bermain sendiri. Ada siswa yang masih senang mengganggu temannya yang sedang belajar. Kondisi ini berimbas pada kemampuan siswa untuk dapat berpikir kritis juga sangat rendah.

Keterampilan berpikir kritis sangat penting dikuasai oleh siswa agar siswa lebih terampil dalam menyusun sebuah argumen, memeriksa kredibilitas sumber, atau membuat keputusan. Berpikir kritis juga dapat meningkatkan penalaran etis dan moral. Dengan mendorong peserta didik untuk mengevaluasi informasi dan argumen dari berbagai perspektif, berpikir kritis dapat membantu peserta didik mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang sudut pandang dan budaya yang berbeda (Rahardhian, 2022).

Di sisi lain, guru belum optimal menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajaran serta guru belum menggunakan media pembelajaran. Peserta didik juga mengalami kesulitan untuk mengidentifikasi Keliling dan Luas Bangun Datar Segi Empat. Kondisi tersebut dilatar belakangi oleh rendahnya tingkat belajar peserta didik, faktor lingkungan sosial dan keluarga yang belum mendukung, dan ditambah guru belum optimal dalam menggunakan model pembelajaran inovatif dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Guru kurang bersemangat dalam mengembangkan teknologi yang  ada sekarang ini. Guru belum mengoptimalkan  pemanfaatan tehnologi yang ada disekolah sehingga berpengaruh terhadap minat  belajar.

Dalam praktik pembelajaran Kurikulum Merdeka yang penulis lakukan selama ini, penulis menggunakan buku siswa dan buku guru. Penulis meyakini bahwa buku tersebut sudah sesuai dan baik digunakan di kelas karena diterbitkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Ternyata, dalam praktiknya, penulis mengalami beberapa kesulitan seperti materi dan tugas tidak sesuai dengan latar belakang peserta didik. Selain itu, penulis masih berfokus pada penguasaan pengetahuan kognitif yang lebih mementingkan hafalan materi. Dengan demikian proses berpikir siswa masih dalam level C1 (mengingat), memahami (C2), dan C3 (aplikasi). Guru hampir tidak pernah melaksanakan pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order Thinking Skills/HOTS). Penulis juga jarang menggunakan media pembelajaran. Dampaknya, suasana pembelajaran di kelas kaku dan anak-anak tampak tidak ceria.

Untuk menghadapi era Revolusi Industri 4.0, peserta didik harus dibekali keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills).  Salah satu model pembelajaran yang berorientasi pada HOTS (Higher Order Thinking Skills) dan disarankan dalam implementasi  Kurikulum  adalah model pembelajaran berbasis masalah problem based learning (PBL). PBL merupakan model pembelajaran yang mengedepankan strategi pembelajaran dengan menggunakan masalah dari dunia nyata sebagai konteks siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep esensial dari materi yang dipelajarinya. Dalam PBL siswa dituntut untuk mampu memecahkan permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari (kontekstual). Dengan kata lain, PBL mengajarkan peserta didik untuk berpikir secara kritis dan analitis, serta mencari dan menggunakan sumber pembelajaran yang sesuai untuk memecahkan masalah yang dihadapi. 

Setelah melaksanakan pembelajaran matematika dengan model PBL, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar peserta didik meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika model PBL ini diterapkan pada kelas yang lain ternyata proses dan hasil belalajar peserta  didik  sama baiknya. Praktik pembelajaran PBL yang berhasil baik ini penulis simpulkan sebagai sebuah best practice (praktik baik) pembelajaran berorientasi HOTS (Higher Order Thinking Skills) dengan model PBL.

Best practice ini penting untuk dibagikan karena banyak guru yang mengalami masalah yang sama dalam pembelajaran, problem Based Learning dapat meningkatkan keaktifan siswa dan meningkatkan kemampuan belajar siswa, media dan alat/bahan pembelajaran lebih inovatif dan tidak monoton sehingga peserta didik tidak bosan (Media pembelajaran slide PPT, Vidio Materi pembelajaran), proses pembelajaran lebih tersruktur, pembelajaran lebih berpusat pada perserta didik, guru berperan sebagai fasilitator, adanya penanaman karakter seperti disiplin dan kerjasama, tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan, dan pembelajaran lebih menarik.

Dalam kegatan PPG ini, peran saya dalam melaksanakan aksi PPL 2 yang ternyata menjadi alternatif solusi bagi masalah-masalah yang saya hadapi.  Peran saya diantaranya adalah sebagai pengelola kelas yang mengorganisasikan dan memantau kegiatan belajar siswa, menjadi fasilitator dan motivator dalam menerapkan Pembelajaran Problem Based Learning, memastikan Pembelajaran Problem Based Learning berjalan dengan baik, sebagai mediator antara materi pembelajaran dan siswa, yaitu kemampuan guru dalam membuat media pembelajaran yang bisa menjembatani siswa dengan materi pembelajaran, dan sebagai observer/pengamat keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Tanggung jawab saya disini adalah sebagai administrator yang menyiapkan perangkat pembelajaran sesuai dengan materi dan karakteristik siswa, dan melakukan kegiatan pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa.

Problem based learning (PBL) adalah model pembelajaran yang di dalamnya melibatkan siswa untuk berusaha memecahkan masalah dengan beberapa tahap metode ilmiah sehingga siswa diharapkan mampu untuk mempelajari pengetahuan yang berkaitan dengan masalah tersebut dan sekaligus siswa diharapkan mampu memiliki keterampilan dalam memecahkan masalah. PBL akan menjadi sebuah pendekatan pembelajaran yang berusaha menerapkan masalah yang terjadi dalam dunia nyata, sebagai sebuah konteks bagi peserta didik untuk berlatih bagaimana cara berpikir kritis dan mendapatkan keterampilan untuk memecahkan masalah (Ibrahim & Nur, 2010).

Menurut Syamsidah dan Suryani (2018) penggunaan model pembelajaran PBL sudah tepat. Model ini relevan dengan tuntutan masyarakat yang sedang berubah, masyarakat yang kreatif dan inovatif, serta masyarakat modern yang kompetitif. Disebut kreatif karena dapat berkembang sesuai dengan situasi dan kondisi serta tantangan yang dihadapi oleh peserta didik. Masalah yang diberikan dalam model ini adalah masalah yang aktual, ril di lingkungannya dan siswa diberi kesempatan untuk memecahkannya.

Ada beberapa tantangan yang dihadapi untuk bisa tercapainya tujuan pembelajaran antara lain: (1) Tidak semua siswa aktif dalam pembelajaran; (2) Ada beberapa siswa dengan tingkat pemahaman materi yang rendah; (3) Persiapan yang kurang maksimal; (4) Kurangnya kemapuan guru dalam penerapan model dan metode belajar inovatif; (5) Kuarngnya pemaanfaatan sarana dan prasarana yang selama ini ada; (6) Tidak semua area sekolah terjangkau oleh wifi; (7) Kurangnya kemampuan TPACK (Technologi Pedagogical Content Knowledge).

Dalam pelaksanaan aksi ini guru melibatkan beberapa peran, yaitu: (1) Kepala SMPN 4 Jiken Satu Atap (Dra. Watminingsih) memberikan keleluasan dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan; (2) Dosen pembimbing (Ibu Fatriya Adamura, S.Pd., M.Pd.) dan guru pamong (Mulik Cholilah, S.Si) sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran; (3) Rekan guru sejawat yang membantu terlaksananya kegiatan ini; (4) Saya sendiri sebagai guru matematika (fasilitator); (5)          Siswa/siswi kelas VII SMPN 4 Jiken Satu Atap.

Adapun tujuan dari penyusunan laporan best practice ini adalah menganalisis penerapan pembelajaran Problem Based Learning berbantukan PPT dan video pembelajaran, terhadap peningkatan Antusiasme dan Keaktifan Belajar Matematika Pada Materi Keliling dan Luas Bangun Datar Segi Empat Di Kelas VII SMPN 4 Jiken Satu Atap.

PEMBAHASAN

Guna memecahkan permasalahan sebagaimana yang telah dituangkan dalam pendahuluan guru melakukan langkah-langkah untuk menghadapi tantangan sebagai berikut: (1)  Identifikasi masalah yang ada di dalam kelas; (2) Eksplorasi penyebab masalah yang dihadapi di dalam kelas; (3) Penentuan penyebab masalah.; dan (4) Masalah yang terpilih diangkat dan digunakan sebagai dasar dalam membuat rencana aksi dan rencana evaluasi; (5) Penggunaan model pembelajaran dan media pembelajaran yang mendukung sesuai dengan materi yang akan diajarkan; (6) Sebelum melaksanakan pembelajaran guru harus menyiapkan perangkat pembelajaran yang lengkap dan sesuai dengan pembelajaran yang akan diajarkan; (7) Pemanfaatan IT yang maksimal; dan (8) Melakukan koordinasi kepada kepala sekolah dan teman sejawat untuk mendapatkan masukan dan saran.

Sedangkan strategi yang digunakan guru untuk menyelesaikan masalah adalah: (1) Guru menggunakan model pembelajaran inovatif dalam kegiatan pembelajaran di kelas, yaitu model Problem Based Learning (PBL) (Syahputra, 2021); (2) Guru memanfaatkan media teknologi/inovasi lainnya dalam pembelajaran yaitu video pembelajaran; (3) Membuat perangkat pembelajaran yang sesuai dan tepat. Seperti bahan ajar dan lain-lain; (4) Memanfaatkan LKPD; dan (5) Memilih media pembelajaran sebagai alat pendukung selama proses pembelajaran.

Pelaksanaan aksi dilakukan pada tanggal 25 Januari 2024. Kegiatan rencana aksi di desain dengan sebaik mungkin menggunakan media pembelajaran dan sumber belajar yang inovatif agar para peserta didik lebih memahami materi. Dalam pelaksanaannya peserta didik sangat antusias dan bersemangat dengan kegiatan pembelajaran hari itu. Adapun pelaksanaan aksi sebagai  berikut:

 

1. Pendahuluan

Pembelajaran diawali dengan salam dan doa, mengecek kehadiran peserta didik, memberikan apersepsi dan motivasi serta mengaitkan pembelajaran pada pertemuan sebelumnya. Peserta didik diberi beberapa pertanyaan untuk mengetahui sejuah mana kesiapan  peserta didik. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru menyampaikan mekanisme pembelajaran hari ini (cakupan materi dan uraian kegiatan mulai dari diskusi, presentasi), dan penilaian yang terdiri dari tes tertulis untuk penilaian pencapaian pembelajaran dan penilaian sikap jujur dan disiplin peserta didik selama pembelajaran berlangsung.

2. Inti

A. Orientasi peserta didik

Peserta didik mempelajari bahan ajar yang diberikan oleh guru, mengamati       PPT dan video yang ditayangkan oleh guru.

Gbr. Orientasi Peserta Didik, dokpri
Gbr. Orientasi Peserta Didik, dokpri

B. Mengorganisasikan peserta didik

    Guru membagi peseta didik kedalam kelompok heterogen. Kemudian guru membagikan LKPD kepada peserta didik.

Gbr. Mengorganisakan Peserta Didik, dokpri
Gbr. Mengorganisakan Peserta Didik, dokpri

C. Memecahkan masalah

    Peserta didik berdiskusi menyelesaikan masalah yang ada di LKPD dengan bimbingan guru.

Gbr. Memecahkan masalah, dokpri
Gbr. Memecahkan masalah, dokpri

D. Menyajikan hasil

    Peserta didik mempresentasikan hasil diskusi dan kelompok yang lain memerhatikanya.

Gbr. Menyajikan hasil, dokpri
Gbr. Menyajikan hasil, dokpri

E. Menganalisis dan mengevaluasi

    Peserta didik dan guru secara Bersama-sama mengevaluasi hasil jawaban kelompok yang presentasi.

Gbr. Menganalisis dan mengevaluasi, dokpri
Gbr. Menganalisis dan mengevaluasi, dokpri

3. Penutup

Guru Bersama peserta didik mengambil kesimpulan. Siswa mengerajakan soal evaluasi mandiri dan mengisi angket keaktifan siswa.

Siswa Bersama guru melakukan refleksi dari proses pembelajaran. Kegiatan diakhiri dengan doa dan salam penutup.

Gbr. Penutup, dokpri 
Gbr. Penutup, dokpri 

Gbr. Penutup, dokpri 
Gbr. Penutup, dokpri 

Dalam pelaksanaan aksi ini guru melibatkan beberapa peran, yaitu: (1) Kepala SMPN 4 Jiken Satu Atap (Dra. Watminingsih) memberikan keleluasan dan menyediakan fasilitas yang dibutuhkan; (2) Dosen pembimbing (Ibu Fatriya Adamura, S.Pd., M.Pd.) dan guru pamong (Mulik Cholilah, S.Si) sebagai pembimbing dalam proses pembelajaran; (3) Rekan guru sejawat yang membantu terlaksananya kegiatan ini; (4) Saya sendiri sebagai guru matematika (fasilitator); (5) Siswa/siswi kelas VII SMPN 4 Jiken Satu Atap.

Sumber daya yang saya perlukan untuk melaksanakan strategi ini adalah: (1) Pengetahuan mengenai model pembelajaran Problem Based Learning (PBL); (2) Penyusunan media pembelajaran melalui aplikasi Canva/PTT; (3) Penyusunan bahan ajar dan LKPD yang menarik melalui aplikasi Canva/PPT; (4) Penyusunan soal evaluasi yang menarik melalui aplikasi word; (5) Perangkat pembelajaran yang lengkap dan tepat; (6) Laptop, HP, proyektor, layar proyektor; dan (7) Sarana dan prasarana yang memadai.

Dampak dari rencana aksi yang sudah dilakukan yaitu dapat meningkatkan antusias dan keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran Matematika materi Keliling dan Luas Bangun Datar Segi Empat.  Selain itu Pemahaman siswa tentang materi tersebut sangat baik. Hasil yang efektif ini ditunjukkan dengan  rata-rata nilai siswa sebesar 85 dan adanya pencapaian KKM sebesar 85% Para siswa juga telah menunjukkan  kemampuan berpikir kritis yang lebih baik. Keterampilan berpikir kritis merupakan usaha mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensisntesis, mengenal permasalahan dan pemecahan, menyimpulkan, dan mengevaluasi (Hamdani, et al., 2019).

          Berdasarkan hasil analisis pada hasil pengerjaan LKPD dan Soal Latihan dapat diketahui bahwa rata – rata nilai yang diperoleh siswa adalah 85, dimana terdapat 3 siswa mendapat nilai 100, 2 siswa mendapat nilai 90, 6 siswa mendapat nilai 80 dan 2 siswa mendapat nilai 75. Berdasarkan hasil analisis pada penilaian sikap yaitu Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, Bergotong Royong/Kerjasama, Mandiri dapat diketahui bahwa rata – rata siswa menunjukan sikap selalu konsisten terhadap aspek sikap yang dinilai yaitu Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa Bergotong Royong/Kerjasama, Mandiri ditunjukan dengan presentase skor siswa sangat baik dalam Beriman dan Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa Bergotong Royong/Kerjasama, Mandiri yaitu 100%. Berdasarkan hasil analisis penilaian keterampilan yaitu Menerapkan konsep dan strategi pemecahan masalah dapat diketahui bahwa dari 13 siswa terdapat 10 siswa yang terampil dalam Menerapkan konsep dan strategi pemecahan masalah dan terdapat 3 siswa yang sangat terampil dalam Menerapkan konsep dan strategi pemecahan masalah. Dari 13 anak terlihat 92 % atau 12 anak sudah antusias, dan 85 % atau 11 anak sudah aktif untuk mengikuti pembelajaran.

Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning sangat membantu meningkatkan keaktifan dan antusiasme siswa dalam belajar, peserta didik mau mendengarkan dengan baik dan tenang selama pembelajaran bahkan bukan hanya guru yang dominan dan kelas melaikan siswa juga ikut aktif dalam kegiatan tersebut. Siswa mampu berfikir kristis dan percaya diri ketika harus maju kedepan kelas untuk melakukan presentasi. Siswa mampu mengikuti pembelajaran dengan hati yang senang dan tidak monoton karena penggunaan media dan model pembelajaran yang bervariasi. Seperti penggunaan video, ppt dan alat praktik yang nyata. Hasil dari rencana aksi yang sudah dilakukan hasilnya sangat efektif. Hal ini dikarenakan didukung oleh model pembelajaran Problem based Learning yang tepat, media video pembelajaran yang inovatif, dan kegiatan pembelajaran yang melibatkan keaktifan siswa.

Respon orang lain terkait dengan strategi pembelajaran yang saya lakukan adalah (1) Kepala sekolah merespon dengan memberikan tanggapan yang positif, bahkan sering memberikan masukan agar rencana aksi yang dilakukan terlaksana menjadi rencana aksi pembelajaran yang lebih bermakna; (2) Respon dari teman sejawat juga sangat memberikan dukungan dan respon yang positif terhadap aksi yang saya lakukan.; dan (3) Tanggapan dari peserta didik mengungkapkan bahwa pembelajaran yang dilakukan sangat menyenangkan dan sangat bervariatif jadi peserta didik tidak merasa bosan.

Sedangkan yang menjadi faktor keberhasilan dari strategi yang saya dilakukan antara lain: (1) Dukungan dan bimbingan dari dosen dan guru pamong serta teman mahasiswa yang selalu memberi motivasi dan serta saran yang mendukung kegiatan PPL ini; (2) Dukungan kepala sekolah dan rekan sejawat turut membantu memberikan fasilitas dan waktu dalam melaksanakan praktek ini; (3) Antusias perserta didik dalam mengikuti pembelajran meskipun kegiatan pembelajaran seperti ini baru mereka dapatkan; (4) Dapat mengantisifasi atau mengatasi tantangan yang dihadapi sebelum hari pelaksanaan PPL; (5) Melakukan refleksi setiap tahapan yang dilalui.

Pembelajaran yang dapat diambil dari seluruh proses Bast Pactice ini adalah: (1) Dalam setiap pelaksanaan pembelajaran semestinya seorang guru harus memiliki kesiapan yang cukup baik agar pembelajaran dapat terlaksana dengan terarah sesuai dengan tujuan yang telah dirancang; (2) Terus melakukan inovasi- inovasi baru akan membawa hal yang sangat baik terhadap perkembangan dan motivasi belajar perserta didik; (3) Menjadi guru yang kreatif dan inovatif sangat menyenangkan.

KESIMPULAN

 

Penerapan pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan pelaksanaan aksi yang tepat dapat memberikan kontribusi sebagai berikut:

(1) Meningkatkan keaktifan siswa kelas VII pada materi Keliling dan Luas Bangun datar Segi Empat di SMPN 4 Jiken Satu Atap.

(2) Meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas VII pada materi Keliling dan Luas Bangun datar Segi Empat di SMPN 4 Jiken Satu Atap.

(3) Meningkatkan antgusiasme siswa kelas VII pada materi Keliling dan Luas Bangun datar Segi Empat di SMPN 4 Jiken Satu Atap.

(4) Meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII pada materi Keliling dan Luas Bangun datar Segi Empat di SMPN 4 Jiken Satu Atap.

Pembelajaran  berharga yang dapat diperoleh dari proses praktik aksi yang telah dilakukan oleh guru adalah guru harus merancang dan melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan, bermakna, dan berpusat pada peserta didik. Kemampuan guru menggunakan dan memanfaatkan teknologi harus ditingkatkan. 

 

 

Daftar Pustaka

 

Mustakin, Mustakin, Muh Yunus, and Hastuti Hastuti. "Pengaruh Motivasi dan Keaktifan terhadap Prestasi Belajar Siswa di Sekolah Dasar." Edukatif: Jurnal Ilmu Pendidikan 4.2 (2022): 3067-3075.

Maret, Marsal, and Hendra Syarifuddin. "Penggunaan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas VI Sekolah Dasar." JEMS: Jurnal Edukasi Matematika dan Sains 9.1 (2021): 106-112.

Ibrahim, M. & Nur, M.. (2010). Pengajaran Berdasarkan Masalah. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah, Program Pasca Sarjana UNESA, University Press. http://eprints.unm.ac.id/9011/1/Buku%20Model%20Problem%20Based%20Learning_Watermark.pdf

Hamdani. M.,  Prayitno B.A., & Karyanto. P. (2019).  Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis  Melalui Metode Eksperimen. Proceeding Biology Education Conference Volume 16, Nomor 1 Halaman139- 145.

Kurniawati,Y.,  Ngadimin, & Farhan, A. (2017). Hubungan Keaktifan Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Penerapan Model Pembelajarangroup Investigation. Jurnal Ilmiah Mahasiswa (JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 2 (2), 2017, 243-246.

Mulyasa, E. 2002. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosdakarya.

https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sosiolium/article/download/30454/13385

Rahardhian, A. (2022). Kajian Kemampuan Berpikir Kritis (Critical Thinking Skill) dari Sudut Pandang Filsafat.Jurnal Filsafat Indonesia, 5(2), 87-93.

Syamsidah & Suryani, H, (2018). Buku Model Problem Based Learning (PBL) Mata Kuliah Pengetahuan Bahan Makanan. Yogyakarta: Grup Penerbitan CV BUDI UTAMA. http://eprints.unm.ac.id/9011/1/Buku%20Model%20Problem%20Based%20Learning_Watermark.pdf

Saputra, Y. A. (2021). Penerapan Model Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Tematik Siswa Kelas IV Sekolah Dasar. Jurnal Ilmiah PGSD, 5(2).

Website Universitas PGRI Madiun (url : https://unipma.ac.id)

Website Pendidikan Profesi Guru Universitas PGRI Madiun (url : https://ppg.unipma.ac.id)

Website Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Madiun (url : https://fkip.unipma.ac.id)

Website Pendaftaran Mahasiswa Baru Universitas PGRI Madiun (url : https://pmb.unipma.ac.id)

Sistem Informasi Manajemen Universitas PGRI Madiun (url : https://sim.unipma.ac.id)

Laman Akreditasi Universitas PGRI Madiun (url : https://akreditasi.unipma.ac.id)

Rencana Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil evaluasi pada aksi PPL ini dengan menggunakan model PBL, dilakukan rencana tindak lanjut :

1. Melanjutkan pelaksanaan strategi pembelajaran berhubungan dengan topik pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik materi dan perserta didik.

2. Setelah menyelesaikan kegiatan PPL dan Best Practice pada kegiatan ini saya

mendapatkan banyak tambahan ilmu dan pengetahuan baru tentang materi yang harus saya kuasai mulai materi profisional maupun pedagogik serta cara menyusun materi pembelajaran yang menyesuaiakan dengan keterampilan pembelajaran abad 21.

3. Setelah menyelesaikan kegiatan ini saya memeriksa kembali dokumen- dokumen perangkat pembelajaran yang telah dibuat. Kemudian memperbaiki beberapa kekurangan dan kesalahan pada LKPD , Media, Asesmen yang sudah dilakukan dan dipersentasikan bersama dosen pembimbing, guru pamong dan teman- teman PPG.

4. Mengadaptasi model- model pembelajaran inovatif sesuai karakteristik materi dan perserta didik untuk kemudian di terapkan disekolah.

5. Melakukan desiminasi atau berbagi praktek baik pembelajaran dari hasil mengikuti kegiatan PPG kepada Bapak ibu guru di sekolah.

6. Mengikuti kegiatan seminar, workshop, webinar, pengembangan keprofesinalan

berkelanjutan dan kegiatan pengembangan yang relevan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun