Mohon tunggu...
Elia Rahmah
Elia Rahmah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seseorang yang memiliki keinginan untuk bekerja di bidang kepenulisan dan konsisten dalam menulis. Hobi saya sampai saat ini yaitu nonton drama, saat ini hobi yang sedang dibangun yaitu membaca buku dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi: Aku Hanyalah Benda Mati yang Berperasaan

14 Februari 2024   20:58 Diperbarui: 14 Februari 2024   20:59 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagaikan kain yang akrab dengan noda, aku tergores oleh tinta yang tersusun dengan rapi  

Kali itu, aku dibiarkan hanyut dalam pikirannya yang tak menentu

Hilang arah, meski sudah terlatih   

Iya, hanya menemani. Aku tidak tahu cara mengendalikan tuanku

Aku hanya mampu menemaninya ketika ia terluka

Saat mentari berusaha menampakkan diri dalam persembunyian

Terdengar sang tuan bersuara riuh memanggil deretan nama

Namun, tidak ada jawaban. Sungguh hening dan mencekam  

Hanya kicauan dan kokokan yang saling bersahutan merebut posisi pendengaranku

Mentari mengeluarkan orange yang berkilauan dan berlalu

Saat ini, langit berubah kelabu nan sunyi    

Jam dinding mengarah pada sebuah angka 

Angka yang sangat krusial dalam hidupnya

Ia menangis. Tersedu-sedu. Namun, tetap menggerakan penanya diatasku

Aku tertarik dan mengintip di sela-sela helaan napasnya 

Seperti ini beberapa kalimat yang ku cerna

"Kehilangan seseorang yang selalu membersamai di setiap langkah kehidupan sungguh sulit. Aku hilang arah, hanya sepi yang menemani hariku..."

Tak terasa, deraian air membasahi lembaran yang dipenuhi tinta

Sungguh, aku ingin memeluknya

Memeluk tuanku yang malang

Dimensi ku sangat berbeda dengan nya

Aku tidak mampu melakukan apapun untuk tuanku

Namun, memahami tiap untaian kata yang dituliskannya adalah keahlianku

Silahkan saja, keluarga seluruh keluh kesah yang tuan rasakan

Hari ini, esok, esok lusa ataupun kapanpun yang diinginkan

Aku bersedia dan siap menjadi seorang pendengar yang baik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun