Mohon tunggu...
eli laraswati
eli laraswati Mohon Tunggu... lainnya -

seorang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Sepuluh Tahun Cukup Sudah

27 September 2016   20:38 Diperbarui: 27 September 2016   20:41 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Sepuluh tahun sudah cukup bagi Zacky  untuk tetap berada di Jakarta, baginya sepuluh tahun sudah cukup  untuk menguji ketangguhan dirinya, sepuluh tahun baginya sudah cukup untuk membiarkan sang ayah seorang diri dikampung, seorang ayah yang rela membesarkaannya seorang diri tanpa pernah ingin menikah lagi sejak ibunya berpulang .

Zacky pulang setelah dia temukan apa yang dia cari, ilmu, pekerjaan, uang dan seabrek materi tapi ada sesuatu yang hilang pada dirinya ketika dia merasakan sesuatu yang hampa pada dirinya bukan soal kejombloannya, sesuatu itu ingin dia ambil kembali tatkala ayahnya menelponnya tengah malam mengabarkan bahwa teman yang tumbuh besar bersamanya tewas pada suatu kecelakaan di jalan raya ketika dia mengendarai motor barunya sebuah truk menghantamnya dengan keras.

Santo, teman kecilnya yang tumbuh besar bersamanya, belajar berenang disungai bersama, naik sepeda bersama, Santo dan Zacky ketika tumbuh remaja sering menghabiskan malam bersama, bercerita tentang Nadin yang cantik hingga membuat hubungan  mereka sedikit retak, tapi berkat kebijakan ayah Zacky mereka kembali akur hingga waktu berjalan akhirnya Santo yang memenangkan hati Nadin.

Ada yang rontok dalam dadanya, tenggorokannya terasa kaku,”hallo nak,..” t.erdengar kembali suara ayahnya.

 Zacky tergagap,”ya, ayah, sampaikan dukaku kepada keluarganya maaf jika aku tak biasa datang ,”lanjut Zacky.

” ya sudah ayah akan segera ketempat Santo sekarang juga, oh ya nak ini jam dua malam sangat bagus jika segera shalat tahajud dan doakanlah Santo kamu masih sering melakukannya kan? Tanya ayahnya.

 Zacky tergagap atas pertanyaan ayahnya,’I iiya .. ,”jawabnya gugup sebuah pertanyaan yang tak dibayangkannya .

”ya sudah kalau begitu assalamu’alaikum,’suara ayahnya mengakhiri percakapan.

”Wa’alaikumsalam,”jawab Zacky pelan, diletakkan HP nya ditempat tidur dia berjalan pelan ke kamar mandi dan tangis itu pecah disana, tangannya gemetar tatkala air kran mengguyur tangannya, wudlu yang telah lama tak dilakukannya bahkan dia telah lupa shalat apa yang terkhir dilakukannya, tangis itupun kembali pecah ketika dia bersujud mencium sajadah yang telah lama hanya ia simpan dilemari.

Hari itu adalah hari Jum’at duka semalam masih begitu terasa hingga tiba waktu shalat jum’at Zacky mengambil sajadah yang ada dikantor dia mengejar Rudy yang sudah berjalan duluan, Rudy tersenyum dan mameluk Zacky dengan hangat lalu dia berbisik,”semoga ini untuk selamanya temanku.”

“terimakasih Dy, doakan aku agar ini menjadi tobatku yang sebenar-benarnya taubat,”pinta Zacky

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun