Ke pesta pernikahanmu
Aku hadir dengan sebilah kotak
kupenuhi berbagai kesedihan
Tidak ada istimewa selain kau harus menerimanya
Aku tak pula hendak membagi musibah
Namun kau sekali membisikiku;
Jika kepala cidera
Yang lain harus turut duka
Â
Kini, kotak itu milikmu---dan
Kesedihan adalah ular paling jinak yang
Akrab dan selalu melilit tuannya
Atau, jika aku tak di sana, kemudian
Kau dipeluk kesunyian
Yang kukirim dari kejauhan
Tuhan seolah merajut semesta
Dari jutaan takut dan harap
Kau sendiri di bumi dan tiada hari tanpa sunyi
Kuucapkan Selamat
di pesta pernikahanmu---atau
Bahagia, apa bedanya?
Kau ingin menjawab;
Mengapa luka
tidak memaafkan pisau?
2020
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H