Mohon tunggu...
Lukman Hakim
Lukman Hakim Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Lahir di Dzakarta, n hidup di tengah kaum dhua'afa. Ingin menjadi Inpirite for Dhua'fa Communities. Bercita2 mjd Bpk asuh dari anak2 cerdas yg gak mampu, menyuarakan aspirasi mereka Yuuk kita BERCINTA. cinta kelg, anak2, ortu,.... cinta remaja, n'..hmmmm dlm KLINIK CINTA milik elha

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tangisan Pelacur…Jakarta Undercover 3

29 Oktober 2009   01:09 Diperbarui: 26 Juni 2015   19:30 8685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rudy membersihkan kotoran yang melekat di sekujur badannya dengan dedaunan pohon di pinggir jalan. Bajunya yang putih semakin memperlihatkan warna kotoran itu"..Uch...masih bau ..." keluhnya

"Ngomong apa nanti ama Ningsih...." bathinnya

"Dasar bajaj sableng.."

Rudy bergegas kembali, melupakan kotornya pakaian. Tujuannya hanya satu, melihat senyum Ningsih di pagi hari.

Tepat di ujung gang dia berhenti. Hatinya ragu. Apakah layak dirinya bertemu seorang pelacur..? Apakah memang gadis sudah tidak ada lagi di dunia ini? Pergulatan pikiran memaksanya berhenti sejenak. Melanjutkan atau kembali pulang.

"Ach, aku toch bukan manusia suci....aku juga bukan seorang perjaka lagie...lagi pula dia berbuat itu untuk anak dan ibunya....." bahtin Rudy

Dengan langkah pasti dia menepi dan menuju rumah kecil berwarna biru muda. Rumah tua tak berpagar dan banyak dihiasi tamanan.

"Permisi...." Teriaknya. Jantungnya berdegup mulai tak beraturan

"Permisi....Ningsih..." Degup jantungnya semakin kencang

"Spada..Permisi....Ningsihh" teriaknya berulang ulang

"Maaf Pak, Ningsih gak mesen sepeda....dia biasa naik bajaj" sahut suara dari dalam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun