Mohon tunggu...
Elgrini Togatorop
Elgrini Togatorop Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Math 244

3 Juni 2022   20:52 Diperbarui: 6 Juni 2022   11:36 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Saya juga mengikuti langkah yang dibuku kok, Lex"

Melihat sebentar lagi akan terjadi perselisihan pendapat, Pak Horas akhirnya tersenyum dan berkata "Baiklah, cukup. Alex, menurut kamu dari soal ini bagian mana yang harus dikerjakan?" Aku diam mencoba untuk berpikir walaupun otakku seperti ingin menjerit. Dengan ragu aku menjawab "Integral yang ditengah pak." Pak Horas kemudian lanjut bertanya " Memangnya kalau integral bagian luar dikerjakan terlebih dahulu, tidak bisa ya?". Aku menatap teman-temanku berharap ada yang senasib denganku. "Izin pak, sepertinya tidak bisa.." Jawabku. "Alex sudah buktikan? " tanya pak Horas sambil membolak balikkan buku kalkulus berwarna biru yang ada di atas meja disampingku. "Belum pak.." aku menjawab dengan kepala tertunduk. Tiba-tiba telepon pak Horas berbunyi, dan beliau izin sebentar untuk menjawab telepon tersebut. Kami tidak berani ribut, aku masih berdiri di dekat papan tulis dan mencoret coret celah yang kosong dengan spidol ditanganku.

1 sks sudah kami habiskan dan hanya aku manusia yang maju untuk mempresentasikan soal. Aku melihat Didi menari di tempat duduknya dengan bahagia karena besar kemungkinan yang akan mempresentasikan soal berikutnya adalah mahasiswi yang nasibnya mungkin akan kurang beruntung sepertiku. Setelah kurang lebih 15 menit, Pak Horas kembali ke kelas dan memberi perintah kepada kami. "Sekarang bentuk 4 orang sekelompok, kemudian saya ingin kalian mendiskusikan materi bab 13 dari buku kalkulus. Untuk rentang materinya dapat di lihat di forum mata kuliah madas di website kampus kita. Bapak ingin kalian memahami setiap materinya kemudian secara acak akan bapak pilih siapa yang menjadi perwakilan kelompoknya. Untuk tugas ini saya berikan waktu 2 minggu, mengingat minggu depan saya ada pekerjaan yang tidak bisa ditinggalkan dan minggu selanjutnya ada libur. Tolong dikerjakan dengan sungguh-sungguh. Bisa dilaksanakan?" Mendengar kata libur, seluruh penghuni kelas seketika bersemangat dan menyunggingkan senyum tipis. "Bisa pak." jawab kami serentak. "Kalian bisa dipercaya?" Semua teman menjawab dengan antusias tapi tidak denganku. Entah mengapa setelah beliau melontarkan pertanyaan tersebut muncul perasaan ganjil dan berat di hatiku.

Aku dan keempat temanku belum beranjak dari kelas Kimia Organik. Tono sangat semangat membahas pengalamanku tadi pagi. Sedangkan Faisal memandang sebuah bangku paling depan. Aku tahu Faisal sedang memandang bangku Wiwin. Faisal pasti merasa jengkel dengan pertanyaan yang ditujukan Wiwin kepadaku saat kelas matematika pagi tadi. "Hei calon sarjana.. Ini kita disuruh bentuk 4 orang dalam satu grup. Padahal happy kiyowo cs kan ada 5 member. Siapa nih yang rela berkorban demi kelangsungan keamanan materi madas ini?" tanya Tulus dengan tangan yang dibentangkan dan kepala menengadah ke atas. "Yang bertanya, dia yang berkorban." jawab Tono bercanda. "Baiklah, karena Tulus Jaya Wijaya Everest adalah orang baik, maka izinkan aku pergi dulu." Aku memandang wajah Tulus, dia memang tidak bersuara emas seperti Tulus penyanyi terkenal itu, namun kalau soal mengalah dia memang benar-benar menjunjung namanya. "Makan yuk, aku lapar." kata Didi merengek. "Wah, bisa-bisanya kamu lapar padahal tidak menjawab pertanyaan dan berdoa agar tidak dipilih presentasi." Ucap Faisal. Sambil tertawa kami berjalan menuju kantin untuk mengisi perut karet kami.

Sesampainya di kantin kampus, kami berjalan menaiki anak tangga dan berniat mengambil meja di ujung yang dekat dengan stop kontak. Niat itu kemudian kami urungkan melihat Wiwin dan teman-temannya duduk di meja favorit kami. Faisal mendengus keras tanda tidak suka dengan situasi ini. "Hiya hiya, kekasih tercinta paduka ratu lord dewi Wiwin berada di kantin menantikan kakanda akang ayang Uun tercinta. Kepada mas Uun kami persilahkan waktu dan tempatnya..Hiya hiya." ucap Didi mengejekku. Bisa ditebak sumber inspirasi lelaki dengan tubuh terkecil di antara kami ini pasti karena kejadian di kelas pagi tadi. "Lidah memang tidak bertulang, tapi lidah sangat sulit untuk dikendalikan. Jangan karena satu bagian kecil, seluruh yang ada pada dirimu menjadi tercemar saudaraku." jawabku dengan nada halus. "Kukira cupu, ternyata suhu!" ledek Didi. "Biasanya yang tipe Didi ini nih yang malah naksir, tapi karena malu, temannya yang dicie-ciein menutupi perasaan yang ada." kata Tono dengan senyum nakal. "Ssstt, perutku lapar. Jangan berantem dulu, nanti gak ada yang ngompor ngomporin kan gak seru." kata Tulus yang sedang melihat menu yang disediakan kantin pada hari itu.

Faisal yang sedari tadi diam kemudian berjalan menjauhi kami. Aku yang semula ingin membalas perkataan Didi kemudian memilih untuk mengamati pria yang kami anggap sesepuh itu. Rupanya dia pergi mencari kursi. Remaja jompo ternyata. Kami yang sedari tadi menunggu Wiwin dan teman-temannya beranjak dari tempatnya akhirnya memilih  membungkus makan siang kami.

"Eh Uun sahabatku yang tampan seantero toilet umum, kapan-kapan bilang ya ke pacarmu Wiwin jangan duduk di daerah situ, mereka makan nya lambat, sedangkan waktu makan siang kita sedikit, ini perut karet jadi gak bisa nambah deh kalau dibungkus begini."

"Didi, kamu masih lapar? Ini makan nasiku saja, aku gak papa kok.." kata Tulus dengan senyuman.

"Ouh Tulus, semoga kebaikanmu dibalaskan dengan diberi jodoh yang baik nanti." kata Didi menyambut makanan yang disodorkan Tulus.

            Tidak terasa hari sudah sore. Saatnya diri ini kembali kerumah dan beristirahat setelah melakukan berbagai aktivitas seharian. Aku memasuki kamarku yang nyaman, kuletakkan tas kuliahku di kursi dan kakiku berjalan otomatis ke kamar mandi. Setelah mandi, aku kemudian memeriksa pesan whatsapp yang belum sempat ku balas atau kubaca. Dari semua pesan yang ada, pesan terbanyak dimenangkan oleh "Happy Kiyowo Cs" yang kuberi pin.

Tono : Permisi bapack bapack hebat. Tono yang tampan ingin bertanya..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun