Mohon tunggu...
elgin yuzharareta
elgin yuzharareta Mohon Tunggu... Mahasiswa - hi

haii

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendidikan pada Anak di Masa Pandemi

6 Juni 2021   18:06 Diperbarui: 6 Juni 2021   18:04 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

assalamiualaikum wr. wb. perkenalkan nama saya elgin yuzhar areta salah satu mahasiswi universitas ahmad dahlan program studi pendidikan guru sekolah dasar. berikut saya jabarkan opini saya terhadappendidikan pada anak di masa pandemi saat ini

Pendidikan ialah satu hal yang amat penting bagi suatu negara. Negara yang maju memerlukan pendidikan yang bagus juga agar menciptakan generasi bangsa yang lebih berkualitas dan bermutu di masa yang akan datang. 

Dan setiap anak Indonesia pun memiliki hak pendidikannya, sebagaimana yang terdapat pada pembukaaan UUD 1945, pada alinea ke 4 yang berbunyi "Mencerdaskan Kehidupan Bangsa ", dengan demikian pembelajaran ialah aspek utama dalam kehidupan. 

Tanpa pembelajaran gimana generasi penerus melanjutkan serta memajukan bangsa? akan tetapi kenyataannya saat ini bangsa kita yang menjadi negara berkembang masih memiliki banyak sekali hal yang perlu diperhatikan terutama pada bidang pendidikan yang ditambah lagi dengan situasi pademi covid-19 saat ini. 

Kasus pandemic covid-19 yang semakin hari semakin meningkat ini membuat setiap orang diwajibkan untuk selalu menerapkan protokol kesehatan terutama physical distancing atau yang kita kenal dengan selalu menjaga jarak yang lalu menjadi tantangan yang sangat luar biasa, pasalnya kita dituntut untuk selalu melakukan kegiatan di rumah dan menjauhi kerumunan, apalagi sekolah.

Kita sebagai pelajar harus tetap semangat untuk selalu menuntut ilmu, yang mana kita tau hal ini menjadi tantangan yang sangat luar biasa, pandemic ini memaksa pendidikan untuk mengubah sistem pembelajaran yang sebelumnya pendidikan dilakukan secara formal di bangku sekolah atau kampus atau kita sebut pembelajaran tatap muka, dan dari surat yang sudah diedaran Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 pembelajaran diubah menjadi kegiatan belajar mengajar virtual  secara online dirumah saja dimana p peraturan ini diberlakukan untuk seluruh tingkatan pendidikan. 

Dan pada situasi ini negara kita pun sudah menerapkan kegiatan belajar mengajar secara daring yang hingga saat ini kita sudah lakukan selama kurang lebih satu tahun. Pada situasi saat ini kita sebagai pelajar maupun pengajar dituntut untuk bisa menggunakan teknologi sebagai penghubung komunikasi dan sebagai sarana pembelajaran. 

Hambatan dalam kegiatan mengajar pada sistem yang virtual ini juga tidaklah mudah. Pembelajaran secara online mengharus pengajar untuk mampu mendorong siswa untuk menjadi kreatif dan mendapatkan pengetahuan dan pekerjaan sebanyak mungkin. Jangan membebani siswa dengan tugas yang menumpuk setiap harinya saja. selain disiplin untuk pribadi sebagai pengajar dan untuk melatih belajar dengan mandiri, ada sarana prasara dan sumber daya yang tentu butuh kita sediakan. 

Orang tua dituntut untuk bisa menyiapkan fasilitas pembelajaran online dari rumah serta tak banyak beberapa orang tua wali dan pengajar mengeluhan karena kesulitan dalam menyiapkan sarana dan prasana, seperti untuk menyiapkan perangkat belajar seperti gadget, laptop, serta konek internet ataupun wifi. Dari hal yang sebelumnya ini akan dapat menyebabkan ketimpangan pada lingkungan masyarakat. Dibandingkan dengan orang di daerah tertinggal, orang di pusat kota biasanya menikmati kecepatan internet yang jauh lebih cepat. 

Situasi ini pun mempengaruhi semua tingkatan dalam pendidikan. Mahasiswa perantauan lebih memilih untuk keluar kota bahkan daerah untuk mendapatkan ilmu saat ini sudahlah banyak. 

Strategi untuk bisa belajar menggunakan sistem online dimana saat ini sudah dilakukan, memberikan kesempatan bagi siswa untuk bisa bbelajar dari mana saja, tak lain belajar dari rumah. 

Belajar secara online saat ini hingga entah kapan akan berakhir ini yang memang tidak ada kepastian dapat memberikan kesempatan kepada para mahasiswa rantau untuk bisa belajar dari kampung asalnya saja. 

Tetapi nyatanya masih ada beberapa mahasiswa yang merantau belum bisa untuk kembali ke daerah asal nya, karena adanya beberapa hal yang harus diselesikan mahasiswa dan memilih untuk tetap singgah di kost ataupun daerah yang tempat mereka mencari ilmu tersebut. Selain itu yang sudah kita rasakan sendiri akibat adanya virus covid-19 juga  makin menyebarkan kesenjangan sosial ekonomi yang sudah sejauh ini terjadii. Kemenaker (20/4) mencatat sudah banyak sekali para penanggung nafkah dipecat dari pekerjaannya. 

Dalam keadaan genting khalayak itu, beberapa orangtua banyak yang merasa kesulitan untuk memberikan kesempatan pendidikan terbaik terhadap anaknya. Untuk kasus yang lebih tidak mengenakkan lagi, orang tua mungkin menghadapi dilema pilihan: menafkahi keluarganya atau memilih untuk membayar pendidikan anak-anak mereka. 

Dan berpengaruh dalam peningkatan untuk kasustidak melanjutkan sekolah. Sejak strategi pemebelajaran diubah menjadi belajar secara virtual ini telah diterapkan secara nasional, banyak siswa yang dilaporkan untuk putus sekolah dari berbagai daerah, mulai dari meningkat Angka putus sekolah di pedesaan akan mungkin terus bertambah. Bahkan untuk kedepannya, mereka yang putus sekolah dipastikan untuk tidak bekerja karena minimnya pendidikan tersebut, baik yang bekerja secara pribadi maupun publik. 

Hal ini tidak hanya akan menurunkan produktivitas nasional secara kumulatif, tetapi juga akan menjerumuskan mereka ke dalam siklus yang tidak berakhir pada kemiskinan struktural. Sebagai solusi praktis, pemerintah yang menangani pun perlu merealokasi bantuan untuk pekerja, apalagi bagi pekerja yang terkena dampak krisis ekonomi akibat situsi pandemic virus Covid-19, terutama bagi tulang punggung yang baru di-PHK. Dengan cara ini, bantuan bisa digunakan untuk menutupi sedikit keperluan untuk rumah tangga..

Usaha pendidik untuk membentuk karakter yang:

  1. Kemandirian

  • Pendidik memberi tugas mandiri untuk siswa, disertai dengan menjelaskan materi sebelum memberikan tugas.

  • Pendidik memberi kebebasan kepada siswa dalam batasannya 

  • Pendidik memberikan tindakan agar siswa mampu berpikir dan bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya.

  • Pendidik memberikan inisiatif terhadap siswa untuk mengembangkan dan menemukan ide baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang.
  • Pendidik memiliki sifat Ketegasan diri untuk menunjukkan kepada siswa agar ia mampu untuk mengandalkan dirinya sendiri. Bentuk kemandiriannya di tunjukkan melalui keberaniannya untuk mengambil resiko dan mempertahankan pendapat walaupun berdeda dengan orang lain.
  • Pendidik memberikan inisiatif terhadap siswa untuk mengembangkan dan menemukan ide baru dalam memecahkan masalah dan menemukan peluang.

  • Pendidik memiliki sifat Ketegasan diri untuk menunjukkan kepada siswa agar ia mampu untuk mengandalkan dirinya sendiri. Bentuk kemandiriannya di tunjukkan melalui keberaniannya untuk mengambil resiko dan mempertahankan pendapat walaupun berdeda dengan orang lain.

2. Disiplin

  • Pendidik bisa memberi contoh dengan datang tepat waktu pada jam kelas

  • Pendidik sedikit keras dalam waktu mengumpulkan tugas yang sudah ditetapkan

  • Pendidik memberi Hukuman sebagai upaya menyadarkan, mengoreksi dan meluruskan yang salah sehingga orang kembali pada prilaku yang sesuai dengan harapan.

  • Pendidik memberi tata tertib selama pembelajaran berlangsung untuk melatih kedisiplinan dan tanggung jawab.

  • Pendidik perlu mendapat dukungan kuat dari berbagai pihak. Khususnya orang tua siswa, agar memberi sifat disiplin dari lingkungan rumahnya.

3. Tanggung jawab

  • Pendidik memberikan tindakan yang membuat siswa berani menanggung resiko atas konsekuensidari keputusan yang telah diambil, menunjukan loyalitas dan mampu membedakan antara kehidupan dirinya dengan orang yang ada di sekitarnya.

  • Membiarkan siswa berbuat kesalahan dengan memberi nasihat. Banyak kesalahn atau kegagalan yang timbul akibat kurangnya sikap tanggung jawab dalam diri seseorang dan melalui kesalahan tersebut seseorang akan belajar menjadi lebih bertanggung jawab, hati-hati, displin dan lain-lain.

  • Pendidik mengajarkan anak untuk punya harga diri karena orang yang memiliki harga diri tinggi sudah pasti akan menjalankan amanah dan bertanggung jawab yang dipercayakan padanya.

  • Pendidik memberikan rasa percaya diri kepada siswa dengan mendapatkan kepercayaan maka anak tersebut akan lebih bertanggung jawab dan berusaha maksimal menjalankan amanah yang dipercayakan padanya.

  • Pendidik memberikan kerja kelompok, walaupun melalui daring seperti ini menjadi tantangan tersendiri bagi siswa untuk melatih pribadi anak menjadi pribadi yang sosialis, mudah bekerjasama dan tak ingin mengecewakan orang lain karena setiap anak tidak ingin anggota kelompoknya kalah atau dimarahi akibat tugas yang diberikan tidak selesai maka akan mebuat anak tersebut termotivasii untuk menyelesaikan bagian yang dibebankan padanya dengan penuh tanggung jawab.

    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun