Dalam lingkungan masyarakat terdapat banyak kompleksitas yang kemudian akan di seleksi lalu di reduksi dan pada akhirnya terjadi diferensiasi antara lingkungan dan sistem. Teori sistem merupakan sebuah proses diferensiasi dengan kompleksitas kehidupan sosial menjadi sebuah sistem tersendiri. Teori sistem dari Luhmann ini bersifat menghidupi dirinya sendiri dan bersifat dapat berubah sesuai dengan kondisi lingkungan itu berlangsung.
Niklas Luhmann mengatakan bahwa sistem sosial bersifat autopoiesis, artinya sistem dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Hal ini berarti jika terjadi sebuah konflik atau perubahan dalam sistem sosial yang menyebabkan terganggunya fungsi-fungsi, maka sistem sosial akan menciptakan atau menggantikan fungsi-fungsi tersebut dengan sendirinya. Oleh karena itu sistem sosial yang digagas oleh Luhmann tetap berjalan dengan baik.
Autopoiesis tidak berarti bahwa sistem bersifat tertutup dari lingkungan di luarnya. Hal ini disebabkan karena sistem merupakan hasil reduksi dari kompleksitas, yang dimaksud kompleks tersebut merujuk pada lingkungan di luar sistem, dengan begitu akan selalu terjadi interaksi antara sistem dengan lingkungannya. Oleh karena itu, sistem akan selalu terbuka terhadap lingkungan di luarnya (karena adanya interaksi) dan tertutup (karena mengatur diri sendiri) pada saat yang bersamaan.
Sistem menciptakan dirinya sendiri dengan cara mendiferensiasikan diri dari lingkungannya melalui reduksi kompleksitas. Suatu sistem yang bersifat autopoiesis yang menyebabkan kemungkinan adanya kontigensi. Kontigensi merupakan keadaan di mana masih diliputi ketidakpastian dan berada diluar jangkauan.Â
Secara sederhananya merupakan keadaan yang segera  akan terjadi, tetapi juga mungkin tidak akan terjadi. Kontigensi ganda mengarah pada fakta bahwa setiap komunikasi harus mempertimbangkan cara agar komunikasi itu diterima. Tetapi, kita juga tau bahwa cara ia diterima akan bergantung dengan estimasi penerima terhadap kominikator. Ekspetasi orang lain dalam berkomunikasi dapat dilihat dari latar belakangnya seperti jenis kelamin, etnis, usia, pakaian dan lain sebagainya.
Artinya dalam sistem sosial terdapat dua kontigensi (kontigensi ganda). Kontigensi yang dimiliki diri sendiri dan orang lain. Kontigensi ganda ini menyebabkan keinginan diri sendiri dan orang lain menemukan konsensus, dan menggiring pada proses komunikasi. Karena beragam keinginan (ego) dalam sebuah sistem menyebabkan kontigensi, maka akan menggiring pada instabilitas. Instabilitas inilah yang memungkinkan sistem untuk selalu mengorganisasikan dirinya sendiri (autopoiesis)
Contohnya dalam bidang pendidikan
Pada awal tahun 2020 terjadi pandemi di Indonesia yang disebabkan oleh virus corona. Berbagai aktivitas yang biasanya dikerjakan diluar rumah terpaksa harus dilakukan dirumah.Â
Hal inilah yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Pemerintah pun menerapkan kebijakan baru berupa sistem lockdown untuk meminimalisir tingkat penyebarannya virus corona ini. Pemerintah dengan tanggap mengambil sistem ini karena ingin menggantikan sistem yang lama, berbagai aktivitas kehidupan masyarakat yang dilakukan diluar rumah, dengan sistem yang baru yaitu mengerjakan sesuatu dari rumah. Hal ini harus dilakukan demi tetap berjalannya aktivitas sehari-hari, baik sistem pendidikan, ekonomi, keagamaan dan sebagainya.