Mohon tunggu...
Elfrida Agustina Simanjuntak
Elfrida Agustina Simanjuntak Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang Ibu Rumah tangga

aku seorang yang sederhana, ceria dan ambisius. pencinta cerita fiksi dan imajinatif. :)

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Bila Aku Tak Mampu Memiliki, Maka Dia pun Juga

20 Oktober 2015   16:38 Diperbarui: 20 Oktober 2015   16:46 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“ Elga,, aku tidak ingin ada perpisahan lagi, aku ingin selalu bersama mu, bahkan ketika maut menjemputku aku ingin mata ini melihat mu untuk terakhir kalinya, telinga ini mendengar suara mu dan bibir ini mengucap nama mu dalam nafas terakhir ku. Maukah engkau menjadi istri ku?”

=*=*=*

Angin sepoi-sepoi berhembus lembut membelai rambut Elga gadis manis berambut hitam lebat. Duduk dibawah pohon rindang halaman sekolah yang berhadapan dengan ruang musik dengan membaca buku sesambil mengamati seorang pria yang selalu menggetarkan jantungnya. Setiap istrahat sekolah ia selalu menghabiskan waktu melihat Mali bermain musik duduk tepat didekat jendela yang membuatnya selalu bisa melihat keluar seluruh isi halaman sekolah.

Elga menyukai Mali dari seluruh jati dirinya.
Elga begitu menyukai Mali, sehingga dia selalu memberikan perhatian pada pria ini. namun Elga hanya memendam perasaan cintanya yang begitu menggebu-gebu tersebut. Elga selalu melihat Mali dimana pun.
di sekolah, di tempat ibadah, bahkan di dilingkungan tempat tinggalnya.

Mali terkenal sebagai anak yang pintar, cowok yang putih, tampan, dengan tinggi standar dan menguasai hampir seluruh alat musik ini membuat kecintaan Elga cewek hitam manis berlesung pipit dengan rambut panjang yang selalu mengurai indah dibahunya menjadi semakin besar.
Elga berharap suatu saat dia dapat menyatakan hatinya pada pria tersebut.

Dimalam perpisahan sekolah mereka, Elga memiliki inisiatif untuk menyatakan cintanya didepan umum.
Elga mempersiapkan kado perpisahan terindah yang pernah ia buat untuk diberikan pada Mali pada malam itu.
Elga merangkai kata-kata indah dalam kotak berisi kado tersebut dan membawanya pada saat malam perpisahan.

Tibalah saat dimana para siswa mempertunjukan kebolehannya.
pada penampilan pertama diisi oleh Mali dan teman-temannya dengan melagukan nyanyian persahabatan yang menyatakan “sahabat akan selamanya, takkan terpisahkan oleh waktu”

Elga dengan sigap segera mengisi penampilan ke dua,

“ Saya ingin mempersembahkan sebuah lagu buat seseorang yang begitu spesial.”

Lagu rindu dari kerispatih tersebut membuat suasana menjadi romantis. Setelah Elga selesai  bernyanyi. Kemudian ia menutupnya dengan mengungkapkan perasaan terdalamnya. Berharap ini adalah saat yang tepat dan didepan semua orang, dia akan menyatakan hal yang selalu membuatnya deg deg serr..

kemudian Elga mengambil sebuah kotak berbungkus kertas kado dengan lipatan pita yang begitu indah. Diletakkannya kotak tersebut didepan dadanya dan mulai menyampaikan isi hatinya.

“ Dihadapan teman-teman sekalian, aku ingin menyatakan perasaan ku pada seorang yang sangat aku sukai. Seorang yang selalu membuat aku tersenyum, seorang yang begitu aku harapkan. Saat ini, teman-teman dan panggung ini akan menjadi saksi bukti sayang aku pada dia. Mali anak 9A. Maukah kamu menerima cinta ku?” semua anak bersorak dan mengangkat-angkat Mali.

Dengan keras Mali mengatakan “Tidak, emang siapa yang sudi pacaran dengan gadis buruk rupa seperti dia, bahkan anjing aku saja tidak sudi”

Mendengar hal tersebut, Butiran air mata Elga menjatuhi pipinya. Kado  yang digenggamnya terjatuh karena ia tidak mampu menahannya lagi. Elga lari sekencang mungkin kedalam kelas yang tidak dilihat teman-temannya dan menangis sejadi-jadinya.
Elga tidak keluar dari kelas hingga acara usai. Bahkan seluruh teman-temannya yang mencarinya sudah tidak ia sahuti. Sampai mereka berfikir Elga telah pulang.

Selepas acara selesai, Elga keluar dari persembunyiannya dan berniat mengambil kado yang telah ia jatuhkan. Tapi sayang kado tersebut telah hilang dan dia berfikir mungkin kadonya telah dibuang.
Segera dia membongkar seluruh tong sampah pada malam tersebut untuk mencari kotak hadiahnya. Namun ia tidak menemukannya..

Setelah kejadian tersebut mereka tidak pernah bertemu kembali..

Elga dan Mali mengambil sekolah ditempat yang berbeda-beda. Dalam hati Elga, ia berjanji tidak akan pernah mau bertemu dengan Mali lagi. dia malu dan merasa tidak pantas mencintai seorang laki-laki.

Hingga pada suatu hari....

Bersambung....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun