Mohon tunggu...
Elsa K. Filimdity
Elsa K. Filimdity Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1 Fakultas Teologi, Penulis, Seniman, Atlit.

Elsa K. Filimdity, S.Si Teol, adalah mahasiswi lulusan Fakultas Teologi UKSW strata 1. Aktif berorganisasi sejak SMP, menjadi Ketua OSIS SMP Kristen 1 Pulau-pulau Aru selama 2 periode, Ketua OSIS SMA Negeri 1 Dobo (sekarang SMA Negeri 3) 2016/2017. Ketua Forum Anak Jargaria (FAJAR), Pengurus Forum Anak Maluku Manisse 2017-2019. Sekretaris 2 Kwarcab Aru, BPMF Fakultas Teologi 2 Periode pada Komisi C dan menjadi Ketua HIPMMA Salatiga 2 periode, 2020-2022 dan sekarang menjabat sebagai Ketua Walang GPM UKSW. Selain aktif di organisasi, segudang prestasi yang diraih ialah, mewakili Kepulauan Aru sebagai Atlit Catur 2010, mewakili provinsi Maluku untuk Volly Ball Puteri di Jakarta 2014, mewakili Klasis GPM Aru untuk Baku Dapa Anak Remaja GPM, Saumlaki 2015, mewakili Kepulauan Aru untuk Musicalisasi Puisi di Ambon 2016, menjadi Duta Anak Maluku pada Forum Anak Indonesia, Riau 2017. Aktif mengikuti pramuka dengan menjadi: Anggota Saka Bahari dan Anggota Saka Bhayangkara Kepulauan Aru. Hobby: Menulis, Bermain Alat Music (Piano, Suling, Gitar), Cipta Lagu & Puisi, serta olahraga Volly dan Catur.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Gila Hormat

1 April 2023   10:57 Diperbarui: 1 April 2023   11:03 458
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: https://www.istockphoto.com/

GILA HORMAT

oleh: Elsa. K. Filimdity

"Galatia 5:26 dan janganlah kita gila hormat, janganlah kita saling menantang dan saling mendengki"

Di dunia ini semua orang ingin menjadi yang terbaik bahkan terhormat, tetapi "gila hormat" bukanlah pilihan yang tepat, untuk mendapatkan penghormatan.  Gila hormat justru akan membuat diri kita sendiri menjadi tidak terhormat, karena kita mencari kehormatan. Semakin mencari kehormatan, bukan semakin dihormati, tapi kita semakin gila, saking gilanya, kita menjadi pribadi yang lepas dari karakter murid Kristus. Sebab Tuhan Yesus sendiri sangat membenci gila hormat, Yesus dihormati tapi Yesus tidak gila hormat.

Keempat kitab Injil, Matius 21:1-11, Markus 11:1-10, Lukas 19:28-38, dan Yohanes 12:12-19, mencatat bahwa Yesus bukan hanya dihormati, tetapi Yesus sangat dimuliakan, semua orang sujud menyembah terhadap Yesus, bahkan kedatangannya ke Yerusalem yang bukan dengan kuda (hewan-hewan kerajaan, panglima, dan pembesar) tetapi dengan seekor keledai (hewan yang tidak dipandang) menunjukan bahwa Yesus tidak gila hormat, tetapi disa sangat dihormati dan dimuliakan karena teladan kasih yang ia nampakan dalam hidupnya setiap hari. Dalam tradisi orang Yahudi pada zaman itu, seorang pembesar, atau seorang yang sangat terhormat akan disambut dengan daun Palem, namun Yesus tidak hanya disambut dengan palem tetapi dengan segala sesuatu yang ada pada orang banyak saat itu (Lih.Mat.21:8) mereka menghamparkan ranting-ranting pohon bahkan pakaian mereka sendiri untuk membuat jalan bagi-Nya.

Teks diatas memberikan kesaksikan kepada kita bahwa Yesus sangat dihormati, bahkan lebih dari itu, Dia sangat dimuliakan, namun Dia tidak pernah gila penghormatan. Dia sangat membenci hal itu, (Lih.Injil Markus 12:38-40. Yesus Menasihatkan supaya Hati-hati Terhadap Ahli-ahli Taurat) Yesus memberikan lampu kuning, kepada orang banyak saat itu dalam Bait Allah melalui pengajarannya, untuk berhati-hati dengan Ahli-ahli Taurat.  Hati-hati yang dimaksudkan Yesus bukanlah hati-hati karena Ahli Taurat memiliki sesuatu yang membuat mereka akan mendapatkan bahaya secara fisik, namun lebih dari pada itu berhati-hatilah,bahkan jangan mengikuti sikap dan tindakan mereka, yaitu sikap yang gila hormat.

Apa itu sikap Gila Hormat? Pertama, "cari muka". Cari muka bukan soal duduk dimuka, tetapi cari muka adalah sikap yang haus pujian, melakukan segala sesuatu bukan karena harus dilakukan, tetapi untuk mendapatkan pujian. 

Yesus menyampaikan bahwa para ahli Taurat yang sangat senang cari muka,memakai jubah panjang supaya dihormati, ini bukan persoalan jubah panjangnya, namun jubah panjang yang dimaksud adalah jabatan. Berjalan ke pasar-pasar dengan jubah panjang agar dihormati, agar dipuji, karena mereka memiliki jabatan, bahkan jabatannya sangat penting, sehingga mereka sangat senang sekali cari muka, bukan hanya di pasar, tetapi juga di depan rumah ibadat/Bait Allah bahkan ditempat-tempat perjamuan.

Kedua, "Maha tau". Ini juga bagian dari cari muka atau gila hormat. Selalu ingin menonjolkan diri, bahwa saya lebih tau, saya tau semuanya, sehingga yang harus di dengar adalah saya, yang lain tidak benar, yang lain tidak tau, merasa diri paling super, dan yang lain man. 

Yesus menyampaikan melalui ajarannya bahwa jangan seperti para ahli taurat yang senang sekali berdoa panjang, bukan persoalan doa harus pendek jangan panjang, tetapi bagiaman doa itu dicerminkan melalui sikap, tutur kata dan tindakan. Mereka senang berdoa panjang, agar terlihat pandai, mereka sangat pandai dalam berbicara, pandai berdoa, mereka tau segalanya sehingga mereka harus didengar, harus diikuti, harus dihormati. 

Doa mereka yang panjang terbalik dengan sikap dan tutur kata mereka dalam kehidupan sehari-hari, Yesus berkata, mereka mengalabui orang dengan doa mereka yang panjang, namun sikap mereka terbalik dengan doa-doa mereka. Mereka senang sekali berdoa tetapi juga senang menelan atau merampas hak-hak janda. Janda dalam teks ini bukan bersifat subjektif tetapi janda memberikan gambaran orang yang tidak mampu, orang yang tidak empunya, orang yang kecil, orang yang hidupnya sangat tidak berdaya.

Sama seperti orang banyak yang mendengarkan pengajaran Yesus untuk tidak gila hormat seperti para ahli Taurat, kita juga sebagai pengikutnya diingatkan dalam hidup kita untuk tidak Gila Hormat, sebab Yesus memperingatkan dengan tegas, siapapun yang Gila Hormat akan mendapatkan hukuman yang berat (Mrk.12:40b). Gila hormat tidak membawah keuntungungan, gila hormat justru membuat kita jatuh dalam dosa, sebab segala sesuatu yang kita lakukan bukan untuk Kemuliaan TUHAN tetapi untuk kemuliaan diri kita sendiri. Ingat! Jangan sampai karena gila hormat, kita menjadi gila benaran, gila hormat bukan hanya merusak hubungan kita dengan TUHAN tetapi juga merusak psikis kita, merusak karakter kita, dan relasi kita dengan sesama di dunia ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun