Bilamana aku tak punya rasa
Akan kuhamburkan dan kutaburkan dekap ini dalam sorak
Namun itu tak mungkin kulakukan
Karena aku masih merasa
Meski kian tak berasa
Bilamana wajah ini tak lagi sama
Akan kugantungkan pada sebingkai jiwa tak berpenghuni
Namun itu tak mungkin kulakukan
Karena aku masih berwajah
Meski mulai kelam dan menggelap
Bilamana aku tak bertapak jiwa
Akan kulepaskan langkah ini hingga tapaknya menghilang
Namun itu tak mampu kulakukan
Karena jejak itu telah sedalam bumi
Meski mulai berkerak dan berselaput
Bilamana aku tak hadapkan kata
Akan kuabaikan doa pada Sang Maha Kuasa
Namun itu tak mampu kulakukan
Karena lemahnya hati tetap kurasa
Meski linangan airmata sering tak kuasa
Bilamana mata ini tak tatapkan keindahan
Akan kubiarkan kibas jiwa hadapkan diri
Namun itu juga tak mampu kulakukan
Karena mata cerminan hati
Meski sinergi itu tiada berperi
Bilamana hati tak goreskan kebenaran
Akan juga kulepaskan ia melanglang rasa
Namun itu juga masih tak mampu kulakukan
Meski ia sudah berkerangkeng besi
Karena hati adalah rasa dalam berbudi
Bilamana semua tak pernah ada
Tentu tak ada yang disesali
Tentu tak ada yang dibenahi
Tentu tak ada yang difahami
Tidak juga aku, dirimu, kita, juga mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H