Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Tahi Lalat Rin

21 November 2024   07:01 Diperbarui: 21 November 2024   09:34 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Rin, kukira Alex berkata begitu karena ada sesuatu yang harus kamu benahi. Bukan karena bosan melihat tahi lalatmu itu." Aku berkata serius. Rin menatapku sejenak. Agaknya dia belum memahami sepenuhnya apa yang kumaksudkan.

"Begini, Rin. Menurutku, kamu itu terlalu polos. Bagaimana kalau aku ajari sedikit bersolek? Tanpa harus menyingkirkan secara permanen tahi lalat pembawa keberuntunganmu itu." Lanjutku seraya berdiri. Kali ini Rin yang terperangah. Tapi kemudian dia mengangguk dan tertawa renyah.

"Bu Lilik benar. Akhir-akhir ini aku jarang memerhatikan diri sendiri. Tampil di depan suami awut-awutan. Jauh dari kata cantik!" Dia mengakui kelalaiannya. Aku meraih pundaknya dan berbisik, "Rin, kamu itu cantik. Hanya perlu dipoles sedikit."

Jadilah siang itu aku menggelar semua alat kosmetik yang selama ini tersimpan rapi di dalam laci. Lalu memandu Rin berdandan. Mulai dari cara memakai skin prep yang benar, mengaplikasikan foundation, memakai bedak tabur, menyadur lipstick, hingga melukis alis agar tampak rapi dan natural. 

Termasuk bagaimana cara menyamarkan tahi lalat di atas bibirnya itu.

Rin sangat antusias mengikuti langkah-langkah tata rias yang kuajarkan. Begitu usai, di depan cermin dia mematut diri sembari tersenyum-senyum. 

"Bu, sebentar lagi suamiku pulang kerja. Aku mau pamer wajah baru ini, ah! Wajah tanpa tahi lalat!" Rin beranjak pergi dengan langkah riang.

***

Sore hari, Rin lewat di depan rumah untuk mencari kucingnya yang tak kunjung pulang, Dia masih tampil cantik. 

Aku senang melihat keceriannya telah pulih. Semakin senang ketika dia mampir dan bilang begini, "Bu Lilik benar. Mas Alex terpana begitu melihat penampilanku. Jauh lebih segar, katanya. Tapi dia sempat terkejut dan marah saat melihat tahi lalatku hilang. Untung hanya disamarkan dengan foundation. Jadi aku bisa mengembalikannya lagi dengan sekali hapus."

Ujung-ujungnya tawa kami pun berderai. Baru berhenti ketika Rin teringat harus mencari kucingnya yang hilang dan aku harus mengisi token listrik yang rintihannya kian menjadi-jadi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun