Ini sungguh di luar nurul!
Jejak kenangan itu bisa dilihat di sini.
Lucunya, akibat terlalu gembira, akun pertama saya ini tidak bisa saya gunakan lagi karena saya lupa menyimpan password. Dan, saya mesti membuat akun baru lagi. Yakni akun yang terpakai hingga sekarang.
Kompasiana bagi Saya Masih Tempat Ternyaman untuk Belajar dan Menitipkan Karya
Tidak dipungkiri, semakin canggih teknologi semakin berpengaruh terhadap perkembangan dunia literasi. Dan, semakin banyak blog-blog menulis bermunculan bak jamur di musim hujan. Tidak sedikit dari blog-blog itu yang menawarkan profit menulis dengan nominal menggiurkan. Saya pernah beberapa kali mendapat tawaran itu. Bahkan dihubungi pihak pimred-nya langsung. Namun, setelah mempelajari syarat dan ketentuannya, saya memilih undur diri.Â
Saya menolak bukan karena saya tidak butuh uang. Bukan begitu. Saya memiliki alasan tertentu. Saya merasa tempat saya bukan di sana. Atau, barangkali saya sudah terlalu nyaman menulis di Kompasiana?
Begitulah. Jika sampai detik ini saya masih betah berada di rumah besar bernama Kompasiana ini, semata-mata karena kenyamanan yang terlanjur saya rasakan.Â
Akhirnya di penghujung artikel ini, izinkan saya menghaturkan terima kasih tiada terhingga kepada Kompasiana yang telah membersamai perjalanan tulisan-tulisan saya hingga sejauh ini. Dari tulisan sekadar curahan hati, tulisan edukasi, parenting, sampai bejibun cerpen dan puisi, telah saya percayakan untuk titip di sini.
Oh, iya. Bulan Oktober ini bertepatan dengan Hari Jadi Kompasiana ke-16, bukan? Sekalian izinkan saya mengucapkan, "Selamat Ulang Tahun Kompasiana yang ke-16. Semoga semakin jaya. Tetap berkibar dan tangguh di tengah kancah persaingan yang semakin ketat."
Salam hangat!