Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Artikel Utama

Ketika Sindrom "Father Hunger" Menyerang Anak-Anak Saya

16 Juli 2024   16:00 Diperbarui: 16 Juli 2024   19:01 847
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Input https://www.istockphoto.com

Saya berusaha sebaik mungkin menjadi orang tua tunggal yang bisa diandalkan. Meski saya tidak menutup mata, bahwa kehadiran sosok ayah bagi anak-anak tetaplah yang utama dan tidak bisa tergantikan.

Sampai pada suatu ketika saya menyadari, perlahan tapi pasti anak-anak telah terjangkit sindrom Father Hunger. 

Dari mana saya tahu?

Dari perubahan perilaku yang tertangkap oleh mata dan insting saya. Anak-anak yang semula ceria berubah menjadi insecure dan introvert.

Ya, sebagai ibu yang selalu mendampingi tentu saja saya dapat mengetahui dan merasakan perubahan perilaku tersebut, sekecil apa pun itu. 

Puncak perubahan perilaku ini terjadi pada fase peralihan atau usia pra remaja.

Bicara dari Hati ke Hati

Tentu, mendapati kenyataan yang cukup mengkhawatirkan ini, saya tidak boleh tinggal diam. Saya harus melakukan sesuatu untuk mencegah sindrom Father Hunger semakin leluasa bercokol dan menguasai jiwa anak-anak. Dan, langkah pertama yang saya ambil adalah: Saya mengajak anak-anak duduk satu meja untuk bicara dari hati ke hati. 

Input https://www.verywellfamily.com
Input https://www.verywellfamily.com

Saya menaruh harapan besar terhadap pendekatan secara intensif ini. Seraya tak henti memberi dorongan semangat agar anak-anak tampil lebih percaya diri, tidak insecure terhadap apa yang telah terjadi pada perjalanan hidup mereka sehubungan dengan perpisahan kedua orang tuanya.

"Perceraian bukanlah sesuatu yang memalukan. Bisa jadi ada rahasia Tuhan yang tidak kita ketahui, yang kelak menjadikan kita merasa sangat bersyukur."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun