"Ini jatah nasimu, Neng." Ibu pemilik warung menyodorkan bungkusan kecil ke arahku. Aku menerima pemberian itu tanpa berkata-kata. Sesudahnya, seperti biasa aku pergi meninggalkan warung dengan langkah gontai.Â
"Kita sudah berjanji tidak akan pulang sebelum menemukan Dewi Wahita dan Dewi Puyengan. Bukan begitu, anakku?" Aku berbisik seraya mendekap erat benda mungil tanpa rambut yang kuikat jadi satu dengan buku tua berjudul Minak Jinggo Gugur.
***
Malang, 14 November 2023
Lilik Fatimah Azzahra
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H